Hikmah Ramadhan 2024

Ramadhan Upgrading Spiritual dan Emotional Question oleh Dr Holis SHI MHI

Persenyawaan Ramadhan dengan upaya upgrading spiritual dan emotional question, tampak pada spirit kebersamaaan yang dibangun pada bulan suci Ramadhan.

Editor: Cak Sur
Istimewa
Pengurus MUI Jatim, Dr Holis SHI MHI 

SURYA.CO.ID - Ramadhan sering disebut bulan penuh berkah yang bermakna ziyadat al-khair (bertambahnya nilai nilai kebaikan), tidak hanya dalam konteks vertikal (hablum minallah), melainkan juga dalam konteks horizontal (hablun minan nas).

Allah SWT menggambarkan tentang esensi ibadah puasa Ramadhan, ialah membentuk pribadi yang bertakwa sebagaimana QS al-Baqarah ayat 183.

Takwa tidak hanya sekadar keyakinan (tauhid), tidak pula sekadar ritual ibadah seorang hamba kepada Tuhannya (muslim). Namun lebih dari itu, takwa harus berimplikasi pada kebaikan-kebaikan (ihsan) baik yang bersifat personal maupun komunal.

Dengan demikian, puasa merupakan nilai akumulatif dari iman, Islam dan ihsan.

Saat ini, kehidupan manusia sedang terjangkit penyakit sosial, yakni sikap individualisme dan kurangnya kepekaan sosial terhadap sesama.

Hal ini terjadi sebagai konsekuensi dari adanya perkembangan zaman, yang ditandai dengan kebangkitan teknologi yang merambah di segala sektor kehidupan sehingga dapat merubah tatanan kehidupan sosial kemasyarakatan.

Hal ini juga ditandai dengan munculnya berbagai tragedi yang menggambarkan adanya dekadensi moral dan kasih sayang, seperti halnya tragedi “perang sarung” yang dilakukan oleh sekelompok anak muda pada malam hari di bulan Ramadhan. Sebagaimana yang terjadi di Bekasi, Jawa Barat, hingga menimbulkan korban jiwa.

Dan, beberapa kasus perampokan dan pembunuhan di berbagai daerah dan dilakukan di bulan Ramadhan.

Narasi sebagaimana di atas, menggambarkan betapa kejamnya kehidupan manusia saat ini, yang sudah tidak lagi peduli dengan sesama dan sepertinya mengalami kehilangan rasa kemanusiaan.

Mereka memandang saudaranya dengan mata kebencian bukan dengan mata kasih sayang.

Cinta kasih di antara sesama seakan sudah mulai luntur, yang ada justru mudah marah dan tersinggung.

Padahal, Syeikh Mustafa Ghalayayni dalam kitabnya Idzatun Nasyi’in menjelaskan, bahwa “ciri-ciri orang yang bertakwa ialah selalu menampilkan sikap kasih sayang” dengan semua makhluk Allah SWT, terlebih manusia yang dibekali akal dan hati nurani.

Persenyawaan Ramadhan dengan upaya upgrading spiritual dan emotional question, tampak pada spirit kebersamaaan yang dibangun pada bulan suci Ramadhan.

Hal ini tampak sekali dari sejumlah amaliyah ubudiyah yang mencerminkan sikap simpati dan empati kepada orang lain, seperti memberi takjil, sedekah, zakat dan sejumlah ibadah lainnya yang dilakukan atas dasar kepekaan sosial.

Selain itu, puasa di bulan Ramadhan diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas ubudiyah-nya yang disertai dengan ketulusan dan keikhlasan, serta sikap kepribadiannya yang santun dan menyejukkan bagi kehidupan di sekitarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved