Sengit Di Madura, Risma-Gus Hans Menang di TPS 1 Modung Bangkalan, Tetapi 0 Suara di 2 TPS Sampang

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Hasil penghitungan suara dari Pilgub Jatim 2024, Rabu (27/11/2024), memperlihatkan dua pasangan calon (paslon) Gubernur-Wakil Gubernur Jatim saling mendominasi di TPS berbeda.

Beberapa saat setelah tahapan pemungutan suara berakhir, beredar C1 Plano perolehan suara di yang memperlihatkan keunggulan paslon 03  Tri Rismaharini-KH Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) di TPS 1 Desa Langpanggang, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan.

Risma-Gus Hans unggul telak dari paslon nomor urut 01, Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Hakim serta paslon nomor urut 02, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak.

Di TPS yang berlokasi di kecamatan paling ujung Timur Bangkalan berbatasan dengan Kabupaten Sampang itu, Risma-Gus Hans mendulang 541 suara, sementara Khofifah-Emil 14 suara, dan Luluk-Lukman 3 suara.   

“Hasil pantauan real count dari tim lapangan masih aman, tidak seperti yang quick count. Aman artinya, memang di beberapa titik kita menang, di beberapa titik kita kalah. Dan ketika kalah juga tipis tidak terlalu jauh. Seperti Surabaya, begitu juga di Malang, dan Pasuruan,” ungkap Ketua Tim Pemenangan 03, Kiai Imam kepada SURYA.

Selain C1 Plano TPS 1 Desa Langpanggang, Kecamatan Modung, Kiai Imam juga memiliki kiriman foto C1 Plano TPS 14 Desa Tlambah, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang. Di mana Khofifah-Emil unggul perolehan 517 suara.

“C1 di Karang Penang itu juga luar biasa, kehadiran 100 persen untuk 02. Jadi paslon 01 dapat nol suara dan paslon 03 dapat nol suara. Dan 600 suara pas 100 persen. Jadi di Bangkalan ada fakta menarik, di Sampang juga ada fakta menarik juga,” jelas Kiai Imam.

Keunggulan mutlak untuk Khofifah-Emil juga beredar melalui foto C1 Plano di TPS 06 Desa Lar Lar, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang. 

Paslon nomor urut 02 itu meraup seluruh suara sejumlah 548 suara, sementara dua paslon lainnya tanpa perolehan suara.

“Ini kan kekurangdewasaan dalam berpolitik, jadi memang masih ada beberapa wilayah yang kedewasaan berpolitiknya masih rendah. Kemudian benturan kepentingan cukup tinggi, itu kepentingan lokal saya kira yan mewarnai. Ditambah masih rendahnya kedewasaan berpolitik masyarakat,” pungkas Kiai Imam. *****