Gebug Bantal, Lomba Unik Ala Ala Perang Khas 17 Agustusan
Muncul pertama kali di Jawa Timur, Tradisi ini mengingatkan kita akan kerasnya perjuangan yang dilalui untuk mencapai kemerdekaan.
Penulis: magang5 | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Gebuk bantal adalah salah satu permainan khas dalam perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia.
Dikutip dari buku Ensiklopedia Negeriku Permainan Tradisional karya Dian Kristiani, cara bermain gebuk bantal cukup gampang-gampang susah karena memerlukan kekuatan dan keseimbangan.
Dalam permainan ini, dua orang pemain saling memukul dengan bantal sambil duduk berhadapan di atas batang pohon yang diletakkan melintang di atas sungai atau di kolam.
Pemain yang tetap bertahan di atas batang pohon setelah lawannya terjatuh ke dalam air dinyatakan sebagai pemenang.
Di balik keseruan ini, ada sejarah dan makna mendalam yang menjadikan tradisi ini sangat istimewa.
Dilansir dari berbagai sumber, asal usul gebuk bantal, atau perang bantal, berakar dari tradisi yang telah ada sejak lama di Jawa Timur, khususnya di Blitar dan Malang.
Pada masa penjajahan Belanda, rakyat Indonesia tidak diperbolehkan memiliki senjata api, sehingga bantal digunakan untuk mensimulasikan pertempuran sebagai bentuk perlawanan simbolis dan latihan bertahan diri.
Bantal dalam tradisi ini melambangkan semangat perjuangan dan keberanian para pahlawan Indonesia.
Tradisi ini mengingatkan kita akan kerasnya perjuangan yang dilalui untuk mencapai kemerdekaan.
Selain itu, gebuk bantal juga mencerminkan semangat persatuan, di mana semua peserta, tanpa memandang latar belakang sosial, ras, atau agama, bersatu untuk merayakan keberagaman dan kesatuan bangsa.
Gebug bantal biasanya diadakan setelah upacara bendera pada 17 Agustus.
Masyarakat berkumpul di lapangan terbuka dengan membawa bantal besar yang telah dipersiapkan.
Diiringi musik dan yel-yel semangat, peserta dengan antusias melemparkan bantal.
Momen ini sering kali menjadi fokus perhatian fotografer dan videografer karena kegembiraan yang menyertainya.
Namun, meski gebuk bantal kaya akan makna, ada kekhawatiran tentang dampak lingkungan dari bantal-bantal yang digunakan, terutama yang terbuat dari bahan sintetis yang sulit terurai.
Beberapa komunitas berupaya mengganti bantal-bantal tersebut dengan bahan ramah lingkungan, seperti bahan daur ulang atau kapas.
Meskipun menghadapi beberapa tantangan, gebuk bantal tetap menjadi bagian penting dari perayaan kemerdekaan Indonesia.
Tradisi ini terus dilestarikan dengan semangat tinggi, sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan pahlawan dan simbol persatuan bangsa.
(Ananda Putri Noviana, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang)
Spirit Tetap Menyala, Para Lansia Berlomba Sunggi Tempeh Hingga Kempit Balon di Griya Wreda Surabaya |
![]() |
---|
Bikin Sayur Urap Urap, Segar dan Tahan Lama, Cocok Untuk Menu 17 an |
![]() |
---|
Panjat Pisang Penuh Tawa, Puluhan Pemuda di Mojokerto Tercebur Sungai Saat Meriahkan HUT RI ke-80 |
![]() |
---|
Tunjukkan Jiwa Kepemimpinan, Siswa Sekolah Rakyat Surabaya Arahkan Wamenpar Saat Lomba HUT RI |
![]() |
---|
6 Contoh Susunan Acara Perayaan Malam Tirakatan 17 Agustus Tingkat RT, RW, dan Desa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.