SURYA Kampus

Sosok Alfin, Anak Pemulung Jadi Wisudawan Terbaik UT dan Kini Dapat Beasiswa LPDP S2 di UGM

Inilah sosok Alfin, anak pemulung yang jadi wisudawan terbaik Universitas Terbuka (UT). Kini dapat beasiswa S2 LPDP di Universitas Gadjah Mada

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Youtube/dok.pribadi
Alfin, anak pemulung 

SURYA.CO.ID - Terlahir dari keluarga yang kurang beruntung dalam segi finansial, tak membuat Alfin Dwi Novemyanto langsung pasrah terhadap nasibnya.

Ia terus berjuang demi mewujudkan cita-cita mengenyam pendidikan tinggi.

Setelah lulus sarjana dari Universitas Terbuka (UT), Alfin pun mencoba mendaftar beasiswa S2 LPDP di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Beruntung, ia pun mendapatkan beasiswa tersebut.

Kisah Alfin ini lantas menjadi inspirasi banyak orang.

Bagaimana kisahnya?

Alfin mengaku tak menyangka cerita hidupnya bisa dijadikan motivasi bagi banyak orang.

Bahkan, ia sendiri tak menyangka bisa sampai di titik sekarang.

Mengingat, ibunya hanya pengumpul barang rongsokan alias pemulung dengan pendapatan tak menentu setiap harinya.

"Alvin tidak menyangka. Karena kondisi keluarga yang seperti itu, memang bisa ya anak orang miskin atau anak seorang pemulung bisa sukses?" ujarnya, dikutip dari kanal YouTube TRANS TV Official.

Namun, ia berusaha menyingkirkan pemikiran negatif itu. 

"Tapi ketika saya membuat target, ternyata bisa mencapai S2 tersebut," tuturnya.

Dapat Beasiswa S2

Sebenarnya Alfin sempat menolak kuliah karena terkendala biaya. 

Selepas sekolah menengah atas (SMA), ia memilih untuk bekerja. 

Suatu ketika seorang guru semasa sekolah menengah atas (SMA) memberi tahu ada beasiswa Bidikmisi untuk Program Studi Ilmu Hukum di UT. 

Alfin mencoba daftar dan diterima. 

Selama kuliah, ia masih tetap bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.

Namun, ia tak lupa dengan kewajiban sebagai mahasiswa. Ia pun mendapat banyak prestasi semasa kuliah. 

Bukan hanya piagam penghargaan, Alfin juga mendapat hadiah berupa uang dari lomba yang dimenangkannya.

Uang tersebut kemudian ditabung untuk jajan dan kebutuhan lain.

Proses kuliah sarjana diikuti Alfin dengan sangat baik.

Ia menjadi Mahasiswa Prestasi Utama UT hingga lulusan terbaik IPK tertinggi di UT pada 2023.

Setelah lulus UT, ia mencoba daftar beasiswa LPDP untuk melanjutkan studi ke jenjang S2. 

Pemuda kelahiran 1999 itu mengaku sempat diremehkan karena sarjana lulusan UT.

Namun, dia tetap berhasil memperoleh beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Alfin mendapat bantuan untuk mendaftar LPDP, karena pernah membantu penelitian seseorang.

Dia mengaku senang dikelilingi oleh orang-orang yang baik.

Pindah-pindah karena diusir

Lebih lanjut, Alfin menceritakan perjuangan hidupnya bersama dua saudara kandungnya.

Menjadi satu-satunya anak laki-laki di keluarga, Alfin menjadi harapan bagi keluarga setelah orang tuanya bercerai.

Alfin tinggal bersama kakak, adik, dan ibunya. Mereka tinggal di sebuah kos-kosan.

Selama hidup berempat, mereka pernah diusir dari indekos.

"Saat saya kuliah, Ibu seorang pemulung. Kita suka pindah-pindah kos, sering diusir karena sampah (rongsokan) ibu mengganggu, kayak gitu," kenangnya.

Sempat kebingungan mencari tempat tinggal, ibunya lantas membangun gubuk di pinggi rel.

Tapi, lagi-lagi mereka harus pindah karena digusur.

"Ibu bangun gubuk di pinggir rel dan itu sempat digusur juga. Dari itu Ibu memutuskan untuk pisah rumah (dengan anak-anak) buat ngurus rongsokan tadi," terangnya.

Ikuti berita selengkapnya di Google News Surya.co.id

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved