Bayi Dibuang di Puncu Kediri

UPDATE Santriwati Buang Bayinya di Puncu Kediri, Pihak Pondok Sempat Curiga saat Lihat Ini

Saat ini AS dan bayinya masih mendapatkan perawatan intensif di RS Bhayangkara Kediri. Sementara kasus masih dalam pendalaman pihak kepolisian

Penulis: Luthfi Husnika | Editor: Titis Jati Permata
Tangkap Layar Video
Warga Dusun Templek, Desa Gadungan, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri dihebohkan dengan penemuan bayi di teras rumah warga, Minggu (17/3/2024) malam (kiri). Dan Mustofa (kanan) pemilik pondok pesantren tempat santriwati tinggal 

SURYA.CO.ID, KEDIRI - Kasus AS (19) santriwati asal Sumatera Selatan yang membuang bayinya di teras rumah warga Desa Gadungan, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri terus bergulir.

Saat ini AS dan bayinya masih mendapatkan perawatan intensif di RS Bhayangkara Kediri. Sementara kasus masih dalam pendalaman pihak kepolisian.

AS baru pindah ke pondok yang berlokasi di Dusun Templek tersebut 2,5 bulan belakangan.

Sebelumnya ia menimba ilmu di salah satu pondok ternama yang ada di Jawa Tengah.

"Iya baru pindah ke sini. Sebelumnya di Jawa Tengah. Pondok besar dan sudah banyak yang tahu pondok tersebut, terkenal juga," kata Mustofa, pengasuh pondok di Kediri tempat AS tinggal, Kamis (21/3/2024).

Baca juga: BREAKING NEWS Viral Video Klarifikasi Kiai Tempat Mondok Santriwati yang Buang Bayi di Puncu Kediri

Saat pertama sowan ke pondoknya, Mustofa maupun pengasuh pondok lain tak ada yang menaruh kecurigaan.

Sebab AS datang ditemani kerabatnya yang bukan berasal dari Kediri.

Sementara di Kediri AS mengaku tak memiliki kerabat atau sanak saudara.

Pihak pondok pun menerima AS menjadi santriwati di pondok tersebut lantaran beranggapan AS ingin menimba ilmu.

Apalagi dilihat secara fisik juga tak ada yang tampak aneh.

Baca juga: Ternyata Santri Pembuang Bayi di Kediri Sudah Hamil Saat Masuk Pondok, Sosok Ayah Bayi Misterius

Mustofa mengaku justru keanehan dan kecurigaan baru muncul lima hari jelang AS melahirkan.

"Malah baru curiga itu lima hari sebelum kejadian atau sebelum melahirkan. Kakinya terlihat bengkak tapi tidak bilang apa-apa," jelas Mustofa.

Sementara ketika ditawari untuk periksa, AS selalu menolak.

AS juga kerap tak ikut salat berjamaah selama lima hari terakhir jelang melahirkan. Saat hari H kejadian, AS juga tidak ikut salat tarawih.

Dari informasi yang dihimpun, AS telah melahirkan sejak sore hari. Namun ia tak ketahuan karena kondisi pondok sedang sepi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved