Berita Surabaya

Lewat 'Mega Merger In The Pandemic' Jadi Catatan Sejarah Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia

PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau Bank BSI meluncurkan buku 'Mega Merger In The Pandemic Era

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
ist
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi (tengah) didampingi Direktur Keuangan & Strategi BSI Ade Cahyo Nugroho (kanan) dan Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo (kiri) saat acara Diskusi Buku 'Mega Merger In The Pandemic Era' : Catatan Sejarah, Referensi Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia. 

SURYA.co.id | SURABAYA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau Bank BSI meluncurkan buku 'Mega Merger In The Pandemic Era: Kepemimpinan dan Tantangan Merger Bank Syariah Indonesia'.

Buku yang ditulis oleh Direktur Utama BSI, Hery Gunardi tersebut, diharapkan menjadi salah satu acuan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia masa depan.

Direktur Keuangan & Strategi BSI, Ade Cahyo Nugroho, menyebutkan bahwa banker senior Gubernur Bank Indonesia periode 2013-2018 Agus Martowardojo dalam buku tersebut menjelaskan merger dan transformasi tiga bank syariah yang dimiliki oleh tiga bank terbesar milik BUMN (Himbara) menjadi BSI.

"Dalam proses merger tentunya akan diiringi langkah transformasi. Karena merger sejatinya memiliki tujuan perubahan dan perbaikan. Transformasi sendiri mendorong perusahaan merger memiliki kesehatan, daya saing dan profitabilitas yang lebih tinggi," kata Ade.

Artinya, perusahaan tumbuh menjadi kekuatan baru.

Kedua hal di atas tak mudah dilakukan.

Prosesnya panjang, dan memerlukan sosok pemimpin mumpuni untuk mengawal dan mendorong jalannya sesuai dan mencapai tujuan.

Terlebih di era krisis seperti saat ini, peran seorang leader sangat penting  untuk menentukan arah kebijakan agar bisa bertahan dan berkelanjutan di masa depan.

“Sebagai leader, Hery mampu menerapkan kepemimpinan transformasional yang notabene merupakan salah satu kunci sukses dalam proses merger. Dia mampu meningkatkan motivasi dan moralitas karyawan dalam proses merger. Bahkan, dia mampu menancapkan arah baru BSI ke depan guna mencapai harapan pemerintah untuk menjadi bank syariah terbesar di Tanah Air dan menjadi salah satu pemain utama di kancah global,” tulis Agus Martowardojo dalam kata pengantar buku sebagaimana dikutip oleh Cahyo.

Seorang pemimpin, tidak hanya dilahirkan, tapi dipersiapkan. Dalam memimpin merger menjadi BSI, hal itu membutuhkan keterampilan kompleks yang ditempa pengalaman, pengembangan diri, serta akses ke pelatihan yang lebih tinggi.

Cahyo mengatakan, melalui catatan sejarah di buku tersebut memberikan sebuah pesan berharga bahwa kepemimpinan, kompetensi, dan jam terbang turut menjadi kunci penting.

Setiap tantangan yang dihadapi dalam proses merger dan transformasinya dapat diatasi dengan baik.

“Lazimnya merger company itu 2-3 tahun. Dan BSI di bawah Pak Hery bisa sangat cepat dan proses merger BSI tetap berjalan mulus. Tentunya itu berkat kepemimpinan handal,” jelas Cahyo.

Penulis buku Mega Merger in The Pandemic Era, Hery Gunardi yang juga Direktur Utama BSI, mengatakan bahwa Bank Syariah Indonesia merupakan salah satu bentuk nyata dari aspirasi pemerintah dalam upaya peningkatan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

“Untuk mengabadikan proses merger menjadi bank syariah terbesar di Indonesia, saya menyusun milestone tersebut dalam buku Mega Merger ini. Kami berharap buku ini dapat menjadi referensi bagi industri dalam rangka memperkuat ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia,” beber Hery.

Sementara itu, Banjaran Surya Indrastomo, Chief Economist BSI, sebagai pemandu diskusi mengatakan aspirasi pemerintah yang besar terhadap BSI sebagai Top 10 Islamic Bank di dunia, mendorong perseroan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

"Kualitas SDM yang dimaksud bukan hanya terkait perbankan, namun termasuk di dalamnya aspek syariah sebagai fondasi utama," tambah Banjaran.

Menurutnya, merger mendorong permodalan yang semakin besar, infrastruktur dan teknologi yang kian mumpuni.

Ketika hal itu dibarengi dengan kualitas SDM, yang unggul dan terdepan, daya jangkau BSI semakin luas.

Menanggapi hal tersebut, Hery mengatakan, untuk meraih hal tersebut, dirinya sebagai pemimpin memiliki kewajiban untuk mendorong segenap insan di BSI untuk menjadi talenta-talenta terbaik di bidangnya, serta memiliki kepercayaan dan daya saing yang tinggi.

"Dengan kemampuan yang unggul dan kepercayaan diri yang tinggi, segenap insan BSI akan mampu memberikan pelayanan terbaiknya kepada segenap nasabah dan masyarakat di Tanah Air,” pungkas Hery.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved