Pencurian Berujung Pembunuhan di Gresik

Sosok Saksi Pembunuhan Agen Bank BUMN di Gresik yang Tewas di Ladang Jagung, Ada Racun di Tubuhnya

Inilah sosok Sobikhul Alim (20), saksi kasus pembunuhan agen bank BUMN yang ditemukan tewas di tengah ladang jagung Desa Wotan, Panceng, Gresik.

Penulis: Willy Abraham | Editor: Musahadah
kolase surya/willy abraham/istimewa
Solikhul Alim, saksi pembunuhan agen bank yang dtemukan tewas di ladang jagung. 

SURYA.co.id | GRESIK - Inilah sosok Sobikhul Alim (20), saksi kasus pembunuhan agen bank BUMN, yang ditemukan tewas di tengah ladang jagung Desa Wotan, Panceng, Kabupaten Gresik Gresik. 

Sobikhul Alim ditemukan tewas setelah memberikan keterangan ke polisi sebagai saksi pembunuhan agen bank plat merah Gresik di Desa Ima'an, Dukun, Gresik.

Saat ditemukan, jasad Sobikhul Alim masih mengenakan sarung merah dan kaos hijau dengan posisi terlentang dan kepala di atas batu.

Tak jauh dari jasad korban, ada kendaraan sepeda motor Honda Revo warna hitam, yang diduga milik korban.

Kanit Resmob Sat Reskrim Polres Gresik Ipda Komang Andhika mengungkapkan, pihaknya baru meminta keterangan Sobiklul dan belum memasukkan dalam berita acara pemeriksaan (BAP).  

Baca juga: Sosok Perampok 2 Agen Bank di Lamongan Terungkap, Ini Siasatnya Sebelum Todongkan Senpi ke Korban

"Kami hanya minta keterangan terhadap yang bersangkutan. Cuman ngobrol-ngobrol saja tidak sampai masuk berita acara pemeriksaan (BAP)," ujar Ipda Komang Andhika, Selasa (26/3/2024).

Dari hasil autopsi, polisi tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada jasad Sobikhul Alim.

Ipda Komang Andhika Haditya Prabu menegaskan korban meninggal karena kekurangan oksigen.

Guna memastikan itu, pihaknya telah mengambil beberapa organ tubuh korban, untuk dilakukan tes laboratorium forensik di Polda Jatim.

"Saat ini kita sudah lakukan tes lab. Untuk sementara memang karena Asfiksia atau masalah sistem pernapasan sehingga mengalami kekurangan oksigen," jelasnya, Rabu (27/3/2024).

Nah, hasil tes lab yang dilakukan pihak kepolisian, korban mengalami kekurangan oksigen karena mengalami keracunan.

Polisi masih belum memastikan jenis racun yang diminumnya hingga meninggal dunia.

"Untuk racunnya kita belum tahu jenisnya. Masih menunggu hasil laboratorium forensik,' tambah Komang.

Komang juga masih belum bisa memastikan apakah kematian Sobikhul karena pembunuhan atau bunuh diri. Pihaknya masih melakukan penyelidikan penyebab korban meminum racun tersebut.

"Masih dalam penyelidikan. Termasuk penyebab korban minum racun tersebut. Apakah minum sendiri atau sengaja di racuni. Itu perlu penyelidikan lebih dalam," pungkas Komang. 

Lalu siapa sebenarnya Solikhul Alim? 

Solikhul Alim biasanya mengantar ibunya berjualan di pasar Wotan.

Dalam kasus pembunuhan agen bank plat merah, dia bukan saksi kunci.

Saat dimintai keterangan oleh polisi, Sobikhul mengaku tidak mengetahui perampokan yang menewaskan Wardatun Toyibah dengan luka 4 tusukan tersebut.

"Jadi bukan saksi langsung yang mengetahui kejadian. Hasil pemeriksaan nihil informasi," jelasnya.

Komang menegaskan bahwa korban bukanlah saksi kunci maupun saksi yang mengetahui aksi dugaan perampokan. Apalagi sampai beredar bahwa korban merupakan kompolotan perampokan di Desa Ima'an beberapa waktu lalu.

"Kita minta warga jangan berasumsi ataupun menduga-duga. Biarkan kita mencari fakta-fakta. Karena waktu kejadian itu (Dugaan Perampokan), kita cuma berupaya gali informasi ke yang bersangkutan sebagai upaya lidik di lapangan," tegasnya.

Saat ini polisi bersama tim forensik RSUD Ibnu Sina sedang melakukan autopsi. Hal itu untuk mengetahui penyebab kematian Sobikhul Alim.

"Kita tunggu hasil autopsi keluar untuk mengetahui penyebab kematiannya," pungkas Komang.  

Sebelumnya, Sekretaris Desa Wotan, Roihan membenarkan bila ada penemuan mayat di lahan jagung desanya.

Ia menjelaskan, mayat pertama kali ditemukan warganya bernama Hartono bersama temannya saat hendak ke Dukun melalui Jalan Desa Wotan- Desa Gedangan.

"Ditemukan sekitar pukul 6.00 WIB. Lokasi mayat tidak jauh dari jalan sehingga gampang terlihat orang yang lewat," ujarnya.

Diketahui korban bernama Sobikhul Alim umur 20 tahun, warga Desa Ima'an RT 04/RW 09, Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban sudah keluar rumah sejak kemarin pagi. Sehari-hari biasanya korban mengantarkan ibunya berjualan ke Pasar Wotan.

Petugas medis dan kepolisian sudah mendatangi lokasi penemuan mayat. Hingga kini belum diketahui penyebab pasti korban merenggang nyawa.

Petugas kepolisian yang tiba di lokasi langsung memasangi garis polisi atau police line. Jenazah Sobikhul Alim kemudian dibawa ke RSUD Ibnu Sina untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Kasus Pembunuhan Agen Bank Masih Gelap

Sejumlah kejanggalan terungkap dari kasus pembunuhan agen bank di Gresik.
Sejumlah kejanggalan terungkap dari kasus pembunuhan agen bank di Gresik. (kolase surya/willy abrahan/sugiyono)

Wardatun Toyyibah (28) yang selama ini dikenal sebagai agen bank plat merah itu tewas dengan banyak luka tusuk di tubuhnya . 

Sementara sang anak, NZ yang masih berusia 2,5 tahun terluka di kakinya. 

Berdasarkan hasil autopsi di RSUD Ibnu Sina terdapat empat luka tusuk di tubuh Wardatun Toyyibah.

"Ada empat luka tusuk, di leher bagian depan dua, di dada satu, dan satu di leher bagian belakang," ujar Kasatreskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan.

Baca juga: Nasib Balita 2,5 Tahun Tahu Ibunya Dibunuh di Gresik: Masih Ketakutan, Ini Cara Polisi Memeriksanya

Dari empat luka tusuk tersebut, lanjutnya, yang membuat korban mengalami kematian karena luka tusuk di bagian dada.

"Yang mematikan karena luka tusuk di dada, itu mengenai ulu hati dan menembus ke jantung," tambahnya.

Hasil olah TKP, polisi mengamankan satu bungkus golok yang ditemukan di kasur milik korban.

"Barang bukti yang kita amankan ada sarung golok yang dicurigai milik pelaku yang tertinggal di kamar korban," terangnya.

Pihaknya menduga kuat, perempuan tersebut adalah korban perampokan lantaran terdapat barang yang hilang, seperti uang RP 160 juta dan ponsel korban. 

Suami korban, Mahfud (42) mengaku tidak tahu menahu mengenai tragedi yang dialami istrinya. 

Padahal, Mahfud berada di satu rumah dengan korban, hanya saja di ruangan berbeda. 

Mahfud mengaku saat kejadian dia tidur di ruang tamu. Terpisah dari istri dan anaknya yang tidur di kamar.

Pantauan surya.co.id, kamar tempat istri dan anaknya tidur persis di tembok belakang kursi ruang tamu, tempat dimana Mahfud mengaku tidur.

Mahfud mengaku baru tahu istrinya tewas pukul 05.00 Wib.

Dia meminta bantuan keluarganya untuk mengangkat jasad istrinya, lalu dimandikan dan ditutup jarik.

"Pertama tahu sekitar jam 5 lebih, tak lihat di bawah tempat tidur ada banyak darah. Kemudian saya langsung ke rumah kakak saya. Kakak saya yang pertama mengangkat jenazah istri saya," ujarnya.

Mahfud tidak tahu ciri-ciri pelakunya, darimana pelaku masuk, tidak mendengar suara apapun saat istrinya tewas, atau putrinya terluka.

Dalam benak Mahfud, dia mengira istrinya itu meninggal dunia karena bunuh diri.

"Kan tak kira bunuh diri atau apa, tapi kok ternyata barang saya hilang semua," ungkapnya.

Ia mengaku bahwa atas kejadian tersebut, uang miliknya yang berada di kamar istrinya hilang.

"Kan saya belum tahu ya motifnya apa, ternyata saya lihat loker saya kok hilang semua. Uang senilai hampir 160 juta dan handphone saya hilang," jelasnya.

Ia berasumsi bahwa saat kejadian, istrinya sempat melawan pelaku.

"Kemungkinan juga istri saya tahu dan melawan," imbuhnya.

Ikuti Berita Selengkapnya di Google News Surya.co.id

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved