Berita Viral

Setelah Dibantu Brigjen TNI Joao Xavier, Begini Nasib Joni Pemanjat Tiang Bendera, KASAD: Mampu Gak

Setelah dibantu oleh Brigjen TNI Joao Xavier Barreto, beginilah nasib Joni si pemanjat tiang bendera yang sempat tak lolos tes TNI.

kolase Setpres dan Penrem 161/WS
KASAD Jenderal Maruli Simanjuntak, Joni dan Brigjen TNI Joao Xavier. Setelah Dibantu Brigjen TNI Joao Xavier, Begini Nasib Joni Pemanjat Tiang Bendera. 

SURYA.co.id -  Setelah dibantu oleh Brigjen TNI Joao Xavier Barreto, beginilah nasib Joni si pemanjat tiang bendera yang sempat tak lolos tes TNI.

Meski mendapat bantuan dari Danrem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Joao Xavier Barreto, Joni tetap harus melewati serangkaian tes agar bisa diterima.

Hal ini seperti diungkapkan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjutak.

Maruli menyebut Joni wajib menjalani tes kelayakan sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI).

“Jadi, (Joni) masih harus mengikuti seleksi (untuk menjadi anggota TNI) itu,” kata Maruli setelah meninjau bakti sosial di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, Kamis, melansir dari ANTARA.

Baca juga: Besaran Gaji Brigjen TNI Joao Xavier yang Bantu Joni Bocah Pemanjat Tiang Bendera agar Lolos Tes TNI

Maruli menjelaskan untuk diterima sebagai tentara itu ada tiga hal penting yang harus dipenuhi, yakni tentang psikotes, mental ideologi dan kesehatan.

Jika ketiga poin tadi terpenuhi dan bagus, maka akan menjadi prioritas untuk diterima.

Tiap tes yang dilakukan penting, untuk menghasilkan tentara yang berkualitas, sanggup menjalankan tugas di tengah situasi apapun.

Seperti tes kesehatan, dan psikotes untuk mengecek kemampuan calon anggota TNI mampu mengendalikan stres.

Saat ini, kata Maruli, Joni yang bernama lengkap Joni Ande Kala (19) itu sedang mengikuti seleksi lanjutan untuk dicek kesehatan dan psikotesnya.

Baca juga: Rekam Jejak Brigjen TNI Joao Xavier yang Bantu Joni Bocah Pemanjat Tiang Bendera agar Lolos Tes TNI

“Jadi mampu enggak dia (Joni) untuk mengikuti itu. Psikotesnya, mampu enggak nanti, kalau tentara kan harus bisa mengendalikan stres.

Nanti pas lagi tugas di hutan kan memiliki stres, mampu tidak dia mengatasi jangan sampai alami gangguan mental sendiri,” ujarnya.

Maruli mengapresiasi Joni telah melakukan aksi heroik memanjat tiang bendera saat upacara 17 Agustus tahun 2018, hingga dipuji oleh Presiden Joko Widodo.

“Ceritanya Joni melaksanakan sesuatu yang sangat heroiklah, sudah dipuji sampai Presiden yang muji. Jadi, kami sekarang ikutkan dia lanjut seleksi, nanti ada proses lanjutan,” ujar Maruli.

Sebelumnya, Yohanes Ande Kala alias Joni, pemanjat dan penyelamat bendera merah putih saat Upacara 17 Agustus, diundang Komandan Korem (Danrem) 161/Wira Sakti Kupang, Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes, S.E., M.M., di Makorem 161/Wira Sakti Kupang, Rabu (7/8/2024).

Dengan diundangnya oleh Danrem 161/Wira Sakti, Joni merasa sangat senang dalam momen itu.

"Sangat senang ketika hari ini saya di undang ke sini (Makorem 161/Wira Sakti Kupang)," ujar Joni saat berada di Lobi Makorem 161/Wira Sakti.

Joni mengatakan kedatangannya ke Kupang diantar langsung oleh Babinsa Serka Duarte dari Desa Silawan, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Meski demikian, Joni belum mengetahui, agenda apa yang bakal dilakukan di Kupang.

"Saya belum tahu. Ini saya ikuti saja Pak Danrem, makanya saya datang," kata Joni.

Baca juga: Sosok Perwira TNI yang Bantu Joni Bocah Pemanjat Tiang Bendera, Diterapi dan Diberi Kesempatan Lagi

Joni menerangkan tak ingin punya mimpi yang lebih, asalkan masuk TNI AD, baik itu melalui jalur Tamtama maupun Bintara.

"Yang penting tentara," ungkap Joni.

Danrem 161/Wira Sakti Kupang Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes,S.E.,M.M menjelaskan tujuan mengundang Joni datang ke Kupang adalah untuk memberikan pengarahan dan memberikan terapi agar bisa menambah tinggi badan.

Selain itu, diberikan kesempatan lagi untuk mengikuti tes ulang.

"Ini saya mau arahkan dan berikan terapi karena menjadi perhatian khusus. Mudah-mudahan tinggi badanya bisa bertambah dan saya akan optimalkan dalam pembinaan di sini," kata Danrem 161/Wira Sakti.

Selanjutnya Danrem 161/Wira Sakti akan mendorong dan menyiapkan agar Joni punya kemampuan yang mumpuni supaya menjadi prajurit TNI yang tangguh dan cerdas.

Danrem 161/Wira Sakti pada saat kunjungan kerja ke Kabupaten Belu pada 23 Mei 2024 sempat bertemu langsung dengan Joni.

Saat itu, Danrem berpesan kepada Joni agar mempersiapkan diri dengan baik. Sebab, masuk TNI AD harus punya kompetensi yang bagus agar bisa mengawali karir hingga titik darah penghabisan.

"Selama NKRI ini masih ada, maka di situ ada TNI, maka harus persiapkan diri dengan baik. Saya jelaskan bahwa tidak ada siapa pun yang membantu, kecuali diri sendiri dengan berdoa dan berusaha," jelas Danrem 161/Wira Sakti. 

Di sisi lain, pihak Istana melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno memberikan respons soal curhatan Joni, pemanjat tiang bendera yang sempat viral saat HUT ke-73 RI pada 2018 lalu. 

Pratikno mengatakan, akan mengecek soal kabar tidak lulusnya Joni seleksi masuk TNI AD.

Meski begitu, Pratikno menyebut masuk TNI akan melalui proses dan terdapat parameter.

"Ya mungkin kan ada parameter juga ya, saya enggak tahu. Tapi kami akan cek. Tentu saja kan ada proses seleksi," ujar Pratikno

Sementara pihak TNI Angkatan Darat (AD) turut menanggapi kabar viral tersebut.

Kepala Dinas Penerangan (Kadispenad) TNI AD, Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi mengatakan, Joni memang diprioritaskan jadi TNI karena mendapat atensi dari banyak pihak.

Mulai dari Presiden Jokowi, Panglima TNI, hingga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

Kendati begitu, Joni tetap mengikuti seleksi sesuai prosedur dan wajib memenuhi persyaratan dasar yang bersifat mutlak.

"Tidak memenuhi syarat dari aspek tinggi badan minimal 160 cm untuk daerah tertinggal," kata Kristomei saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/8/2024).

"Yang bersangkutan mendapat penghargaan dari Panglima TNI dan Mendikbud. Namun demikian, piagam penghargaan tersebut tidak menyebutkan bahwa yang bersangkutan wajib diterima masuk TNI," imbuhnya.

Namun, Kristomei memastikan, Joni masih bisa mengikuti tes tahun depan, sambil mempersiapkan diri memenuhi seluruuh persyaratan menjadi seorang prajurit TNI AD.

Sementara Kepala Penerangan Komando Daerah Militer IX/Udayana Kolonel Infantri, Agung Udayana menuturkan, pihaknya akan memberikan kesempatan kedua untuk Joni melakukan tes.

"Iya benar, kemarin setelah kita dapat informsi itu, kita langsung laporkan ke Mabes AD, akhirnya diberikan kesempatan lagi untuk tes," ujar Agung, dilansir dari Kompas.com, Selasa (6/8/2024).

Bocah bernama asli Yohanes Gama Marchal Lau ini sempat viral pada tahun 2018  dijanjikan Presiden Jokowi masuk TNI.
Bocah bernama asli Yohanes Gama Marchal Lau ini sempat viral pada tahun 2018 dijanjikan Presiden Jokowi masuk TNI. (Tribunnews kolase)

Sebelumnya, Yohanes Gama Marchal Lau alias Joni, bocah pemanjat tiang bendera yang viral pada 2018 kembali jadi sorotan.

Joni yang kini berusia 19 tahun membuat video berisi pengalamannya yang dua kali gagal lolos seleksi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Padahal, pada 2018 lalu, Presiden Jokowi sempat menjanjikannya langsung diterima menjadi TNI usai aksi heroiknya memanjat tiang bendera demi menyelamatkan Bendera Merah Putih yang nyaris jatuh ketika upacara HUT ke-73 RI di Pantai Motaain, Desa Silawan, Tasifeto Timur, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), viral.

Waktu itu saya ditanya Pak Jokowi mau jadi apa? Saya jawab TNI, sehingga Presiden Jokowi langsung memberikan jawaban untuk langsung daftarkan diri di Panglima TNI," kata Joni.

Sayangnya, kini ia justru gagal seleksi karena memiliki tinggi badan yang tidak memenuhi syarat.

"Jujur saya, perasaan sangat sedih. Saat saya sampaikan kepada keluarga terutama mama, mereka juga sangat sedih dan kecewa. Tapi mau bagaimana lagi," katanya lagi, dikutip dari Kompas.com.

Meski begitu, Joni tak berkecil hati.

Dia tetap akan lebih giat berolahraga sehingga saat seleksi penerimaan Bintara TNI AD tahun berikutnya bisa lulus.

Keinginannya pun sederhana, ingin membahagiakan ibunya dan keluarga, serta membanggakan ayahnya yang telah meninggal dunia beberapa waktu lalu.

"Cita-cita saya hanya satu, ingin menjadi anggota TNI, sehingga saya akan mencoba lagi," kata Joni, yang sedang dalam perjalanan pulang dari Kota Kupang menuju rumahnya di Atambua, ibu kota Kabupaten Belu.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved