Kunjungan Paus Fransiskus

Ketua Umum GP Ansor, Pemuda Katolik dan Organisasi Pemuda Lintas Iman Lainnya Temui Paus Fransiskus

Rombongan dipimpin Ketum GP Ansor Addin Jauharudin dan ditemani oleh para ketum organisai lain dan pengurus organisasinya, Ketum Pemuda Katolik Stefan

|
Editor: Adrianus Adhi
Dok PWKI
Kunjungan organisasi Pemuda lintas iman ke Vatikan. Ketum GP Ansor Addin Jauharudin dan ditemani oleh para ketum organisai lain dan pengurus organisasinya, seperti Ketum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma 

SURYA.co.id, Surabaya - Organisasi pemuda lintas agama berkunjung ke Vatikan. Kunjungan ini menandai dimulainya kampanye Dokumen Abu Dhabi oleh kelompok ini. 

Rombongan dipimpin Ketum GP Ansor Addin Jauharudin dan ditemani oleh para ketum organisai lain dan pengurus organisasinya. 

Mereka adalah Ketum Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla, Ketum Pemuda Katolik Stefanus Gusma, Ketum Pemuda Kristen (GAMKI) Sahat MP Sinurat dan Ketum Pemuda Hindu (Paradah) I Gede Ariawan.

Lalu, Ketum Pemuda Konghucu batal mengikuti kunjungan ini karena pada  keberangkatan mengalami kedukaan.

Dalam kunjungan ini, rombongan juga didampingi oleh AM Putut Prabantoro dan Mayong Suryo Laksono dari Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI). 

Hadir pula dalam rombongan tersebut, Rm. Fadjar Tedjo Soekarno Pr, yang berasal dari Keuskupan Malang serta mitra GP Ansor.

Dokumen Abu Dhabi berisi tentang persaudaraan umat manusia yang ditandatangani oleh dua tokoh besar dunia. Yakni Imam Besar Al-Azhar, Syekh Ahmed At-Tayyeb dan Paus Fransiskus pada 4 Februari 2019. 

Setelah ke Vatikan, menurut Addin Jauharudin, rencananya, kunjungan akan dilanjutkan untuk menemui Imam Besar Al-Azhar, Syekh Ahmed At-Tayyeb di Mesir. 

Addin juga menegaskan bahwa rombongan ini juga akan mengunjungi tokoh-tokoh agama dunia dan penerima nobel perdamaian. 

Dalam penjelasannya di Vatikan pada Selasa (20/04/2024), Addin Jauharudin mengakui bahwa kunjungan ke Vatikan itu merupakan inisiatifnya dan telah dikonsultasikan dengan para ketum organisasi pemuda lintas agama.

Rencana kunjungan itu kemudian direstui  dan didukung oleh Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo dan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Bunyamin. 

Sementara itu para ketum organisasi kepemudaan lintas iman sepakat bahwa kunjungan ini merupakan langkah awal yang bersejarah  yang dilandasi kesadaran bahwa pemuda Indonesia bergandengan tangan untuk mewujudkan perdamaian yang pertama di Indonesia dan kemudian ditindaklanjuti ke dunia.

Organisasi kepemudaan lintas ini sepakat memilih poin ketiga dari Dokumen Abu Dhabi sebagai fokus kampanye.

Poin ketiga Dokumen Abu Dhabi berbunyi, Keadilan Berdasarkan Belas Kasihan Adalah Jalan Yang Perlu Diikuti Untuk Mencapai Hidup Bernartabat Yang Menjadi Hak Setiap Manusia.

Dzulfikar Ahmad Tawalla mengungkapkan, upaya menegakan keadilan seiring dengan upaya membangun kesejahteraan sosial. Dua hal ini juga sangat dibutuhkan oleh dunia global yang penuh gejolak, konflik sosial dan kemiskinan.

Dirinya mendorong generasi muda di dunia, terlibat berpikir dan bekerja untuk menata semesta, menegakkan keadilan itu semua, membangun kemakmuran itu sesama.

"Sebagai umat Katolik dan Warga Indonesia, menegaskan keKatolikan dan Ke-Indonesiaan kami secara murni (100 persen) dan paralel."

"Perjalanan ke Vatikan ini saya anggap sebagai perjalanan misi persaudaraan sejati. Organisasi pemuda lintas iman, mempertegas dan memperkuat nilai nilai perdamaian dan toleransi yang diajarkan dan dicontohkan oleh Bapa Suci Paus dan Imam Al Azhar."

"Ini simbol yang harus terus dirawat dan ditumbuhkembangkan di setiap nafas kehidupan oleh setiap insan,kata Stefanus Asat Gusma, Ketua Umum Pemuda Katolik.

Addin menambahkan Latar belakang kunjungan ke Vatikan ini karena kunjungan kedua tokoh dunia penandatangan dokumen tersebut.

Pada awal Juni 2024, Syekh Ahmed At-Tayyeb berkunjung ke Indonesia. Terkait dengan kunjungan itu, para pemuda lintas agama juga bersilaturahmi dengan Imam Besar Al-Alzar itu. 

lalu, pada 3-6 September mendatang, Paus Fransiskus akan berkunjung ke Indonesia. 

"Tentu hal ini memiliki makna yang istimewa dan saya tergerak untuk mengajak rekan-rekan organisasi lintas iman untuk berkampanye terkait isi Dokumen Abu Dhabi," jelas Addin lebih lanjut.

Bagi Ketum GP Ansor itu, isi dokumen Abu Dhabi itu sangat sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. 

Selain itu, Dokumen Abu Dhabi tidak hanya sesuai untuk Indonesia tetapi seluruh dunia. Dan dokumen itu, Addin menjelaskan lebih dalam, sangat dibutuhkan untuk dunia yang sekarang terancam berbagai konflik antar negara, yang sebagian juga bersumber dari perbedaan agama. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved