Pemilu 2024

Rekam Jejak Muhammad Asfar Ayah Ais Shafiyah Asfar, Mahasiswi Unair yang Jadi Anggota DPRD Surabaya

Berikut ini rekam jejak ayah Ais Shafiyah Asfar, mahasiswi Universitas Airlangga (Unair) yang jadi anggota baru DPRD Surabaya terpilih 2004-2029

|
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase laman Unair/Dok Ais Shafiyah Asfar
Muhammad Asfar, ayah Ais Shafiyah Asfar 

SURYA.co.id - Rekam jejak ayah Ais Shafiyah Asfar, mahasiswi Universitas Airlangga (Unair) yang jadi anggota baru DPRD Surabaya terpilih 2004-2029, turut jadi sorotan. 

Ternyata, ayah Ais Shafiyah Asfar adalah Muhammad Asfar, Direktur Pusat Studi Demokrasi dan HAM (Pusdeham) Surabaya.

Muhammad Asfar juga merupakan dosen Ilmu Politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair). 

Menurut info di laman s3ilmusosial.fisip.unair.ac.id, Muhammad Asfar lahir di Lamongan pada 16 Oktober 1965. 

Ia menyelesaikan pendidikan S1 di Ilmu Politik Unair pada tahun 1985. 

Kemudian, pada tahun 1996 melanjutkan pendidikan magister di program studi Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM). 

Baca juga: Biodata Muhammad Asfar Ayah Ais Shafiyah Asfar, Mahasiswi Unair yang Jadi Anggota DPRD Surabaya

Sementara gelar doktoral didapatkan dari studi di Ilmu Politik Unair pada tahun 2020.

Saat ini Muhammad Asfar memiliki jabatan sebagai Lektor Kepala.

Sebagai seorang dosen, Muhammad Asfar sudah memiliki beberapa karya ilmiah, di antaranya:

Karya Ilmiah

1. "Pergeseran Otoritas Kepemimpinan Politik Kiai", dalam Majalah PRISMA,
Nomer 5 tahun 1995.

2. "Otonomi Dati II dalam Pengelolaan Investasi: Kasus Jawa Timur", dalam
Majalah PRISMA, No. 4 tahun 1996

3. "Wanita dan Politik: Antara Karir Pribadi dan Jabatan Suami", dalam Majalah
PRISMA, No. 5 tahun 1996

4. "Beberapa Pendekatan dalam Memahami Perilaku Pemilih", dalam Jurnal Ilmu
Politik, N0. 16, tahun 1996

5. "Ulama dan Politik: Perspektif Masa Depan", dalam Jurnal Ulumul Qur'an, No. 1,
tahun 1996

6. "Non-Voting: Beberapa Variabel Penjelas", dalam Majalah Studia Politika (LIPI),
No. 1, tahun 1996

7. ”Perilaku Memilih Pemuda Perkotaan: Kasus Surabaya", dalam Majalah Analisis
CSIS, No. 2 tahun 1997.

8. "Kepemimpinan Politik Kiai", dalam Jurnal Ilmu Politik, No. 17, tahun 1997.

Baca juga: Rekam Jejak Ais Shafiyah Asfar, Mahasiswi Unair Usia 21 Tahun yang Jadi Anggota Baru DPRD Surabaya

9. "Karakteristik Sosial ekonomi Golput", dalam Jurnal Penelitian Universitas
Airlangga, Vol. 7, No. 2, 1999.

10. "Pola Kekerasan Politik Pemilu 1999", dalam Jurnal Penelitian Dinamika Sosial,
Vol. 1, No. 1, 2000.

11. "Diskursus Civil Society di Indonesia" dalam Jurnal Masyarakat Kebudayaan
dan Politik, Vol. XV, No. 1, 2001.

12. "Sejarah dan Perkembangan Pendekatan Perilaku", dalam Jurnal Masyarakat
Kebudayaan dan Politik, Vol. VII, No. 5, 1993.

13. "Optimalisasi Fungsi DPR: Kendala dan Alternatif Pemecahan", dalam Jurnal
Masyarakat Kebudayaan dan Politik, Vol. VII, No. 1, 1993.

14. Menulis lebih dari 200 artikel populer yang dimuat di berbagai media, baik lokal
maupun nasional.

Buku

1. Gejolak Arus Bawah, (Jakarta: Grafiti, 1993)

2. Integrasi Nasional, (Jakarta: Ghalia, 1996).

3. Kekerasan Politik Pemilu 1999, (Surabaya: Hipotesa, 1999)

4. Pemilu dan Perilaku Memilih di Indonesia (Surabaya Pustaka Eureka, 2006)

5. LSM dan Otonomi Daerah (Buku panduan untuk LSM yang diterbitkan oleh
USAID, 2004)

6. Restrukturisasi Koter: TNI pasca Rezim Soeharto, ed.)" (Surabaya: Hipotesa,
2001).

7. Essai-Essai Seputar Pemilu 2004 (Surabaya: Pustaka Eureka, 2005)

8. Wacana Penghapusan Koter (Surabaya: Pusat Studi Demokrasi dan HAM, 2003)

9. Mendesain Managemen Pilkada (Surabaya: Pustaka Eureka, 2005)

10. Islam Lunak Islam Radikal (Surabaya: Jawapos Press, 2003)

11. Presiden Golput (Surabaya: Jawapos Press, 2004)

12. Mendesain Sistem Pemilu Distrik Preferensial (Surabaya: Airlangga University
Press, 2021)

13. Pengembalian Fungsi Teritorial dari TNI ke Pemerintahan Daerah (Surabaya:
Airlangga University Press, 2021)

Kegiatan Seminar

1. Pemakalah pada Seminar Nasional VII AIPI (Asosiasi Ilmu Politik Indonesia)
tentang "Dimensi-Dimensi Integrasi Nasional", di Pontianak, 1996.

