Pilgub Jatim 2024

Debat Pilgub Jatim 2024, Luluk Soroti Tingginya Pengangguran dan Sangkal Klaim Khofifah Soal SMK

Cagub Pilgub Jatim 2024, Luluk Nur Hamidah, menanggapi pernyataan Khofifah yang menyebutkan prestasi positif dalam pengembangan SMK di Jatim

Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: irwan sy
ahmad zaimul haq/surya.co.id
Cagub Pilgub Jatim 2024 nomor urut 1 usungan PKB, Luluk Nur Hamidah, menyoroti persoalan tingginya pengangguran di Jatim dalam debat Pilgub Jatim 2024 kedua yang berlangsung di Grand City Convention Surabaya pada Minggu (3 /11/24) malam. 

SURYA.co.id, SURABAYA - Cagub Pilgub Jatim 2024 Nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah, menanggapi pernyataan Khofifah Indar Parawansa, yang menyebutkan prestasi positif dalam pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jatim.

Luluk mengungkapkan adanya ketimpangan yang perlu segera dibenahi demi peningkatan kualitas pendidikan kejuruan di provinsi ini.

Ia menyatakan bahwa klaim tersebut bertolak belakang dengan kenyataan yang ada di lapangan.

“Ini agak paradoks ya dengan apa yang terjadi di Jawa Timur,” ujar Luluk saat debat Pilgub Jatim 2024 kedua yang berlangsung di Grand City Convention Surabaya pada Minggu (3 /11/24) malam.

Lebih lanjut, Luluk menegaskan bahwa angka pengangguran terbuka di Jawa Timur justru meningkat, dan salah satu penyebabnya adalah lulusan SMK.

“Karena angka pengangguran terbuka itu justru disumbangkan oleh SMK,” tambahnya, menunjukkan adanya masalah yang lebih mendasar terkait sistem pendidikan vokasi yang ada saat ini.

Luluk menilai bahwa tidak ada perencanaan yang matang dalam pengembangan SMK di Jawa Timur.

Menurutnya, hal ini terjadi karena kurangnya studi analisis yang mendalam mengenai kebutuhan industri serta daya dukung dan ekosistem di mana SMK didirikan.

“Bahwa tidak ada perencanaan yang sangat matang dan berbasiskan studi analisis yang mendalam terkait dengan kebutuhan, industri, dan juga daya dukung serta ekosistem di mana SMK itu didirikan,” jelasnya.

Sebagai langkah untuk memperbaiki kondisi tersebut, Luluk mengusulkan untuk merekrut dewan pakar yang akan bekerja sama dengan pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya.

“Oleh karena itu, kita akan merekrut dewan pakar bersama pemerintah dan sekitarnya agar bisa menghasilkan kurikulum yang dibutuhkan,” ujarnya.

Dengan langkah tersebut, Luluk berharap dapat menciptakan sistem pendidikan vokasi yang lebih relevan dan mampu menjawab kebutuhan pasar kerja di Jawa Timur.

Ia meyakini bahwa perubahan ini sangat penting agar lulusan SMK tidak hanya mendapatkan pendidikan, tetapi juga dapat bersaing di dunia kerja.

Luluk menekankan bahwa pengembangan SMK harus didasarkan pada analisis yang tepat agar bisa menciptakan tenaga kerja yang siap pakai dan mengurangi angka pengangguran di kalangan lulusan SMK.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap lulusan SMK memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri,” ucap Luluk.

Melalui pernyataan ini, Luluk berupaya menunjukkan komitmennya untuk memperbaiki sistem pendidikan di Jawa Timur dan menciptakan lapangan kerja yang lebih baik bagi masyarakat.

Dengan perubahan yang tepat, ia yakin Jawa Timur bisa memiliki generasi muda yang lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved