Pilgub Jatim 2024

Usai Debat Pilgub Jatim 2024, Luluk-Lukman Unggul Jauh di Hasil Polling Akun X Faizal Akbar

Pasca debat publik kedua Pilgub Jatim 2024, Luluk-Lukman santer dibicarakan di media sosial.

Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Cak Sur
Istimewa/Tangkapan Layar
Paslon Cagub Cawagub nomor urut 1, yaitu Luluk dan Lukman unggul di hasil Polling Akun X milik Faizal Akbar. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Pasca debat publik kedua Pilgub Jatim 2024,  Calon Gubernur Jawa Timur dan Calon Wakil Gubernur Jawa Timur nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Khakim santer dibicarakan di media sosial (medsos).

Dalam debat kedua yang digelar KPU Jatim pada Minggu (5/11/2024) malam itu, Luluk tampil bak macan panggung.

Dengan suara khasnya yang berat, Luluk berkali-kali mematahkan komentar calon Petahana Khofifah Indar Parawansa. Apalagi saat Khofifah pamer raihan penghargaan.

Walau masih baru di telinga masyakat Jatim, Luluk sukses membuat penoton debat tercengang. Apalagi dia menyuguhkan bukti data yang memperkuat argumennya.

Di media sosial X, komentar pedas Luluk pun menjadi perbicangan hangat, akun @akbarfaizal68 yang punya 236.953 pengikut membuat polling Pilgub Jatim.

"Hallo Jawa Timur. Aku nang Suroboyo saiki. Ayo nggawe survei kilat: Arep milih sopo?" katanya.

Polling yang diadakan Akbar Faizal pun diserbu pengguna medsos X. 

Berdasarkan pantauan Tribun Network, dalam polling tersebut, paslon yang diusung PKB ini menang telak dengan peroleh polling 58 persen.

Untuk paslon nomor urut 3 Risma-Gus Hans berada di urutan kedua dengan peroleh polling 33 persen.

Sedangkan paslon nomor urut 2, Khofifah-Emil berada di posisi paling buncit dengan perolehan polling 9 persen.

Diketahui, hasil akhirnya polling itu di-vote oleh 13.794 suara pengguna medsos X, dan mendapat penayangan 35 ribu lebih dan diposting ulang sebanyak 130 kali.

Sebelumnya juga telah diberitakan Tribun Network, Luluk menyangkal klaim Khofifah soal prestasi SMK di tengah tingginya pengangguran di Jatim, dalam debat kedua Pilgub Jatim 2024, di Grand City Convention Surabaya pada Minggu (3 /11/24) malam.

Luluk menanggapi pernyataan Khofifah Indar Parawansa, yang menyebutkan prestasi positif dalam pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di provinsi tersebut.

Luluk mengungkapkan, adanya ketimpangan yang perlu segera dibenahi demi peningkatan kualitas pendidikan kejuruan di provinsi ini.

Ia menyatakan, bahwa klaim tersebut bertolak belakang dengan kenyataan yang ada di lapangan.

“Ini agak paradoks ya dengan apa yang terjadi di Jawa Timur,” ujar Luluk.

Lebih lanjut, Luluk menegaskan, bahwa angka pengangguran terbuka di Jawa Timur justru meningkat, dan salah satu penyebabnya adalah lulusan SMK.

“Karena angka pengangguran terbuka itu justru disumbangkan oleh SMK, menunjukkan adanya masalah yang lebih mendasar terkait sistem pendidikan vokasi yang ada saat ini," tambahnya.

Luluk menilai, bahwa tidak ada perencanaan yang matang dalam pengembangan SMK di Jawa Timur.

Menurutnya, hal ini terjadi karena kurangnya studi analisis yang mendalam mengenai kebutuhan industri serta daya dukung dan ekosistem di mana SMK didirikan.

“Bahwa tidak ada perencanaan yang sangat matang dan berbasiskan studi analisis yang mendalam terkait dengan kebutuhan, industri dan juga daya dukung serta ekosistem di mana SMK itu didirikan,” jelas Luluk.

Sebagai langkah untuk memperbaiki kondisi tersebut, Luluk mengusulkan untuk merekrut dewan pakar yang akan bekerja sama dengan pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya.

“Oleh karena itu, kami akan merekrut dewan pakar bersama pemerintah dan sekitarnya agar bisa menghasilkan kurikulum yang dibutuhkan,” ujarnya.

Dengan langkah tersebut, Luluk berharap dapat menciptakan sistem pendidikan vokasi yang lebih relevan dan mampu menjawab kebutuhan pasar kerja di Jawa Timur.

Luluk meyakini, bahwa perubahan ini sangat penting agar lulusan SMK tidak hanya mendapatkan pendidikan, tetapi juga dapat bersaing di dunia kerja.

Luluk menekankan, bahwa pengembangan SMK harus didasarkan pada analisis yang tepat agar bisa menciptakan tenaga kerja yang siap pakai dan mengurangi angka pengangguran di kalangan lulusan SMK.

“Kami ingin memastikan, bahwa setiap lulusan SMK memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri,” ucap Luluk.

Melalui pernyataan ini, Luluk berupaya menunjukkan komitmennya untuk memperbaiki sistem pendidikan di Jawa Timur, dan menciptakan lapangan kerja yang lebih baik bagi masyarakat.

Dengan perubahan yang tepat, ia yakin Jawa Timur bisa memiliki generasi muda yang lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja.

Pun demikian juga Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jawa Timur nomor urut 1 usungan PKB, Lukmanul Khakim mengungkapkan kekecewaannya terhadap minimnya dukungan dari pemerintah provinsi terhadap pesantren selama lima tahun terakhir.

Dalam pernyataannya di debat kedua Pilgub Jatim 2024, Lukman menilai, bahwa meskipun ada klaim tentang keberpihakan, realitasnya menunjukkan hal yang berbeda.

“Ada catatan sedikit, bahwa sepanjang pemerintahan lima tahun kemarin terkait upaya keberpihakan kepada pesantren, tetapi nyatanya sampai saat ini belum ada pergub pesantren,” ujar Lukman.

Lukman menambahkan, bahwa kondisi ini membuat banyak pesantren di Jawa Timur mengalami kesulitan.

“Yang terjadi adalah banyak pesantren yang justru melas mesakke, karena belum mendapatkan perhatian maksimal dari pemerintahan provinsi,” tuturnya.

Dia menekankan pentingnya perhatian yang lebih besar dari pemerintah, untuk membantu pesantren yang menjadi pilar penting dalam pendidikan agama dan karakter masyarakat.

Lukman menggarisbawahi perlunya regulasi yang jelas untuk mengatur pengelolaan pesantren.

Dengan adanya regulasi seperti pergub, Lukman berharap pesantren bisa mendapatkan dukungan yang layak dari pemerintah, baik dalam bentuk anggaran maupun program pemberdayaan.

Ia meyakini, bahwa dukungan pemerintah yang lebih baik akan meningkatkan peran pesantren dalam masyarakat.

Lukmanul Khakim menegaskan komitmennya untuk menjadikan pesantren sebagai prioritas dalam program pemerintahannya jika terpilih.

Dalam pandangannya, keberpihakan yang kuat terhadap pesantren akan menghasilkan generasi yang berakhlak dan berilmu, siap menghadapi tantangan zaman.

Melalui pernyataannya, Lukman mengajak masyarakat untuk menyadari pentingnya peran pesantren dalam pembangunan sosial dan ekonomi di Jawa Timur.

Dengan demikian, dia berharap bahwa pesantren tidak akan lagi merasa terabaikan dan dapat berkontribusi lebih maksimal bagi kemajuan daerah.

➢ IKUTI UPDATE BERITA MENARIK LAINNYA di GOOGLE NEWS SURYA.CO.ID

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved