Terlanjur Viral Kisah Guru Honorer Dipecat usai 13 Tahun Mengabdi, Ternyata Nasibnya Akan Lebih Baik

SURYA.CO.ID - Terlanjur viral kisah sejumlah guru honorer yang mengaku dipecat di hari pertama ajaran baru. 

Satu di antaranya Dono, yang dipecat secara sepihak setelah 13 tahun mengabdi di sebuah sekolah dasar negeri (SDN) di Jakarta Utara.

Dono menjadi satu di antara ratusan guru honorer di Jakarta yang terdampak kebijakan cleansing atau pemutusan kontrak kerja.

Kebijakan itu lantas menuai respons negatif dari banyak pihak. 

Namun, baru-baru ini Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta memastikan, bahwa nasib ratusan guru honorer itu akan jauh lebih baik dari sebelumnya. 

Sebab, sebenarnya kebijakan cleansing dilakukan untuk membenahi karut-marutnya proses pengangkatan guru honorer di Jakarta.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menegaskan bahwa kebijakan cleansing terhadap ratusan guru honorer di Jakarta bukan untuk memberhentikan mereka.

"Cleansing ini jangan diartikan untuk memberhentikan guru, tidak."

Baca juga: Tangis Guru Honorer Dipecat di Hari Pertama Ajaran Baru, 13 Tahun Mengabdi Posisi Digeser Guru Baru

"Cleansing ini adalah mempadu padankan data supaya benar-benar bisa mendapatkan data yang akurat."

"Untuk apa? Supaya guru-guru honorer (di Jakarta) yang saat ini berjumlah 4.000 dia bekerja dengan baik," kata Heru di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu (20/7/2024), dikutip dari Kompas.com.

Bakal Didata Ulang

Heru menyampaikan, 107 guru honorer yang terkena kebijakan cleansing akan didata dan didistribusikan ke sekolah negeri yang membutuhkan guru mata pelajaran tertentu.

Hal itu dilakukan agar guru-guru tersebut bisa kembali mengajar, tetapi tetap bisa mendapatkan jam mengajar yang sesuai target.

"Di beberapa sekolah, guru (suatu mata pelajaran) itu sudah cukup banyak. Misalnya, guru bahasa Inggris, ada tiga sampai empat guru."

Maka guru yang bersangkutan itu tidak bisa mendapatkan jam belajarnya, kan ada target jam belajarnya," jelas Heru.