Jamaah Islamiyah Bubar
Sabarno Menyerah Setelah 10 Tahun Jadi Buron Densus 88 Antiteror
Sabarno alias Pak Sabar memutuskan menyerahkan diri k Densus 88 Antiteror lewat perantara para senior JI. Ia menyerah setelah mendengar JI bubar
Satu-satunya yang selamat adalah istri Susilo, pengontrak rumah yang ternyata memfasilitasi pelarian Noordin Mohd Top dan dua temannya termasuk Urwah.
Ustad Qasdi Ridwanulloh, Direktur Pesantren Darusy Syahadah kepada Tribun di komplek pesantren di Kedung Lengkong, Simo, Boyolali, mengaku akan koperatif terkait evaluasi, kajian, penilaian dari pihak manapun.
Termasuk kajian dan penyesuaian kurikulum pendidikan pesantrennya, jika dianggap melenceng dari aturan pendidikan dan peraturan negara lainnya.
Pesantren Darusy Syahadah saat ini memiliki seribuan santri dari berbagai tingkatan, yang berasal dari berbagaid aerah di Indonesia.
Lokasi pesantren tersebar di sekurangnya empatl okasi di Kecamatan Simo, termasuk satu pondok pesantren putri.
Prof Dr Waryono Abdul Ghofur, Plt Direktur Pesantren dan Pendidikan Islam Kementerian Agama RI pada Kamis (18/7/2024) bertemu dengan tokoh-tokoh eks JI di Solo.
Sesudah pertemuan, Prof Dr Waryono langsung mengunjungi Pesantren Darusy Syahadah di Simo, Boyolali.
Sebelumnya, Waryono menyambut gembira keputusan JI bubar ataum embubarkan diri. Ia menemui para tokoh eks JI di Solo guna memastikan keputusan itu bukan gimmick atau pura-pura.
“Pertemuan ini akan dilanjutkan pertemuan-pertemuan berikutnya. Pemerintah tentu akan menindaklanjuti, antara lain terkait kurikulum pendidikan pesantren eks JI.
“Salah satu yang segera kita ceka dalah kurikulumnya. Perilaku orang itu dipengaruhi bacaannya. Karena itu pembenahan kurikulum adalah keniscayaan,” kata guru besar di UIN Sunan Kalijaga ini.
Khoirul Anam, peneliti dan pengamat terorisme di Indonesia kepada Tribun menyatakan sangat terkejut, surprise, dan tak pernah menyangka Jamaah Islamiyah akan mengambil keputusan akhir bubar.
Tapi priaasal Banyuwangi yang beberapa tahun terakhirmengamati perkembangan Jamaah Islamiyah, memang melihat ada proses dan perubahan perlahan terkait organisasi ini.
Khoirul Anam juga melihat Jamaah Islamiyah agak berbeda dengan gerakan lain, yang terang-terangan melancarkan serangan, permusuhan, dan kekerasan yang menimbulkan korban pihaklain.
Ia secara pribadi percaya, keputusan JI bubar atau membubarkan diri itu benar-bena rjujur dan bukan gimmick atau mungkin ada yang menyebutnya kamuflase belaka.
“Secara pribadi saya yakin dan percaya bubar beneran. Pertama, karena keputusan itu datang murni dari mereka. Tidak ada pihak di luar JI yang mempengaruhi mereka,” kata Khoirul Anam.
Dari hasil pembicaraan tokoh-tokoh utama Jamaah Islamiyah yang ia temui, ada satu hal yang membuatnya yakin dan percaya. “Karena ilmu,” katanya.
“JI didirikan atas dasar ilmu, dan diakhiri juga karena ilmu,” kata Khoirul Anam yang beberapa kali berinteraksi dengan Abu Rusydan dan Para Wijayanto, dua tokoh sentral JI sebelum bubar.(Tribun Network/Setya Krisna Sumarga)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.