Berita Jember

Verifikasi ODF Jatim, 2,8 Persen Warga Jember Masih Buang Air Besar Sembarangan

2,8 persen dari 2,6 juta penduduk Kabupaten Jember, Jawa Timur (Jatim), disebut masih sering buang air besar (BAB) sembarangan.

Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Imam Nahwawi
Sungai Bedadung di Kabupaten Jember, Jawa Timur, yang sering digunakan oleh warga untuk tempat buang air besar. 

SURYA.CO.ID, JEMBER - 2,8 persen dari 2,6 juta penduduk Kabupaten Jember, Jawa Timur (Jatim), disebut masih sering buang air besar (BAB) sembarangan.

Hal itu, diketahui berdasarkan hasil survei verifikasi Open Defecation Free (ODF) Provinsi Jawa Timur di Kabupaten Jember pada 2024.

Kepala Dinas Kesehatan Jember dr Hendro Soelistijono mengatakan, tim ODF mengambil sampling 500 Kepala Keluarga (KK) yang tersebar di 20 desa, di Bumi Pandalungan.

"Sampling tersebut menurut mereka sudah cukup sesuai jumlah penduduk di Kabupaten Jember. Berdasarkan metode penelitian statistik," ujar dr Hendro Soelistijono, Sabtu (24/8/2024).

Menurutnya, 2,8 persen warga yang masih suka buang air besar di sungai ini adalah tantangan bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember yang harus segera diatasi.

"Minimal, saat ini kami telah mendapatkan sertifikasi ODF. Walaupun masih tersisa 2,8 persen (warga) yang belum bisa buang air besar secara benar," kata dr Hendro.

Ia mengatakan, warga yang masih suka buang air besar di sungai paling banyak ada di wilayah Kecamatan Panti dan Ajung.

"Penentuan tersebut berdasarkan pemetaan sampling di daerah desa dataran rendah, perkotaan dataran rendah. Kawasan desa dataran tinggi, kawasan pantai dan daerah aliran sungai," bebernya dr Hendro.

Kebiasaan masyarakat masih buang air besar sembarangan, lanjut dr Hendro, disebabkan faktor budaya mereka sejak lama. Hal inilah yang menyulitkan pemerintah melakukan pembenahan.

"Karena kadang sudah dibangun jamban di tempat mereka, tetapi tidak dipakai. Inilah tugas kami Dinas Kesehatan untuk mengedukasi agar meraka menggunakan jamban. Supaya tidak berdampak terhadap warga lain yang tertib gunakan jamban," jelas dr Hendro.

Merubah perilaku masyarakat memang tidak mudah. Oleh karena itu, ia mengaku akan menggandeng perguruan tinggi untuk membantu melakukan sosialisasi.

"Kami ajak koordinasi, untuk menyelesaikan masalah akar budaya ini bagaimana. Karena ini sangat perlu untuk mempercepat penyelesaiannya," imbuh dr Hendro.

Lebih lanjut, imbuh dr Hendro, Pemkab Jember juga akan terus menggelontorkan bantuan pembangunan jamban bagi masyarakat. Supaya mereka tidak buang air besar sembarangan

"Ada banyak, Dinas Cipta karya juga mengelontorkan banyak bantuan. Kemudian ada Baznas, untuk jumlahnya saya lupa tapi yang jelas ratusan," tandasnya.

➢ IKUTI UPDATE BERITA MENARIK LAINNYA di GOOGLE NEWS SURYA.CO.ID

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved