Berita Situbondo

Mensos Risma Sambangi Balita Korban Kekerasan di Situbondo, Upayakan KBRI Bantu Pulangkan Ibu Korban

Rombongan Risma tiba Situbondo sekitar pukul 12.06 WIB dan langsung menuju rumah korban kekerasan anak tersebut.

Penulis: Izi Hartono | Editor: Deddy Humana
surya/izi hartono (izi hartono)
Mensos RI, Tri Rismaharini mengunjungi rumah balira korban penganiayaan yang dilakukan ayah kandungnya di Situbondo, Minggu (31/3/2024). 


SURYA.CO.ID, SITUBONDO - Menteri Sosial (Mensos) RI, Tri Rismaharani memberi perhatian serius atas kasus penganiayaan balita oleh ayah kandungnya di Situbondo yang belakangan merebak di media sosial (medsos). Minggu (31/3/2024), Risma pun mendatangi langsung rumah orangtua korban di Jalan Plaosa, Kelurahan Patokan, Kecamatan Situbondo.

Rombongan Risma tiba Situbondo sekitar pukul 12.06 WIB dan langsung menuju rumah korban kekerasan anak tersebut. Di rumah itu, Risma ditemui langsung oleh ayah dari anak yang dianiaya tersebut.

Mantan Wali Kota Surabaya itu sempat terlihat berkoordinasi dengan pihak KBRI di mana ibu kandung anak itu bekerja sebagai asisten rumah tangga di Singapura.

Kepada sejumlah wartawan, Risma mengatakan, setelah mendapat laporan itu pihaknya mendatangi rumahnya karena masa depan anak itu yang utama. Dan pihaknya merasa bertanggungjawab menyelamatkan korban sehingga berupaya memulangkan ibunya.

"Saya tahu itu sangat berat, contohnya berkomunikasi dengan majikan dari ibu korban. Dan itu dilakukan semaksimal mungkin," ujar Risma.

Selain itu, pihaknya juga berkomunikasi dengan KBRI dan kedutaan untuk memantaunya."Kami tahu bahwa ada aturan yang harus dihormati tetapi kita mencoba mencari solusinya," kata Risma.

Menurutnya, pihaknya akan memberikan pekerjaan melalui balai kerja untuk ayah kandung balita itu, agar bisa berusaha dan berdagang. "Itu yang kami lakukan dan tadi kita melihat prosesnya bagaimana," ucapnya.

Yang terpenting, kata Risma, bagaimana agar balita itu kembali berkumpul bersama keluarganya. "Makanya tadi saya sampaikan tidak ada lagi yang perlu diungkit (masalah penganiayaan), yang penting bagaimana nasib anaknya," harapnya.

Sementara DR, ayah kandung balita yang menjadi pelaku penganiayaan mengatakan, ia hanya berharap istrinya bisa pulang dan berkumpul bersama anak-anaknya di rumah. Tetapi DR enggan menjawab alasan melakukan kekerasan pada anaknya dengan dalih persoalannya terlalu pribadi.

"Saya hanya berharap bagaimana istri saya bisa pulang, agar saya yang mencari pekerjaan. Yang penting istri bisa pulang," kata DR usai menemui Risma.

Menurutnya, saat ini ia sudah bekerja meski tidak berkumpul dengan istrinya selama tiga minggu lebih karena bekerja di luar negeri. "Sampai tanggal 6 April 2024 ini, saya sudah bekerja selama sebulan," ujarnya.

DR juga menambahkan, sejak awal istrinya yang nekat bekerja di luar negeri atas inisiatif sendiri. Dari penjelasan DR, diduga tindak kekerasan itu terjadi karena luapan emosi atas ketidakpatuhan sang istri. "Sebenarnya saya sempat melarangnya, tetapi istri saya nekat berangkat," pungkasnya. ****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved