Berita Kota Mojokerto

Sambut Hari Bumi 22 April, Saatnya Warga Kota Memilah dan Kurangi Buang Sampah di TPA Randegan

Moh Ali Kuncoro yang menyerukan agar masyarakat mengoptimalkan bank sampah untuk menjaga lingkungan terbebas dari sampah.

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Deddy Humana
surya/mohammad romadoni
PJ Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro (kanan) bersama Kadis DLH, Amin Wachid meninjau TPA Randegan. 


SURYA.CO.ID, KOTA MOJOKERTO - Penanganan sampah tidak bisa dilakukan lewat seremonial Hari Bumi yang akan diperingati pada 22 April, Senin (22/4/2024) besok, tetapi perlu komitmen berkelanjutan. Untuk itulah, Pemkot Mojokerto serius menangani sampah dengan meningkatkan pengelolaan bank sampah dan budidaya maggot di setiap kelurahan.

Hal ini ditegaskan PJ Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro yang menyerukan agar masyarakat mengoptimalkan bank sampah untuk menjaga lingkungan terbebas dari sampah.

Ali Kuncoro, mengatakan penanganan sampah di Kota Mojokerto urgent untuk mengurangi kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randegan. Upaya sederhana mengurangi sampah adalah memilah sampah organik dan anorganik dan melakukan reduce, reuse, recycle (3R/pengurangan, pemanfaatkan dan pengolahan ulang).

“Kita punya bank sampah dan program budidaya maggot. Mari kita optimalkan itu, sebagai upaya mengurangi volume sampah di TPA,” ujar Ali Kuncoro, Minggu (21/4/2024).

Menurutnya, Pemkot Mojokerto juga mensinergikan melalui program Bapak Samerto (Bayar Pajak Pakai Sampah di Kota Mojokerto) untuk optimalisasi bank sampah. Apalagi program itu sudah ditransformasikan berbasis digital dengan inovasi Bajak Sambal Terasi (Bayar Pajak pakai Sampah Langsung Terintegrasi).

"Selain bank sampah, upaya pengurangan timbunan sampah juga dapat dilakukan dengan budidaya maggot. Inovasi ini cukup efektif untuk menekan produksi sampah jenis organik skala rumah tangga," bebernya.

Budidaya maggot yang sudah populer di Kecamatan Prajurit Kulon juga dapat mengolah sampah organik Bahkan maggot digunakan untuk pengganti pakan ikan berprotein tinggi.

Budidaya maggot juga menjadikan nilai tambah, tidak hanya mengurangi sampah namun juga meningkat keuntungan di sektor perikanan seperti budidaya lele. Namun kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan menjadi penentu dalam penangangan sampah di Kota Mojokerto.

“Skema untuk mengurangi sampah sudah kita buat sedemian rupa. Jika kesadaran masyarakat akan kebersihan dan pengelolaan sampah sudah baik, tentu nantinya volume sampah akan bisa berkurang dengan sendirinya,” pungkasnya.

Untuk diketahui, upaya Pemkot Mojokerto mulai mencanangkan pengurangan sampah bertepatan Hari Bumi, pada tanggal 22 April. Momen hari bumi sebagai pengingat kesadaran masyarakat terhadap lingkungan.

Terlebih, sektor limbah dan sampah merupakan salah satu sumber penghasil gas rumah kaca menyebabkan terjadinya pemanasan global yang berdampak perubahan iklim.

Sesuai World Health Organization (WHO), dunia menghasilkan sekitar 2 miliar ton sampah per tahun. Bahkan sebagian besar dari jumlah tersebut tidak didaur ulang yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Timbunan sampah padat yang tidak didaur ulang juga memicu emisi karbon.

Pada tahun 2050, diperkirakan jumlah sampah secara global akan meningkat sampai 3,4 miliar ton. Sampah sebanyak itu akan menghasilkan gas rumah kaca berbahaya yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. *****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved