Berita Tulungagung
Puluhan Sapi di Desa Pelem Kabupaten Tulungagung Terserang PMK, Banyak yang Akhirnya Mati
Salah satu warga yang mengalami serangan PMK adalah warga RT 4 RW 2 Dusun Sumberejo Kabupaten Tulungagung
Penulis: David Yohanes | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Puluhan sapi di Desa Pelem, Kecamatan Campurdarat terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Banyak di antara hewan ternak ini yang mati, yang lain dijual dalam kondisi sakit.
Ada pula yang buru-buru menjual sapinya karena khawatir tertular PMK.
Salah satu warga yang mengalami serangan PMK adalah Agung Sumanto (30), warga RT 4 RW 2 Dusun Sumberejo.
Ketiga sapi milik Agung terserang PMK secara bersamaan, satu ekor di antaranya mati.
"Gejala awalnya mengeluarkan air liur, terus mulutnya seperti sariawan. Setelah itu sudah tidak doyan makan," kenang Agung.
Baca juga: Warga Kelurahan Ngampel Kediri Keluhkan Polusi Lingkungan Tempat Penampungan Limbah Jagal Sapi
Saat masih awal sapi masih berusaha makan, namun karena mulutnya terluka rumput yang di mulut kembali dimuntahkan.
Badan sapi terasa sangat panas, nafasnya seperti tersengal-sengal, sementara di kuku kakinya muncul luka.
Satu pedet berusia 4 bulan miliknya akhirnya mati pada Sabtu (6/4/2024).
"Saat itu langsung saya pendam bangkainya. Lalu satu indukan yang juga kena PMK saya jual," sambung Agung.
Sebenarnya Agung bersama peternak lain secara mandiri telah memanggil mantri hewan untuk mengobati sapi yang sakit.
Tiga ekor sapi miliknya juga sudah disuntik obat namun kondisinya tidak kunjung membaik.
Indukan yang dijual dalam kondisi sakit hanya dihargai Rp 6 juta.
Agung tidak punya pilihan karena khawatir sapi betina ini akan mati juga.
Padahal sapi itu jika dijual dalam kondisi sehar bisa laku hingga Rp 20 juta.
"Petani pasti rugi kalau ternaknya sampai mati, karena ini ibarat tabungan," katanya.
Satu sapi jantan milik Agung masih bisa bertahan hingga saat ini.
Kondisinya berangsur mulai membaik, luka di bagian kuku juga mulai sembuh.
Setahun sebelumnya, sapi-sapi di Desa Pelem terserang penyakit LSD.
Warga menyebutnya penyakit lato-lato, karena kulit sapi melepuh besar mirip lato-lato sebelum jadi luka.
Namun serangan ini tidak mematikan, namun butuh 6 bulan untuk kembali memulihkan seluruh kulit sapi yang kena serangan LSD.
"Waktu itu serangannya juga menjelang lebaran seperti saat ini. Besar (Idul Adha) tidak bisa dijual karena kena lato-lato," pungkas Agung.
Kepala Desa Pelem, Muji Alam, mengakui serangan PMK di desanya merata di 5 dusun yang ada.
Serangan ini terjadi sejak sekitar awal Mei 2024, dan mulai memakan korban beberapa hari setelah serangan pertama muncul.
Muji mengatakan, yang terdata saja ada 6 sapi yang mati dan dikuburkan.
"Yang mati langsung dipendam karena dianggap sumber penyakit. Yang lain ada yang dijual murah," katanya.
Serangan paling banyak ada di Dusun Sumberejo.
Warga secara mandiri berusaha mengatasi PMK dengan mendatangkan mantri hewan.
Namun upaya ini tidak banyak membantu, karena sapi-sapi yang disuntik banyak yang mati.
"Upaya pengendaliannya masih gagal. Serangan masih meluas," ucapnya.
BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
Kabupaten Tulungagung
Running News
Dinas Peternakan
Pemulihan Jalan dan Jembatan Putus, Pemkab Tulungagung Ajukan BTT Rp 16 Miliar ke Pemprov Jatim |
![]() |
---|
Pemkab Tulungagung Akan Ajukan BTT untuk Perbaikan Jalan Sendang-Karangrejo dan Jembatan Junjung |
![]() |
---|
Sampah dari Kalidawir Nyaris Memutus Jembatan Junjung Tulungagung, Sejumlah Tanggul Terancam Jebol |
![]() |
---|
Daftar Lengkap Pemenang Balap Sepeda Hell2Man Seri Ketiga Tulungagung |
![]() |
---|
173 Pesepeda Ikuti Hell2Man, Taklukan Rute Ekstrem Pegunungan Waduk Wonorejo Tulungagung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.