Berita Blitar

Berawal dari Dapur, Ibu di Ponggok Blitar Sukses Tekuni Minuman Sari Nanas Beromzet Rp 11 Juta/Hari

Samrotul Azizah asal Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, sukses menekuni usaha minuman olahan dari buah nanas dengan merk Segarrr.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: irwan sy
samsul hadi/surya.co.id
Samrotul Azizah (43), ibu rumah tangga asal Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, sukses menekuni usaha minuman olahan dari buah nanas dengan merk Segarrr. 

"Karena produk kami berkualitas, pakai perasa asli buah nanas, gulanya juga asli dan airnya direbus, jadi orang minum nyaman di tenggorokan tidak bikin batuk dan serik, makanya banyak yang mencari," ujarnya.

Saat ini, untuk produksi harian, Azizah hanya pakai satu mesin kapasitas kecil.

Ia membutuhkan minimal dua kuintal nanas untuk produksi per harinya.

Dengan satu mesin kecil, ia bisa memproduksi 2.500 dus per hari dengan jumlah pekerja 10 orang dan jam kerja mulai pukul 07.00 WIB-pukul 16.00 WIB.

Tiap harinya, ia bisa menjual 500 dus minuman sari nanas dengan pemasaran hanya di AG Raya mulai Blitar, Kediri, Nganjuk, Tulungagung dan Trenggalek.

Sedang untuk momen puasa Ramadan, biasanya ia mulai menyetok produk sejak tiga bulan sebelum puasa.

Selama tiga bulan sebelum puasa, ia memproduksi minuman sari nanas pakai dua mesin dengan jam kerja 24 jam.

Ia juga menambah pekerja dari 10 orang menjadi 22 orang untuk memproduksi minuman sari nanas menghadapi momen puasa Ramadan.

Dengan mengoperasikan dua mesin dan waktu kerja 24 jam, ia bisa memproduksi 5.000 dus minuman sari nanas, tiap dusnya berisi 32 cup per harinya.

Pemasaran minuman sari nanas pada momen puasa Ramadan juga lebih luas sampai Lampung, Bali, Surabaya, Malang, Ponorogo dan Madiun.

Untuk harga grosir minuman sari nanas dijual Rp 23.000 per dus dan harga eceran Rp 25.000 per dus.

Harga grosir minimal pembelian 100 dus.

"Hari biasa, saya bisa menjual 500 dus per Hari. Kalau harga grosir Rp 23.000 per dus berarti omzetnya sekitar Rp 11 juta per hari. Kalau momen puasa, bisa menjual 5.000 dus per hari, tinggal mengalikan saja dengan harga grosir. Tapi itu omzet ya," katanya.

Azizah merasa bersyukur usahanya berkembang.

Setidaknya, ia bisa membantu membuka lapangan kerja untuk warga di desanya.

Ia hanya merekrut para pekerja yang ber-KTP Desa Sidorejo.

"Sekarang saya masih belajar membuat produk buah nanas kemasan kaleng untuk diekspor. Sudah ada buyer dari Timur Tengah yang menawari ekspor buah nanas kemasan kaleng," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved