Sukseskan Program Makan Bergizi dan Susu Gratis, Kementan Dorong Produksi Pakan Ternak Berkualitas

Kementerian Pertanian mendorong para pelaku usaha pakan ternak di Jawa Timur untuk menghasilkan produk berkualitas.

Penulis: Benni Indo | Editor: Musahadah
surya/benni indo
Direktur Pakan Kementerian Pertanian, Nur Saptahidayat seusai memberikan pelatihan kepada produsen pakan ternak di Jatim pada Selasa (28/5/2024) 

Tadisah Sulton (35), pelaku usaha pakan ternak dari UD Munir Jaya Tuban berharap program makan bergizi dan minum susu bisa memberikan dampak positif terhadap pelaku usaha di sektor pertanian dan peternakan.

Sebagai pelaku usaha pakan ternak, ia banyak memnuhi kebutuhan para peternak sapi potong daripada sapi perah.

"Kan ada makanan bergizi, bisa diambil makanan bergizi itu dari daging sapi. Jadi, kami sama-sama untung dengan pelaku usaha sapi perah," katanya.

Menurutnya, menghasilkan produk pakan berkualitas sangat penting. Tempatnya bekerja telah mendapat kepercayaan dari publik, terlebih ketika telah mengurus perizinan resmi.

"Setelah urus izin resmi, penjualan naik 30 persen," ujarnya.

Ia sepakat pakan yang berkualitas berdampak pada kondisi hewan ternak. Jika hewan ternak dalam kondisi bagus, maka juga akan berdampak pada orang yang mengkonsumsinya.

Presiden Direktur KAN Jabung Syariah Jatim, Eva Marliyanti menyebut, ada peluang besar yang bisa diambil pada program minum susu. Peluang tersebut haru dimanfaatkan dengan baik agar bisa memperbaiki kondisi buruk dampak Penyakit Kuku dan Mulut (PMK).

“Kami pernah kena PMK, harga susu turun, industri juga jatuh. Tahun kemarin cukup memprihatinkan untuk kami. Ini menjadi angin segar bagi peningkatan permintaan karena kami bergerak di koperasi susu,” katanya.

Berdasarkan informasi yang diterima Eva, kebutuhan program susu nanti bias menghabiskan hampir 8.700 ton per hari. Sedangkan saat ini, produksi susu segar tidak lebih dari 900 ton per hari. Jadi ada jarak yang sangat jauh yakni di angka 7.800 ton.

“Jadi produksi susu segar dalam negeri, otomatis hanya cukup mendukung 10 persen kebutuhan program pemerintah. Itu tidak bicara mengenai kebutuhan eksisting kebutuhan susu saat ini,” ungkapnya.

Sejumlah tempat yang memproduksi susu sering mengirimkan susu ke perusahaan untuk diolah.

Eva menyebutkan, Jawa Timur menjadi pusat produksi susu nasional. Ia pun berharap, nantinya program minum susu gratis bisa menggerakan gairah bisnis susu. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved