Berita Mojokerto
Dukung Swasembada Nasional, Penggiat Anggur Desa Kembangsri Kab Mojokerto Kembangkan Varietas Anggur
Budidaya anggur di Kabupaten Mojokerto kini semakin diminati, menyusul program pemerintah pusat terkait swasembada anggur tahun 2030.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | MOJOKERTO - Budi daya anggur di Kabupaten Mojokerto kini semakin diminati, menyusul program pemerintah pusat terkait swasembada anggur tahun 2030.
Perkebunan anggur yang kini tengah eksis mendukung swasembada anggur 2030 salah satunya di Desa Kembangsri, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto.
Sebanyak ratusan tanaman anggur itu tampak berjejer rapi di perkebunan desa sepanjang 370 meter jalan menuju areal persawahan.
Para pekerja bersama warga terlihat cekatan merawat tanaman anggur yang mulai berbuah lebat.
Kades Kembangsri, Muhammad Lamadi, mengatakan lahan TKD disulap menjadi perkebunan anggur untuk mendukung swasembada anggur.
Penanaman anggur memanfaatkan lahan TKD yang tidak optimal jika ditanami padi.
"Sekarang kan banyak buah impor dan kita jangan sampai menggantungkan itu. Bagaimana nanti kita bisa menghasilkan sendiri mengurangi ketergantungan impor, dengan swasembada anggur. Saya ingin swasembada anggur dan pemerintah juga memikirkan petani-petani anggur supaya bisa mengurangi impor," bebernya, Minggu (8/9/2024).
Ia mengungkapkan Pemdes juga bekerja sama dengan ASPAI (Asosiasi Penggiat Anggur Indonesia) DPD Mojopahit, untuk mengembangkan perkebunan anggur di Dusun Bangsri, Desa Kembangsri.
Bibit anggur dari beberapa varian yang telah ditanam sekitar satu tahun ini, juga akan terus dikembangkan yang nantinya dikolaborasikan dengan wisata desa seperti kolam ikan, petik sayur dalam satu kawasan TKD agrowisata seluas 1100 meter persegi.
Namun saat ini pengembangan perkebunan anggur masih terkendala anggaran, yang tetap memprioritaskan pembangunan infrastruktur desa.
"Awal kita tanam ratusan anggur dulu karena terkendala anggaran, kan dibagi dengan pembangunan desa. Jadi bertahap nanti sampai finish, 370 meter lahan yang ditanami anggur. Untuk mewujudkan Agrowisata di Desa Kembangsri," kata Lamadi.
Menurutnya, keunggulan perkebunan anggur memiliki nilai ekonomi apabila dikelola dengan tepat, seperti dijadikan wisata desa untuk menggaet wisatawan berkunjung ke Desa Kembangsri.
Maka dengan berkembangnya perkebunan menjadi wisata anggur ini, secara tidak langsung mendorong ekonomi masyarakat, mempromosikan UMKM dan meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADesa).
"Paling penting untuk mendongkrak ekonomi masyarakat dan UMKM dari Desa Kembangsri. Jika sudah berkembang manfaatnya juga dirasakan Pemdes, karena dapat meningkatkan PADesa," jelasnya.
Dirinya mengaku pengembangan wisata desa melalui perkebunan anggur yakni, olahan minuman jus anggur dan petik sayur, serta kincir angin sebagai ikon agrowisata Kembangsri.
Pengunjung akan membeli voucher saat memasuki kebun anggur senilai Rp 3.000 yang dapat ditukar makanan dan minuman UMKM di dalam kawasan wisata.
"Kita ikut perkumpulan pengembangan anggur ASPAI Mojokerto dan kita diarahkan mulai bibit hingga berbuah. Untuk tiket masuk tidak ada, hanya menggunakan voucher yang dapat ditukar dengan makanan atau minuman dan produk UMKM," cetusnya.
Ketua ASPAI DPD Mojopahit (Mojokerto- Jombang), Aan Iqbal, mengatakan potensi pengembangan anggur di Indonesia, termasuk di Mojokerto sangat besar.
Bahkan satu pohon bisa memproduksi buah anggur sekitar 20 kilogram, dengan biaya perawatan sekitar Rp 200 ribu per tahun.
Budidaya anggur dapat bermanfaat bagi masyarakat karena memiliki nilai ekonomi tinggi.
Harga buah anggur mulai dari Rp 100-150 ribu per 1 kilogram menyesuaikan jenisnya.
"Jika di perkebunan skala luas tentunya akan sangat menghasilkan, membantu ekonomi masyarakat. Di Bangsri ini masih tahap awal, kepala desa juga sangat mendukung swasembada anggur. Semoga nanti bisa berjalan dan berkembang, bermanfaat bagi masyarakat secara luas," ujar Iqbal.
Menurut Iqbal, penggiat anggur di Mojokerto mendukung penuh program pemerintah untuk mewujudkan swasembada anggur 2030 nanti.
Apalagi, anggur menjadi komoditas impor tertinggi di Indonesia karena pasokan anggur lokal sangat minim.
Sesuai data tahun 2023, holtikultura impor tertinggi adalah buah anggur di angka Rp 5-6 triliun per tahun.
"Yang kami lakukan untuk pengembangan swasembada anggur nasional, ikut menjaga agar program tepat sasaran. Kepada penggiat anggur yang memang profesional. Banyak peluang yang bisa kita ambil di sana, termasuk penanaman anggur dan memperbanyak bibitnya," pungkasnya.
Iqbal menambahkan penggiat anggur di Mojokerto bersama ASPAI dari beberapa DPD juga mengembangkan varietas anggur, mendaftarkan benih dan izin edar.
"Sudah didaftarkan 14-18 varian anggur untuk izin edar. Harapan kami bisa dipercepat di akhir tahun 2024 ini. Karena banyak proses untuk izin edar bibit anggur, harus lolos uji sehingga bisa diedarkan," tandasnya.
Perkuat Program Ketahanan Pangan, 16 Proyek Irigasi Pertanian di Mojokerto Selesai Lebih Cepat |
![]() |
---|
Optimalkan Wulandari, Cara TPID Mojokerto Redam Kenaikan Harga dan Inflasi Selama Periode Nataru |
![]() |
---|
Pembangunan Jembatan Darurat di Mojosari Mojokerto Dikebut, Target Tuntas Pekan Depan |
![]() |
---|
Mojokerto Banjir Lagi Akibat Tanggul Darurat Jebol, Sekdakab Tinjau Perbaikan Dengan Alat Berat |
![]() |
---|
Pembangunan Jembatan Ponggok Kabupaten Mojokerto Tuntas 100 Persen, Lebih Cepat dari Jadwal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.