SURYA Kampus

Kisah Arnia Fatmawati Anak Buruh Tani Kuliah Gratis di Teknik Nuklir UGM, Sempat Ditentang Orang Tua

Begini kisah Arnia Fatmawati, anak buruh tani kuliah gratis di Teknik Nuklir UGM Yogyakarta. Ternyata, keinginannya sempat ditentang orang tua

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
UGM
Arnia Fatmawati 

SURYA.CO.ID - Sambil mengenakan jas almamater Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Arnia Fatmawati Mirsanda  semringah menceritakan pengalamannya mengikuti kegiatan pembukaan PIONIR di Lapangan Pancasila, Senin (29/7/2024). 

Gadis 17 tahun itu mengaku tak menyangka bisa lolos Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNBP) dan diterima di Program Studi Teknik Nuklir, Fakultas Teknik.

“SMA saya dulu bukan termasuk jajaran top 1000 sekolah terbaik di Indonesia,” ucap Nia-sapaan akrabnya.

Mengingat, ia sempat mendapat pertentangan dari sang ayah, Arman (45).

“Karena ayah tidak mau saya putus kuliah di tengah jalan, ayah lebih memilih saya kuliah di Aceh saja,” dia bercerita. 

Alasan lain karena sang ayah memikirkan biaya kuliah dan kebutuhan sehari-hari putrinya jika harus merantau.

Pasalnya, Arman hanyalah buruh tani di Desa Lhang, Kecamatan Setia, Kabupaten Aceh Barat Daya, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Baca juga: Kisah Dimas Pemuda Disabilitas Jadi Wisudawan Terbaik UIN Jambi, Dapat Beasiswa S2 dari Rektor

“Penghasilan tiap bulan tidak menentu, terkadang 700ribu, bisa sampai satu juta kalau sedang banyak yang butuh tenaga buruh,” ujar Arman. 

Untuk menutupi kebutuhan rumah tangga, terkadang Arman juga bekerja sebagai buruh bangunan jika sedang tidak pergi ke ladang.

Dari pekerjaan tidak tetap inilah, Arman memenuhi kebutuhan sekolah bagi kedua anaknya.

Nia Sosok Berprestasi

Beruntung bagi Arman, anak sulungnya memiliki prestasi akademik dan non-akademik yang baik di sekolah.

Selain pernah menjabat sebagai Ketua OSIS, Nia juga pernah terpilih menjadi Duta Pelajar Kamtibmas se-Kabupaten Aceh Barat Daya, serta menjuarai Lomba Desain Poster FLS2N tingkat Kabupaten.

“Tadinya saya tidak yakin kalau Nia bisa kuliah di UGM. Selain keterbatasan ekonomi, saya tidak bisa membayangkan kalau dia merantau ke Pulau Jawa sendirian. Kami tidak punya sanak saudara dan kenalan di Jogja,” ungkap Arman.

Kini, dengan adanya kepastian beasiswa, Arman pun mulai melunak.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved