Pilgub Jatim 2024

Datangi Pusat Usaha Dupa di Wagir Malang, Khofifah Dorong Perluasan Akses Pasar

Produksi dupa dari desa ini banyak dikirim ke Bali, dan mencapai puncaknya jika jelang perayaan hari raya Nyepi.

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/fatimatuz
Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau sentra kerajinan dupa di Desa Dalisodo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Senin (28/10/2024) sore. 

SURYA.CO.ID, MALANG- Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau sentra kerajinan dupa di Desa Dalisodo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Senin (28/10/2024) petang.

Khofifah menyapa para perajin dupa yang mayoritas adalah lansia namun masih sangat bersemangat untuk memproduksi dupa.

Produksi dupa dari desa ini banyak dikirim ke Bali, dan mencapai puncaknya jika jelang perayaan hari raya Nyepi.

“Di sini adalah sentra industri rumahan penghasil dupa. Sentra usaha dupa di sini cukup terkenal. Bahkan kebutuhan dupa di Bali, pemasoknya adalah perajin dupa dari Kecamatan Wagir ini,” kata Khofifah.

Dalam kunjungan ini, Khofifah berdialog dan mendampingi langsung para perajin dupa yang membuat dupa dari bahan serbuk jati. 

Selain serbuk kayu, bahan baku dupa juga dicampur rempah-rempah dan wewangian herba.

Campuran ini yang kemudian menghasilkan dupa yang jika dibakar, dupa akan mengeluarkan aroma harum.

Para ibu-ibu pekerja di home industry dupa di Wagur ini menjelaskan pada Khofifah bahwa proses membuat dupa ini dilakukan pelapisan serbuk kayu dan lem hingga empat kali. 

Setelah itu, dupa itu dicetak dalam bentuk gulungan, baru dijemur hingga kering. Lalu, proses berikutnya pengecatan dengan pewarna buatan.

“Ini merupakan keunggulan dari Jawa Timur, yang kita dorong agar pasarnya semakin luas dan bisa meningkat dan bisa berdaya saing dengan produk pabrikan,” ujar Khofifah.

Sebab kampung sentra kerajinan dupa ini sangat otentik. Dimana usaha ini sudah dijalankan secara manula selama puluhan tahun.

Dan sudah menadi trademark bahwa mencari sentra perajin dupa adalah Wagir ini. 

“Ini sebuah potensi ekonomi yang sangat menjanjikan. Karena bahan bakunya ada, pasarnya luas, dan harganya bersaing. Tentu ke depan kita akan dorong bagaimana agar usaha ini terus bisa menjadi pengungkit ekonomi warga masyarakat di kawasan Wagir,” ujarnya.

“Bahkan kalau memungkinkan bisa di ekspor. Maka kalau di Pemprov ada pelatihan yang kami berikan untuk merk, pengemasan hingga teknis pemasaran, kita akan bantu,” kata Khofifah.

Di sisi lain, pemilik usaha dupa, Sukarmo menegaskan bahwa saat ini pihaknya telah mempekerjakan belasan pegawai. Setiap harinya, ia bisa memproduksi dupa hingga ratusan kilo.

“Sehari satu pegawai bisa memproduksi sampai 50 kilogram. Satu minggunya biasanya bisa produksi sampai dua ton,” ungkap Sukarmo.

Proses pembuatan dupa sendiri masih manual. Sukarmo menerangkan, semua prosesnya masih menggunakan tenaga manusia.

Mulai dari mencampur stik kayu dengan cairan soda api, kemudian mencampur dengan bahan kayu lekat hingga mencampur serbuk kayu.

Ia mengatakan, saat ini pasar utamanya adalah pengiriman ke Bali. Produk dupa dari Wagir dijual dengan harga Rp 250 ribu per 40 gram.

Ke depan pihaknya optimis sentra industri dupa di Kecamatan Wagir bisa lebih mengakses pasar lebih luas bahkan ekspor.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved