Berita Viral

Berkat Facebook, Warga Blitar Temukan Motornya Kurang dari 24 Jam, Polisi Tak Perlu Susah Payah

Berkat unggahan di facebook, seorang warga Biltar, Jawa Timur berhasil menemukan motornya yang hilang kurang dari 24 jam.

Dok Polres Blitar
Motor yang hilang ditemukan kurang dari 24 jam berkat facebook. 

SURYA.co.id, BLITAR - Berkat unggahan di facebook, seorang warga Biltar, Jawa Timur berhasil menemukan motornya yang hilang kurang dari 24 jam.

Bahkan, polisi tak perlu bersusah payah untuk menemukan motor beserta pelakunya.

Diketahui, Warga Dusun Glagah Ombo, Kelurahan Kamulan, Kacamatan Talun, Kabupaten Blitar, Priyo Utomo (29 tahun), mendapatkan kembali sepeda motor Honda Scoopy yang dicuri pada Senin (17/6/2024) subuh dari rumahnya.

Pada Selasa (18/6/2024) dini hari, polisi berhasil mengamankan sepeda motor Priyo berikut remaja perempuan berinisial JEP, 16 tahun, berkat unggahan berita kehilangan di sebuah grup Facebook.

Kepala Seksi Humas Polres Blitar Iptu Heri Irianto mengatakan bahwa pihak kepolisian bergerak cepat mengamankan sepeda motor milik korban berkat adanya informasi dari warganet yang mengaku mengetahui keberadaan sepeda motor tersebut.

Baca juga: Berkat Instagram, Mbah Wiji Ketemu Anaknya usai 30 Tahun Terpisah, Sempat Dikira Jadi Korban Tsunami

“Berita kehilangan sepeda motor itu diunggah di Facebook oleh korban pada Senin siang, beberapa jam setelah motor dicuri."

"Lalu sekitar pukul 17.00 WIB warganet di Kota Blitar mengaku mengetahui keberadaan sepeda motor korban,” ujar Heri saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa sore.

Selanjutnya, Priyo bersama personel Polsek Talun mendatangi rumah warga yang memberikan informasi melalui Facebook tersebut pada Selasa dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.

"Informasi itu ternyata benar dan polisi berhasil mengamankan barang bukti dan juga remaja putri (JEP) yang kedapatan membawa sepeda motor hasil curian itu," tutur Heri.

Menurut Heri, JEP adalah warga Desa Sumber, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar.

Dia mengatakan bahwa kasus tersebut saat ini telah dilimpahkan ke Satuan Reserse Kriminal Polres Blitar termasuk JEP yang kini ditahan di Mapolres Blitar untuk penyelidikan lebih lanjut.

Kronologi Kejadian

Lebih jauh, Heri mengungkapkan bahwa JEP, yang kedapatan membawa sepeda motor yang dicuri dari rumah Priyo, adalah teman anak warganet yang memberikan informasi keberadaan sepeda motor tersebut.

Warganet yang merupakan warga Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar itu, kata Heri, mengetahui keberadaan sepeda motor Priyo saat JEP datang ke rumah untuk menghampiri anaknya.

Warga tersebut, lanjutnya, menghubungi Priyo terkait keberadaan sepeda motor miliknya. 

Mendapat informasi keberadaan sepeda motornya, lanjut Heri, Priyo pun kembali melapor ke Polsek Talun yang segera bergerak menuju rumah pemberi informasi di Kelurahan Tlumpu.

Pencurian tiga motor terjadi di rumah warga Perumahan Griya Pakistaji Asri, Kelurahan Pakistaji, Wonoasih, Kota Probolinggo.
Pencurian tiga motor terjadi di rumah warga Perumahan Griya Pakistaji Asri, Kelurahan Pakistaji, Wonoasih, Kota Probolinggo. (surya/danendra Kusumawardhana)

“Jadi ketika korban dan polisi datang, warga tersebut minta anaknya untuk menelepon JEP agar datang,” tuturnya.

Ketika JEP datang mengendarai sepeda motor korban, lanjutnya, polisi dengan mudah mengamankan sepeda motor berikut JEP untuk dibawa ke kantor polisi.

“Keterangan JEP saat ini masih agak berbelit. Sementara pengakuannya bahwa sepeda motor itu didapatkan dari teman laki-lakinya, pacarnya,” terang Heri.

Heri mengatakan bahwa saat ini pihak Satreskrim Polres Blitar sedang melakukan pengembangan kasus itu guna mengungkap siapa pelaku pencurian sepeda motor dari rumah Priyo.

Di kasus sebelumnya, berkat media sosial Instagram, Mbah Wiji bisa bernapas lega lantaran bertemu lagi dengan anaknya setelah 30 tahun terpisah.

Mbah Wiji sempat menduga, anaknya, Marmi (74) meninggal dunia akibat peristiwa tsunami Aceh pada 2004 silam. 

Pertemuan keduanya pun begitu mengharukan.

Sebelum Marni hilang tanpa kabar, ia bersama suami, Samani, dan kedua anak, Sutrimo serta Suyadi yang berganti nama menjadi Yatimin, merantau ke Riau sekitar tahun 1975-1976.

Saat itu Marmi masih berkomunikasi dengan keluarga di Kaliwungu dengan menggunakan surat. 

Bahkan pada 1984, ia sempat mudik ke Tulungagung.

Sayangnya, sekitar tahun 1990an, mereka putus kontak.

Baca juga: Kisah Pilu OB di Surabaya, Setahun Motor Dicuri 2 Kali, Sebelum Anak Lahir dan Sebelum Lebaran

Hingga pada Desember 2004, beredar kabar bahwa keluarga Marmi menjadi korban tsunami Aceh.

Mbah Wiji lantas menganggap keluarga Marmi sudah meninggal semua. Ia juga sempat menggelar doa bersama sebanyak dua kali untuk keluarga Marmi.

Mbah Wiji berencana menggelar selamatan ketiga setelah lebaran ini.

"Sebenarnya lokasi kami jauh dari bencana tsunami. Tak tahu bagaimana kami dikabarkan jadi korban," ucap Suyadi (52), anak sulung Marmi.

Pertemuan Mbah Wiji dan Marmi terjadi berkat pelacakan dari media sosial Instagram.

Anak sulung Marmi, Suyadi (52) mengatakan, sejak 2019 keluarganya berupaya melacak keberadaan sang nenek di Tulungagung.

Namun selama puluhan tahun, upaya tersebut belum berhasil.

Kemudian salah satu cucu Mbah Wiji menemukan akun Instagram Desa Kaliwungu, tempat Mbah Wiji berada.

Dia lalu mengirimkan pesan ke akun desa itu. Dari pesan tersebut, pihak desa kemudian membantu menghubungkan mereka dengan Mbah Wiji hingga akhirnya bertemu.

Sejak 2019 Marmi berusaha melacak kembali keluarganya di Tulungagung, namun tidak membuahkan hasil.

Salah satu cucunya kemudian menemukan akun Instagram Desa Kaliwungu, dan mengirim pesan.

Pihak Pemerintah Desa Kaliwungu lalu mencoba menghubungkan kedua keluarga ini, hingga bisa saling tukar nomor telepon.

"Saya senang sekali karena ternyata masih bisa bertemu mbah (nenek). Ternyata saya masih punya nenek," ujar Suyadi dengan nada ceria.

Marmi pun tidak putus-putusnya memeluk sang ibu yang sudah renta.

Momen pertemuan Mbah Wiji dan anaknya setelah terpisah 30 tahun
Momen pertemuan Mbah Wiji dan anaknya setelah terpisah 30 tahun (Tribun Jatim)

Ia mengaku akan menghabiskan banyak waktunya bersama Mbah Wiji sebelum kembali ke Desa Bumbung, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten bengkalis, Riau.

"Dipuas-puasin bersama orang tua, lepas kangen dulu. Rencananya balik, karena rumahnya di sana (Riau)," katanya.

Mbah Wiji tak bisa menutupi rasa gembira sekaligus haru saat bertemu lagi dengan putri sulungnya. 

Wanita 94 tahun itu menangis tanpa henti.

"Anak selama ini tidak tahu keberadaannya tiba-tiba muncul," ucap warga Dusun Umbut Sewu, Desa Kaliwungu, Kecamatan Ngunut itu.

Ia mengaku selama ini selalu merindukan anak sulungnya itu.

Setiap kali pergi ke pasar, pandangannya selalu menelisik berharap bisa bertemu Marmi.

Demikian juga jika ada orang asing di lingkungannya, Mbah Wiji berharap itu adalah cucunya yang tersesat saat pulang.

"Sekarang sudah senang, bisa bertemu anak yang selama ini hilang. Saya ingat dulu anaknya 5, sekarang malah nambah cucu 19," katanya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berkat Facebook, Warga Blitar Temukan Motor yang Dicuri dalam Waktu Kurang dari 24 Jam".

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved