Berita Surabaya

Hadiri Halaqah Pemikiran KH Hasyim Asy’ari, Gus Kikin Ajak Masyarakat Teladani Semangat Pendiri NU

Ketua PWNU Jawa Timur, KH Abdul Hakim Mahfudz atau yang akrab disapa Gus Kikin, memberikan nasihat seputar perjuangan KH Hasyim Asy’ari.

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: irwan sy
bobby constantine koloway/surya.co.id
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Abdul Hakim Mahfudz atau yang akrab disapa Gus Kikin hadir pada acara Halaqoh Pemikiran Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy'ari, Sabtu (28/9/2024) di Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Abdul Hakim Mahfudz atau yang akrab disapa Gus Kikin, memberikan nasihat seputar perjuangan KH Hasyim Asy’ari.

Dalam dewasa ini, Gus Kikin mengingatkan masyarakat untuk meneladani semangat Resolusi Jihad yang dicetuskan KH Hasyim Asy’ari.

"Pasca Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, ternyata Belanda kembali hadir ke Indonesia bersama Inggris. Momentum inilah yang memunculkan lahirnya Resolusi Jihad," kata Gus Kikin pada acara Halaqoh Pemikiran Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari, Sabtu (28/9/2024).

Berlangsung di Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya, acara ini digelar oleh Pengurus Wilayah (PW) Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (Ikapete) Jawa Timur.

Acara ini bertajuk 'Mengaktualisasikan Semangat Resolusi Jihat dalam Pembangunan Indonesia Sepanjang Masa'.

Gus Kikin menerangkan, Resolusi Jihad tercetus Pada 22 Oktober 1945, KH Hasyim Asy’ari.

Sebagai ulama sekaligus pahlawan nasional Indonesia, Kiai Hasyim mencetuskan fatwa resolusi jihad untuk mengajak umat mempertahankan kemerdekaan.

Resolusi jihad dicetuskan pada 22 Oktober 1945 untuk mempertahankan kemerdekaan RI setelah Indonesia yang kembali diserang oleh sekutu.

Melalui resolusi ini, masyarakat Indonesia dari berbagai wilayah berkolaborasi untuk mempertahankan Indonesia.

Atas jasa kalangan kiai, santri, hingga masyarakat yang berjuang saat itu, pemerintah pusat kemudian menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.

Presiden Joko Widodo menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional pada 15 Oktober 2015 silam.

Dengan panjangnya garis perjalanan sejarah tersebut, Gus Kikin menegaskan bahwa mempertahankan kemerdekaan Indonesia pasca proklamasi tidaklah mudah.

"Berkat Resolusi Jihad, semangat arek-arek Surabaya terbakar dan memberikan perlawanan besar kepada Belanda. Belanda dan Inggris yang menargetkan dapat merebut kemerdekaan Indonesia, ternyata justru mengalami kekalahan besar. Bahkan, mereka akhirnya harus angkat kaki dari Indonesia," kata Gus Kikin yang juga cicit KH Hasyim Asy’ari tersebut.

Melalui momentum Halaqoh tersebut, Gus Kikin mengajak para jamaah untuk ikut melanjutkan semangat KH Hasyim yang juga pendiri Nahdlatul Ulama (NU) tersebut, terutama dalam menjaga persatuan, meneguhkan semangat menjaga kemerdekaan, dan bersama-sama memerangi kebodohan serta kemiskinan.

"Begitu banyak ide dan kontribusi Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari bukan hanya pada kemerdekaan, namun juga perkembangan keilmuan di Indonesia. Sebagai generasi penerus, selaiknya kita melanjutkan semangat beliau dalam mengisi kemerdekaan. Banyak tantangan, namun hal ini bisa diwujudkan dengan dengan meneladani pemikiran beliau," ujarnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved