Laka Maut Bus Di Subang
Kematian Mahesya Putra Korban Bus Maut Malah Dimanfaatkan Penipu, Ngaku Paman Korban di Surabaya
Kematian Mahesya Putra, salah satu korban kecelakaan bus rombongan perpisahan siswa SMK Lingga Kencana Depok, malah dimanfaatkan penipu.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Kematian Mahesya Putra, salah satu korban kecelakaan bus rombongan perpisahan siswa SMK Lingga Kencana Depok, malah dimanfaatkan penipu.
Si penipu mengaku-ngaku sebagai paman korban yang berdomisili di Surabaya.
Ia menggalang donasi untuk diberikan kepada keluarga Mahesya.
Adapun donasi palsu itu disebut telah terkumpul di pelaku, jumlahnya di atas Rp 11 juta.
"Saya tahu dari keponakan, katanya donasi yang terkumpul sudah Rp 11 juta lebih. Itu mah sudah penipuan namanya, sudah penggelapan namanya," tutur Rosdiyana, ibunda almarhum Mahesya Putra, Rabu (15/5/2024).
Baca juga: 12 FAKTA Bus Maut Yang Tewaskan 11 Orang Di Subang, Bus Jadul Di Modifikasi Model Jetbus 3 SHD
Oleh karena itu, pihak keluarga masih terus mencari bukti soal pembukaan donasi oleh pihak yang tak bertanggung jawab itu.
Persoalan ini kemungkinan berlanjut ke ranah hukum.
"Sampai sekarang sih kami masih mencari bukti-bukti yang kuat. Semisal nanti sama keluarga rembukan lagi, dan kalau ada jawaban pastinya, baru nanti kami undang pihak hukum," tambah Rosdiyana.
Persoalan donasi palsu itu berangkat dari unggahan sebuah akun di media sosial pelaku.
Pelaku mempublikasikan donasi palsu itu di TikTok.
"Iya, dia (pelaku) ngakunya sebagai omnya Mahesya di Surabaya membuka donasi. Padahal Mahesya enggak punya om di sana," ungkap Rosdiyana.
Sejauh proses penelusuran melalui keluarga besar, kerabat, dan relasi, belum diketahui identitas maupun keberadaan pelaku.
Persoalan ini merugikan keluarga Rosdiyana, terlebih karena oknun memanfaatkan perhatian publik atas musibah yang belum lama terjadi.
"Boro-boro mikirin seperti itu. Kami ini masih repot urus sana sini. Jadi keluarga enggak mungkin buka donasi seperti itu," kata dia.
Sosok oknum yang membuat donasi palsu untuk korban kecelakaan maut bus pelajar SMK Lingga Kencana sedang menjadi sorotan dan ramai di media sosial.
Rosdiyana, ibunda almarhum Mahesya Putra mengatakan oknum di balik donasi palsu itu itu mengaku di Surabaya.
Sementara keluarga korban berasal dari Depok, Jawa Barat.
Baca juga: Perjuangan Mahesya Putra Korban Bus Maut, Jadi Kuli Angkut Pasir Demi Study Tour Rp 800 Ribu
"Ini kayaknya orang random saja, soalnya kami kan asli Depok tapi dia klaimnya ternyata di Surabaya," katanya, Rabu (15/5/2024).
Rosdiyana dan keluarga besar pun heran lantaran tidak merasa memiliki kerabat dari kota di Jawa Timur itu.
"Masalahnya, kami juga enggak punya keluarga di Surabaya. Orang-orang deket sini saja sih semua (asal tempat tinggalnya)," tutur dia.
Sebelumnya, banyak kisah pilu di balik suasana duka yang menyelimuti keluarga korban kecelakaan bus rombongan perpisahan siswa SMK Lingga Kencana Depok.
Sejumlah korban tampak dimakamkan berdampingingan dalam satu lokasi yakni di Taman Pemakaman Umum Islam (TPUI) Depok.
Salah satu korban adalah Mahesya Putra, siswa SMK Lingga Kencana Depok yang tinggal di Jalan Rangkapanjayabaru, Depok, Jawa Barat.
Saat jenazah Mahesya Putra tiba di pemakaman, langsung disambut sejumlah petugas penggali kubur.
Mereka membuka keranda yang berisi jasad korban untuk segera dikebumikan.
Sebelum diturunkan ke liang lahat, jasad korban yang sudah terbungkus kain kafan itu terlebih dulu dibaringkan di samping kuburannya.
Beberapa petugas serta perwakilan keluarga tampak ikut turun ke liang lahat untuk menyambut jasad korban dari pusara tempat peristirahatan terakhir Mahesya Putra.
Setelah lantunan adzan berkumandang, petugas penggali kubur pun langsung menutup jasad yang sudah dibaringkan di liang lahat menggunakan bambu dan langsung menguruknya dengan tanah.
Baca juga: Siapa Pemilik Bus Putera Fajar yang Tewaskan 11 Orang di Subang? Dibidik Polisi Usai Sopir Tersangka
Terungkap, perjuangan Mahesya Putra untuk ikut acara perpisahan di sekolahnya bukanlah hal yang mudah.
Demi tak mau memberatkan orangtuanya, siswa SMK ini rela jadi kuli pengangkut pasir demi dapat uang untuk membayar acara perpisahan yang ternyata menjadi perpisahan sesungguhnya itu senilai Rp 800 ribu.
Mahesya tak sendirian, bersama temannya yang juga sekolah ditempat yang sama memilih menjadi kuli pasir.
"Dia (Dimas) tuh jadi kuli pasir sama temannya (Mahesya)," kata Mariah, Uwa Dimas Aditya.
Dirinya mengungkap pekerjaan yang dilakukan sang keponakan bersama temannya Mahesya Putra demi bisa ikut acara perpisahan di sekolah.
"Dia tuh juga cari uang jajan apa saja sama buat nambahin berangka ke acara wisuda di Bandung," ujar Mariah dikutip dari Tribun Depok, Minggu (12/5/2024).
Sementara itu Rosdiana, ibunda Mahesya Putra, tidak kuasa menahan haru ketika tahu anaknya turut menjadi korban tewas kecelakaan maut pada Sabtu (12/4/2024) petang.
Rosdiana bersaksi, Mahesya Putra sehari-hari merupakan sosok anak yang baik dan penurut.
Bahkan, ia merupakan tulang punggung keluarga seusai sepeninggalan ayahnya.
Rosdiana mengenang pernyataan Mahesya kepada dirinya yang ingin langsung bekerja demi membantu keluarga setelah lulus dari SMK Lingga Kencana.
Mahesya ingin membantu perekonomian keluarganya.
"Dia anaknya baik. Pokoknya tulang punggung keluarga. Kalau mau misalkan dia bilang udah lulus mau kerja membahagiakan orang tuanya," kata Rosdiana saat ditemui di rumah duka di jalan Rangkapanjayabaru, Depok, Jawa Barat pada Minggu (12/5/2024).
Mahesya merupakan anak pertama dari 5 bersaudara.
Mahesya hanya tinggal bersama sang ibu dan keempat adiknya di sebuah gang sempit di Jalan Raya Maruyung.
Menurut Rosdiana, nantinya Mahesya ingin bekerja sembari kuliah seusai lulus dari SMK Lingga Kencana.
Namun takdir berkata lain, Mahesya justru tewas seusai acara perpisahannya.
"Iya dia udah rencana si untuk kerja, pergi kuliah juga," ungkapnya.
Rosdiana juga mengingat bahwasanya Mahesya merupakan sosok yang semangat mengejar cita-citanya. Bahkan, Mahesya bukan anak yang nakal dan banyak minta kepada orang tuanya.
"Dia itu orangnya semangat untuk mengejar cita-cita ya pokoknya orangnya nggak neko-neko dah, nggak pernah minta apa-apa yang ibunya gak bisa berikan. Pokoknya nggak neko-neko dia. Iya apa adanya," pungkasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Muncul Donasi Palsu Korban Kecelakaan Maut Subang, Ngaku Paman Mahesya, Donasi Terkumpul Rp 11 Juta.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Kematian-Mahesya-Putra-Korban-Bus-Maut-Malah-Dimanfaatkan-Penipu-Ngaku-Paman-Korban-di-Surabaya.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.