2. Pemakalah pada Seminar Nasional X AIPI tentang "Kawasan Timur Indonesia",
di Manado, 1993.

3. Pemakalah pada Seminar Nasional XII AIPI tentang "Kepemimpinan dan Civil-
Society", di Kupang (NTT), 1995.

4. Pemakalah pada Seminar Nasional XIII AIPI tentang "Otonomi dan
Pembangunan Daerah", di Bangkinang (Riau), 1995.

5. Pemakalah pada Seminar Nasional XIV AIPI tentang "Pembangunan Politik di
Desa", di Jember, 1996.

6. Pemakalah pada Seminar Nasional XV AIPI tentang "Dinamika Pemilu 1997", di
Bandung, 1997.

Diketahui, hampir separuh anggota DPRD Surabaya terpilih 2004-2029 bisa dipastikan akan dihuni wajah baru.

Dari 50 kursi wakil rakyat yang ada di Kota Pahlawan ini, sebanyak 22 merupakan pendatang baru yang didominasi generasi muda.

Di antaranya Aldy Blaviandy (27) dari Golkar, Ktua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Surabaya dan putra Bendahara DPD Golkar Jatim, Blegur Prijanggono.

Yang paling menyita perhatian adalah Ais Shafiyah Asfar, mahasiswi S3 Universitas Airlangga (Unair) yang meraih suara signifikan melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 

 

Ada juga yang juga baru mahasiswa S3 di Unair, Ais Shafiyah Asfar, putri Direktur Pusdeham Muhammad Asfar.

Ais baru berusia 21 tahun dan berhasil meraih suara siginfikan melalui PKB.

Mahasiswi S3 Unair itu terbilang masih cukup muda, yakni berumur 21 tahun.

Rekam jejak Ais Shafiyah Asfar pun kini jadi sorotan publik.

Lantas, seperti apa rekam jejaknya?

1. Jadi Jubir Milenial AMIN

Ais Shafiyah (Ning Ais) menjadi salah satu juru bicara (Jubir) Paslon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau AMIN dengan usia masih muda.

Sosok jubir cantik asal Surabaya ini masih berusia 21 tahun.

Jubir muda ini tidak kaleng-kaleng.

Cewek berhijab itu tengah menempuh S3 atau pendidikan doktoral Ilmu Politik di Unair Surabaya.

Ning Ais lebih dulu lulus S2 Cardiff University di usia 20 tahun waktu itu.

Predikat paling muda pun kini tersemat kembali saat dirinya dipercaya menjadi bagian dari tim sukses Paslon AMIN.

Ning Ais juga menjadi Jubir muda.

Cewek ini berada bersama deretan nama-nama elit dalam barisan tim AMIN.

Selain nama-nama elit politik, anggota DPR RI, mantan kepala daerah, tokoh agama, akademisi, dan tokoh lain.

Atas kepercayaan AMIN kepada dirinya, cewek yang tercatat sebagai Caleg DPRD Surabaya dari PKB ini menyikapi sebagai amanah.

2. Pendidikan Moncer

Dalam mewujudkan mimpinya untuk mengawal aspirasi masyarakat dengan maju pileg DPRD Surabaya, Ais tidak semata-mata modal tangan dan omong kosong.

Segalanya sudah disiapkan dengan matang. Segudang pengalaman pendidikan S1 dan S2 yang didapat di Britania Raya telah dikantonginya.

Begitu pula juga pengalaman sebagai juru bicara (Jubir) Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar yang akrab disapa Gus Muhaimin.

"Tentu, ilmu pendidikan saya, utamanya gelar S1 dan S2 yang saya dapat di Britania Raya akan saya terapkan di pertarungan politik dan juga akan saya terapkan untuk mengawal maupun memperjuangkan aspirasi rakyat," kata Ais saat bercerita tentang pengalaman pendidikannya.

Dia mengungkapkan, untuk gelar S1, dirinya berhasil meraih S1 Manajemen Pemasaran di University of Essex, Inggris.

Kemudian untuk gelar S2, Ais berhasil meraih S2 Komunikasi Politik di Cardiff University, Wales.

Tidak berhenti disitu, keseriusan terjun di dunia politik juga membuatnya terus melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi lagi, dengan mengambil gelar S3 di Unair.

"Sekarang masih jalan semester 3 (pada Agustus nanti) untuk mengambil S3 Ilmu Politik di Unair," kata wanita yang juga lulusan SMP dan SMA Al-Hikmah Surabaya ini.

3. Dukungan Keluarga dan Teman Bikin Yakin

Ais menambahkan, keputusan dirinya untuk berani masuk dalam dunia politik juga berkat dari peran keluarga dan kerabat.

"Alhamdulillah orang tua saya dan teman-teman juga mendukung penuh keputusan saya maju pileg ini," ungkap Ais saat ditanyai apakah orang tua mendukung.

Bahkan, lanjut Ais, kedua orang tuanya juga sempat memberi wejangan (nasehat), jikalau dirinya sukses menang suara pemilih.

"Orang tua mendukung penuh. Malah berpesan kalau nanti berhasil, jangan lupa untuk tetap menjunjung tinggi sebuah kejujuran dan selalu berpihak kepada masyarakat yang kurang mampu. Pun demikian dari temen-temen juga sama. Sehingga hal ini juga menjadi keyakinan kuat saya untuk maju," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved