Berita Viral

Cerita Anggi Pegawai Indomaret Pilih Resign dan Rintis Budidaya Jamur, Kini Penghasilan Rp 10 Juta

Wanita asal Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim), Anggi Aptiningsih, menceritakan perjuangan merintis budidaya jamur. Ini kisahnya

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Youtube Pecah Telur
Anggi, mantan pegawai Indomaret jadi petani jamur 

SURYA.CO.ID - Wanita asal Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim), Anggi Aptiningsih, menceritakan perjuangan merintis budidaya jamur

Anggi memiliki ketertarikan pada budidaya jamur sejak masih di sekolah menengah atas (SMA).

Namun, ia harus mengubur mimpi tersebut karena belum menemukan target konsumen yang disasar sebab budidaya jamur masih dianggap tabu. 

Baca juga: Kisah Abah Opid Tinggal Sebatang Kara di Gubuk, Tiap Hari Mengamen Demi Beli Perlengkapan Salat

Ia pun memutuskan bekerja sebagai karyawan di pabrik triplek hingga Indomaret.

Hingga pada 2020, ia mendengar kabar bahwa budidaya jamur sudah menjamur di Banyuwangi

"Saya tertarik budidaya jamur lagi. Keinginan yang sudah lama saya pendam," katanya, dikutip dari Youtube Pecah Telur.

Meski sempat mendapat pertentangan dari orang tua, ia bertekad untuk mewujudkan cita-citanya sebagai petani jamur.

"Awalnya, saya tidak 100 persen didukung karena udah kuliah," katanya.

Pihak keluarga pun lebih mendukungnya menjadi guru sekolah dasar (SD) sesuai dengan jurusan kuliahnya.

Namun, ia tetap teguh pada pendiriannya.

"Tapi kok enak jadi pengusaha," katanya.

Baca juga: Sosok Raja dan Egi, Suami dan Istri yang Kompak Raih Gelar Doktor Bareng di ITS Surabaya

Dengan uang yang ia dapat selama bekerja sebagai karyawan Indomaret dan pabrik triplek, Anggi mulai merintis bisnis budidaya jamur dari nol.

Di awal usahanya, Anggi mengalami kegagalan.

Namun, kegagalan itu tak membuatnya menyerah. Anggi mulai mencari tahu strategi budidaya jamur.

"Buat baglog semuanya gagal. Saya keliling ke petani. Bertanya komposisinya apa. Resepnya apa," tuturnya.

Seiring berjalan waktu, Anggi mulai menemukan ramuan pas untuk bisnisnya.

Ia pun mencoba membeli media tanam berbentuk silinder yang berisi bibit jamur tiram (baglog) sebanyak 100 buah seharga Rp 250.000.

Dari situ, usahanya mulai membuahkan hasil.

Pada 2021, ia mulai membeli menambah bahan-bahan untuk bisnisnya dengan total pengeluaran Rp 1 juta. 

Berkat ketekunan dan strategi pemasaran yang baik, kini Anggi mampu menghasilkan hingga Rp 10 juta per bulan.

Ia juga mendapat bantuan dana dari program pemerintah yang membantunya memperluas lahan dan meningkatkan produksinya.

Menurutnya, kunci keberhasilan dalam budidaya jamur terletak pada konsistensi, sterilisasi yang baik, serta pemilihan bibit berkualitas.

Ikuti berita selengkapnya di Google News Surya.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved