Berita Bangkalan

AHEM, Nakalnya Si Abah Bangkalan Goda Siswinya, Percakapan di WA Bernada Ajakan Bocor di Medsos

Aba S’ lengkap dengan foto profil WA seorang pria berpakaian gelap sambil menggenggam sepucuk senjata api jenis FN

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
surya/ahmad faisol (edo)
Screenshot atau tangkapan layar percakapan via WA antara seorang oknum pengasuh ponpes di Kabupaten Bangkalan dengan santriwatinya. 

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Indikasi kejahatan seksual pada anak di bawah umur terjadi di Bangkalan, diduga dilakukan seorang oknum di pesantren di Bangkalan terhadap seorang anak didiknya.

Yang mencemaskan, ternyata ada cuplikan percakapan antara pelaku dan korban di WhatsApp (WA) yang beredar luas di media sosial (medsos).

Screenshot atau tangkapan layar berisi percakapan genit pelaku yang disapa si Abah itu, diduga ditujukan kepada siswinya yang bernada ajakan berbuat tidak senonoh. 

Hingga Jumat (25/10/2024) siang,  percakapan di medsos itu menjadi buah bibir masyarakat.  Pada screenshot yang beredar, tertulis nama ‘Aba S’ lengkap dengan foto profil WA seorang pria berpakaian gelap sambil menggenggam sepucuk senjata api jenis FN hitam di tangan kirinya.  

Dalam percakapan berbahasa Madura, si Abah terkesan memaksakan kehendaknya kepada santriwati tersebut. ‘Engko riyah aslinah kebayang terus, ayo pole sekalean aggik…male cellep tang ateh, male lok peggel’ (Saya ini sebenarnya terbayang terus, ayo sekali lagi..biar tenang hati ku, biar tidak kesal).

Kalimat ajakan itu kemudian dibalas santriwati dengan kata, ‘Enteen baa’ (tidak aba). Namun penolakan secara halus itu tampaknya tidak menyurutkan hasrat si Abah untuk kembali memaksa santriwati.

‘Sekalean aggik, male beres peggeleh tang ateh, lok taoh pole hedeh mik lakar lebur e kapeggel engkok’ (Sekali lagi, biar kesal hati ku mereda, tidak tahu lagi kalau kamu memang senang membuat ku marah).

Penolakan santriwati itu tampaknya membuat si Abah meradang, murka, bahkan hingga melaknat santriwati. ‘Le bennyak buktenah oreng seh nyiksah tang ateh padeh ancor odik eng. King terro ancorah odik eng ngara. Engkok lok taoh, pokok hari ini, pagi ini..jek tunda, tanpa alasan’.

Artinya, Sudah banyak buktinya orang yang menyiksa hati ku, sama-sama hancur hidupnya. Hidupnya ingin hancur hidupnya, saya tidak mau tahu, hari ini, pagi ini, jangan ditunda, tanpa alasan.

Terdapat pula jawaban santriwati, ‘Beni pon se dek nikah kauleh lok terro ngalakonih kadik nikah pole (Bukan begitu, saya tidak ingin berbuat seperti itu lagi).

Informasi yang dihimpun SURYA, santriwati itu masih berusia 13 tahun atau masih duduk di bangku SD. Saat ini ia sudah tidak menginap lagi di ponpes tersebut.

Selain tangkapan layar percakapan, beredar juga dua rekaman voice note berbahasa Madura suara seorang pria diduga si Abah yang diteruskan berkali-kali. 

Salah satunya berbunyi, ‘Ketomanan hedeh, buk rembuk gilok mareh e pate’eh hp. Lok ngargeih sekaleh hedeh, kenga’ih yeh, laknat hedeh, mander e laknatdeh bik Allah’.

(Kebiasaan kamu, ngobrol belum selesai matikan ponsel. Kamu tidak menghargai sama sekali. Ingat ya, kamu laknat, semoga dilaknat Allah). ****

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved