Berita Viral

Tolak Bantuan Dinsos, Ayah dan Anak Pilih Tinggal di Goa Dekat Kuburan karena Lebih Nyaman

Tak memiliki rumah, seorang ayah dan anak terpaksa tinggal di goa yang berada dekat tempat pemakaman.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Kompas.com
Ayah dan anak pilih tinggal di goa dekat kuburan 

SURYA.CO.ID - Tak memiliki rumah, seorang ayah dan anak terpaksa tinggal di goa yang berada dekat tempat pemakaman.

Adalah Guntur (48), yang memilih tinggal di Goa Ujungbatu, Kabupaten Jepara.

Ia tinggal bersama anaknya, yang mengalami disabilitas wicara alias bisu.

Kisah Guntur ini dibagikan oleh akun TikTok @kabarjepara beberapa waktu lalu.

Sejumlah petugas dan aparat setempat mendatangi goa yang ditinggali Guntur dan anaknya. 

Terlihat, goa tersebut berada di sebuah tebing menghadap ke sebuah lahan kosong yang dipenuhi rerumputan.

Goa itu tersembunyi di balik tanaman liar yang menjuntai dari atas tebing maupun pohon-pohon di depannya.

Di dalam goa itu, terhampar sebuah terpal dengan beberapa barang di atasnya untuk Guntur dan anaknya beristirahat.

Guntur mengaku, dirinya baru tinggal di dalam goa selama dua pekan belakangan.

"Sebelumnya memang saya sudah gelandangan di Jepara selama 2 tahun. Di sini hanya sekitar 2 minggu, tapi kebetulan malah betah," kata Guntur.

Awalnya Guntur sempat tidur di gudang rongsok yang berlokasi 20 meter dari gua.

Kemudian ia tak sengaja menemukan gua itu saat berjalan-jalan.

Melihat goa itu, Guntur pun memilih tinggal di gua karena kondisi yang sejuk serta jauh dari keramaian.

"Hotel alami, kalau diparingi (diberi) lilin seperti hotel alami," ucap Guntur.

Guntur sendiri berjualan kangkung di taman rusa Pendopo Kabupaten Jepara.

Dirinya juga berjualan gambar Saridin dan menjual mainan dari bambu.

Di Demak, Guntur sudah tak punya rumah.

Guntur mengaku masih memiliki sanak saudara, tetapi dirinya sungkan jika harus meminta bantuan.

Guntur sempat ditawari Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa untuk tinggal di Panti Sosial.

Namun ia menolak dengan alasan ruangan tertutup.

Ia mengaku lebih nyaman tinggal di alam terbuka.

Soal anak yang bersama Guntur

Aniek menambahkan, anak berinisial IHP sendiri merupakan anak kandung Guntur dari istri siri ketiganya yang merupakan warga Jepara.

Ia menikah sebanyak tiga kali, satu kali menikah resmi dan sudah bercerai, dan pernikahan kedua dan ketiganya dilakukan secara siri.

Dari informasi, lanjut Aniek, Guntur pergi lagi lantaran kehidupannya bersama sang anak tidak ingin diganggu oleh siapapun.

Guntur juga memiliki tujuan bertemu salah seorang tokoh agama untuk masa depan anaknya.

"Yang kita gali dari desa, dia kan kepinginnya tidak ingin ada yang mengganggu, keinginan dia itu dia sama anaknya (bertemu) Syeh siapa itu biar anaknya bisa melanjutkan," ungkapnya.

"Jadi kami juga belum tahu kronologi penyebabnya. Apakah dari awal menggelandang begitu atau bagaimana," sambung dia.

Aniek menambahkan, Guntur dan anaknya sempat tinggal di Rumpelsos Demak pada Juni 2022 lalu, namun hanya bertahan selama 4 hari karena tidak betah.

"Kita kasih obat tapi kembali lagi Pak Guntur tidak betah akhirnya keluar," ujarnya.

Pada saat itu, Guntur dirawat di Rumpelsos Demak karena ada laporan dari warga, setiap harinya terdapat anak kecil yang menangis di rumah lantaran dikunci dan ditinggal kerja sang ayah.

"Menurut informasi dari warga sekitar PM sudah pergi 8 tahun yang lalu dan sempat kembali ke Jungsemi pada 2022 dan tinggal di rumah kosong milik Bapak Zamwarir," tukasnya.

Keterangan UPTD Rumpelsos Demak

Kepala UPTD Rumah Pelayanan Sosial (Rumpelsos) Demak, Aniek Shaubichati mengatakan, pihaknya bersama rombongan Dinas P2PA Demak mendatangi Desa Jungsemi pada Senin (10/6/2024).

Namun, ketika mereka berkunjung, Guntur sudah pergi lagi.

Menurutnya, setelah kembali ke Desa Jungsemi, Guntur tinggal di rumah adiknya yang bernama Siti Mujaroh.

"Ternyata setelah kita sampai di sana, PM (penerima manfaat) sudah tidak di rumah," kata Aniek, dikutip dari Kompas.com, Selasa (11/6/2024).  

"Info tersebut kami terima karena kita kroscek langsung ke desa," tambahnya.

Aniek menjelaskan, Guntur tinggal di rumah adiknya hanya tiga hari, kemudian ia memaksa adiknya untuk kembali ke Jepara dan kali ini dengan tujuan pemakaman.

Ia mengaku mendengarkan langsung pembicaraan itu saat Perangkat Desa Jungsemi meminta keterangan dari Siti.

"Bu Siti itu karena diancam di bawah tekanan, beliau mengantar sampai di Jepara di Makam Kerpus Kuasen setelah ada pembicaraan itu. Jadi kita tidak bisa ketemu," terangnya.

"Itu posisinya pihak desa saja tidak tahu, makannya konfirmasi ke saudaranya tadi. Adiknya, kecolongan sebetulnya, pihak desa sebetulnya ingin seperti kami, menindaklanjuti," sambung dia.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved