Balita Dicekik Bapaknya di Tulungagung

Polisi Pastikan Kematian Balita Diduga Dicekik Ayahnya di Tulungagung Karena Kekurangan Oksigen

UPPA Satreskrim Polres Tulungagung bersama dokter forensik RS Bhayangkara Kediri telah selesai melakukan autopsi jenazah MAK

Penulis: David Yohanes | Editor: irwan sy
david yohanes/surya.co.id
Peti jenazah MAK (3) akan dibawa pulang keluarganya. Balita asal Desa Blimbing, Kecamatan Rejotangan, Tulungagung, ini meninggal dunia diduga karena kekerasan yang dilakukan ayah kandungnya, RAP (29). 

SURYA.co.id | TULUNGAGUNG - Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA) Satreskrim Polres Tulungagung bersama dokter forensik RS Bhayangkara Kediri telah selesai melakukan autopsi jenazah MAK (3).

Balita asal Desa Blimbing, Kecamatan Rejotangan ini sebelumnya meninggal dunia, diduga karena kekerasan yang dilakukan ayah kandungnya, RAP (29).

Menurut Kepala UPPA Satreskrim Polres Tulungagung, Iptu Nursaid, korban meninggal dengan tanda-tanda kekurangan oksigen.

Hal ini dibuktikan dengan kondisi kuku korban yang membiru, serta pendarahan selaput lendir mata bagian dalam.

Baca juga: Polisi Autopsi Balita yang Diduga Dicekik Bapaknya Hingga Meninggal Dunia di Tulungagung

"Kematian korban tidak wajar, karena terganggunya pertukaran oksigen yang menyebabkan korban mati lemas," jelasnya.

Selain itu ada sejumlah luka memar di tubuh korban, seperti di bagian punggung, telinga kanan dan leher.

Kondisi kekurangan oksigen ini dimungkinkan karena cekikan, atau tekanan di area sekitar leher yang membuat korban tidak bisa bernafas.

Bekas memar yang ditemukan dimungkinkan sebagi bekas titik-titik tekanan yang diterima korban.

"Kami masih dalami saksi-saksi apa penyebabnya sampai korban kekurangan oksigen," tegas Nursaid.

Saat ini penyidik UPPA Satreskrim Polres Tulungagung sudah memeriksa 2 saksi, yaitu AJ (23) ibu korban dan kakek korban.

Selanjutnya penyidik akan memeriksakan kondisi kejiwaan RAP, ayah korban di RS Bhayangkara Tulungagung.

Masih menurut Nursaid, terduga pelaku ini ditengarai mengalami gangguan kejiwaan.

"Indikasinya memang ada gangguan jiwa. Jika benar, kami akan rujuk ke RSJ Lawang," katanya.

RAP diketahui belum genap satu tahun bekerja di Taiwan.

Ia dipulangkan dan sampai di Tulungagung pada 1 Mei 2024, karena ada indikasi mengalami depresi.

Kepada polisi, RAP mengaku menekan bagian leher anaknya dengan posisi telentang dengan kedua tangannya.

Kedua tangannya dalam posisi menyilang, lalu ia menindih tubuh anaknya dan menekan ke bagian leher.

Dia juga mengaku sempat membalik posisi anaknya gani tengkurap, lalu menekan tubuh anaknya dengan kedua lututnya.

Namun keterangan RAP belum bisa dijadikan patokan sebelum memastikan kondisi kejiwaannya.

Selain itu tidak ada saksi yang melihat kejadian itu.

Sebelumnya RAP meminta keluarganya keluar dari dalam rumah pada Minggu (12/5/2024) malam, sementara dia bermain dengan MAK.

Namun sekitar pukul 20.30 WIB MAK ditemukan tergeletak tak di sofa ruang tengah.

Keluarga lalu membawa ke Puskesmas Rejotangan untuk mendapatkan pertolongan medis.

Namun pihak Puskemas Rejotangan menyatakan, MAK sudah meninggal dunia.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved