Rekam Jejak Adita Irawati, Jubir Kepresidenan Viral Imbas Tanggapi Gus Miftah Hina Penjual Es Teh

SURYA.CO.ID - Setelah Gus Miftah, juru bicara (jubir) Kantor Komunikasi Kepresidenan, Adita Irawati, jadi bulan-bulanan warganet. 

Ia viral setelah pernyataan kontroversial yang menyebut 'rakyat jelata' saat menyampaikan penyesalan atas sikap Gus Miftah yang menghina Sunhaji, penjual es teh.

Dalam pernyataannya, ia menyampaikan bahwa pemerintah sudah menegur Gus Miftah, yang merupakan Utusan Khusus Presiden.

Sayangnya, Adita melontarkan kata 'rakyat jelata' untuk menyebut rakyat di bawah garis kemiskinan.

Pernyataan itu menjadi sorotan warganet.

Pasalnya, kata tersebut diucapkah oleh Jubir Kepresidenan.

Siapa sosok Adita Irawati?

Adita Irawati merupakan seorang Jubir Kantor Komunikasi Kepresidenan. 

Sebelum jadi jubir, Adita Irawati pernah menjabat sebagai Jubir di Kementerian Perhubungan (Kemenhub) periode 2020-2024.

Bahkan, ia juga pernah menjadi Staf Khusus Presiden Jokowi di bidang komunikasi. 

Selain bergelut di bidang komunikasi Kepresidenan, Adita pernah menjabat sebagai Komisaris PT Citilink Indonesia. 

Ternyata, karier Adita Irawati di bidang komunikasi sudah berlangsung lama.

Perjalanan karier Adita Irawati dimulai dari dunia penyiaran dan industri telekomunikasi pada 1995 silam.

Wanita kelahiran 1971 ini merupakan lulusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Dia  pernah bergabung dengan PT Indosat Tbk pada 1996, sebagai management trainee.

Sejak itulah, ia meniti karier hingga menjabat Corporate Communications Group Head di tahun 2009. 

Tak main-main, Adita Irawati menjabat di PT Indosat selama satu dekade.

Minta Maaf

Setelah viral, Adita Irawati menyampaikan permohonan maaf.

Aditi menyadari diksi rakyat jelata yang dia gunakan memang kurang tepat.

"Pada kesempatan ini, saya ingin menjelaskan terkait pernyataan saya yang sedang ramai jadi perbincangan publik."

"Saya memahami, diksi yang saya gunakan dianggap kurang tepat."

"Untuk itu, secara pribadi, saya memohon maaf atas kejadian ini yang sebabkan kontroversi terhadap masyarakat," ujar Adita dalam Instagram resmi Kantor Komunikasi Kepresidenan, Kamis (5/12/2024).

Adita mengaku tidak sengaja ketika menyebut "rakyat jelata". 

Ia mengklaim bahwa kejadian serupa bisa saja terulang karena sudah terjadi pergeseran makna dalam diksi "rakyat jelata".

Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). menurutnya, rakyat jelata sama artinya seperti rakyat biasa.

"Kejadian ini sama sekali tidak disengaja dan sangat mungkin terjadi karena adanya pergeseran makna pada diksi yang saya gunakan di era saat ini," tuturnya. 

"Saya gunakan diksi tersebut sesuai dengan arti dan makna yang tercantum di dalam KBBI yang artinya adalah rakyat biasa. Yaitu kita semuanya rakyat Indonesia," sambungnya.

Adita kembali menegaskan, perkataannya tidak bermaksud merendahkan siapa pun.

Ia pun berjanji akan berintrospeksi diri dan lebih hati-hati dalam memilih kata ketika sedang bertugas.