Berita Lamongan
Ritual Mendak Sanggring di Ngimbang Lamongan, Proses Masak Sajian Tak Libatkan Kaum Hawa
Warga Desa Tlemang, Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan tetap mempertahankan adat ruwatan untuk kebaikan desa
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Warga Desa Tlemang, Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan tetap mempertahankan adat ruwatan untuk kebaikan desa yang mereka tinggali dan kemakmuran bagi warganya .
Bahkan sejak ribuan tahun lalu sampai sekarang prosesi ruwatan yang disebut Mendak Sanggring masih dilestarikan.
Tradisi ini terus dijaga sebagai bagian dari budaya komunal itu malah semakin kental dengan harmoni balutan musik karawitan yang ditampilkan di atas panggung.
Seperti prosesi Mendak Sanggring yang digelar dan dibarengi dengan prosesi sedekah bumi Mendak Sanggring Ki Buyut Terik, Jumat (29/11/2024).
Prosesi Mendak Sanggring juga disuguhkan makanan yang dimasak dan hanya dilakukan oleh kaum Adam.
Baca juga: Pilkada Lamongan 2024, Data C Hasil di Sirekap Lamongan Hampir Tuntas, Capai 99 Persen
Mendak Sanggring merupakan ritual adat masyarakat Desa Tlemang sebagai bentuk tradisi peringatan tahunan atas diwisudanya Ki Buyut Terik oleh Sunan Giri keempat sebagai pemimpin di Desa Tlemang.
Pada saat itu, prosesnya dilaksanakan setiap tanggal 24-27 Jumadil Awal Tahun Hijriyah. Wujud peringatan tersebut, yakni dengan disajikannya makanan khas Sanggring, yang berisi ayam dan kuah. Keunikannya, semua makanan itu harus dimasak oleh kaum pria.
"Yang masak khusus laki-laki. Perempuan tidak dilibatkan," ujar Kades Tlemang, Aris Pramono kepada SURYA, Jumat (29/11/2024).
Kenapa yang memasak harus laki-laki, Aris mengungkapkan, karena pria tidak punya hadas. Sehingga tradisi yang suci ini makanannya yang masak bapak-bapak.
Secara turun temurun, ritual adat ini setiap tahunnya diperingati oleh masyarakat Desa Tlemang bertepatan upacara sedekah bumi sebagai rasa syukur setelah panen raya.
Masyarakat selalu antusias dan semangat untuk melestarikannya setelah mendapat pengakuan secara nasional sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional.
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi yang terlibat dalam ritual Mendak Sanggring menyampaikan, dengan diakuinya budaya Mendak Sanggring sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional, maka menjadi alasan kuat untuk terus mendorong pelestariannya.
Dengan adanya warisan budaya tak berbenda itu, maka Desa Tlemang bisa menjadi desa wisata. “Saya harap budaya ini untuk terus dilestarikan dan dipertahankan," ujar Yuhronur.
Budaya ini juga sebagai peringatan atas dilantiknya Ki Buyut Terik oleh Sunan Praben atau Sunan Giri keempat. Selain itu, tradisi ini juga menandakan bahwa Desa Tlemang ini kaya budaya.
Sehingga ke depan, Yuhronur sepakat untuk menjadikan Desa Tlemang menjadi desa wisata.
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Bupati Yuhronur Efendi
Kabupaten Lamongan
Kecamatan Ngimbang Lamongan
Ritual Mendak Sanggring di Lamongan
Ibu-ibu di Kabupaten Lamongan Diajak Siapkan Generasi Masa Depan Bermoral dan Berkarakter |
![]() |
---|
Bantu Bibit Untuk Penanaman Pekarangan Pangan Bergizi, Polres Lamongan Wujudkan Swasembada Pangan |
![]() |
---|
Pemakaman Polisi yang Tewas saat Cek BBM Ilegal di Kalimantan Timur Khidmat, Anak Korban Histeris |
![]() |
---|
Mendapat Bantuan Pupuk Non Subsidi dari Pemkab Lamongan, Petani Tambak Sumringah |
![]() |
---|
Lamongan Siaga Merah, Air Sungai Bengawan Solo Meluber Genangi Pemukiman Warga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.