Gus Samsudin Diperiksa Polda Jatim

Puas Gus Samsudin Ditangkap Gara-gara Konten Bertukar Istri, Pesulap Merah Ungkit Perseteruannya

Marcel Radhival atau Pesulap Merah tampak puas melihat Gus Samsudin ditangkap gara-gara konten bertukar istri. Ungkit perseteruannya.

kolase youtube dan SURYA.co.id
Pesulap Merah dan Gus Samsudin. Puas Gus Samsudin Ditangkap Gara-gara Konten Bertukar Istri, Pesulap Merah Ungkit Perseteruannya. 

SURYA.co.id - Marcel Radhival atau Pesulap Merah tampak puas melihat Gus Samsudin ditangkap gara-gara konten bertukar istri.

Hal ini lantaran Gus Samsudin mengakui sendiri bahwa semua kontennta hanya settingan atau palsu.

Pesulap Merah juga mengungkit perseteruannya dengan Gus Samsudin beberapa waktu lalu.

"Ya memang ini bisa jadi pembelaran untuk kita semua ya bahwa mau akting sebaik apa pun, ya mau pura-pura sebaik apa pun, Allah itu nggak tinggal diam. Allah itu pasti membela yang jujur," ungkap Pesulap Merah, dikutip dari YouTube KH Infotainment, Jumat (1/3/2024).

"Nah, buktinya kan Udin mau menutupi kebohongannya bagaimana pun, endingnya kan terungkap juga kan," lanjutnya.

Baca juga: Siapa Pencetus Ide Konten Bertukar Istri Gus Samsudin? Begini Nasib 3 Kru Seusai Diperiksa Polisi

Pemilik nama asli Marcel Radhival ini kemudian mengenang perseteruannya di masa lalu dengan Gus Samsudin.

"Sebenernya dulu ketika kasus sama saya, dia juga sudah mengaku kontennya semuanya palsu, semuanya settingan. Saya pun sudah mengatakan itu, tapi pengikutnya malah 'wah ini iri dengki berkedok edukasi', waduh sekarang faktanya Alhamdulillah Allah sendiri yang bergerak."

"Akhirnya dia mengakui sendiri bahwa kontennya hanya sekadar akting atau settingan," imbuh Pesulap Merah.

Pesulap Merah menegaskan, semua yang dibuat Gus Samsudin adalah palsu.

"Pokoknya semua yang Udin bikin settingan semua, palsu semua. Dan sekarang terbukti kan dia palsu, pendusta," bebernya.

Dalam kesempatan itu, Pesulap Merah mengungkapkan alasannya getol membongkar kebohongan Gus Samsudin.

"Kenapa dari dulu saya tegas banget membongkar konten-konten berkedok agama, karena mereka ini mencemarkan nama baik Islam. Banyak banget mereka bikin seolah-olah ajaran ini menyimpang, terus mereka samperin pura-puranya adu tenaga dalam," cerita Pesulap Merah.

Baca juga: Biodata Gus Samsudin, Pemilik Pondok Nuswantoro yang Viral Gegara Konten hingga Disebut Sesat

Namun, para pembuat konten sesat ini bersembunyi di balik kata edukasi.

"Mereka berdalihnya edukasi, tapi edukasi dari sisi mananya. Yang mereka contohkan aja palsu gitu. Ini bukan edukasi, lebih ke pembodohan," tutupnya.

Siapa Pencetus Kontennya?

Sementara itu, sosok pencetus ide konten bertukar istri yang melibatkan Gus Samsudin, pemilik pondok Nuswantoro (dulu bernama Padepokan Nur Dzat Sejati) Blitar Jatim, kini masih didalami tim Siber Polda Jatim. 

Penyidik Siber Polda Jatim kini telah memeriksa empat orang yang terlibat dalam konten bertukar istri yang diunggah di kanal youtube “Mbah Den (Sariden)”. 

Konten tersebut berisi dialog antara ulama dengan sejumlah santri.

Sang ulama yang diperankan Gus Samsudin dengan busana jubah mengatakan bahwa bertukar istri diperbolehkan.

Bahkan hubungan suami istri pun boleh dilakukan atas dasar suka sama suka.

Empat orang yang diperiksa polisi itu adalah Gus Samsudin dan tiga orang pembuat video viral yang menghebohkan masyarakat tersebut. 

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto menyebutkan ketiga orang tersebut, dijemput oleh penyidik Subdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jatim  bersama-sama Gus Samsudin di kediamannya Kabupaten Blitar, sekitar pukul 05.00 WIB, Kamis (29/2/2024). 

Baca juga: Sepak Terjang AKP Andri Gustami Eks Kasat Narkoba Divonis Mati, Kurir Fredy Pratama Diupah 1,22 M

Hingga kemarin, status hukum keempatnya, disebut Dirmanto, masih sebagai saksi. 

"Ada. Sekitar 3 orang ya, dilakukan pemeriksaan tapi masih proses pendalaman semua. Diantaranya orang yang membuat atau merekam konten video itu," ujarnya di Lobby Utama Gedung Ditreskrimsus Polda Jatim, Kamis (29/2/2024). 

Disinggung mengenai pencetus ide konten tersebut, Dirmanto enggan menjelaskannya, karena proses penyelidikan masih bergulir.

Namun, ia berjanji akan memberikan perkembangan informasi lebih lanjut mengenai kasus tersebut setelah mendapat petunjuk dari penyidik. 

"(Ide video) Masih pemeriksaan. Masih saksi semua. Dan Samsudin juga masih saksi," katanya. 

Mantan Kapolsek Wonokromo Polrestabes Surabaya itu, menjelaskan, sebenarnya Gus Samsudin sudah menjalani pemeriksaan pihak kepolisian; Satreskrim Polres Blitar, pascavideo tersebut viral dan ditambah lagi adanya video klarifikasi yang dibuat Gus Samsudin, dalam kanal platform informasi lain. 

Namun, saat menjalani pemeriksaan, diduga penyidik Gus Samsudin belum berterus terang secara menyeluruh dalam memberikan keterangan.

Atau dapat disebut bahwa Gus Samsudin cenderung kerap memberikan pernyataan berubah-ubah. 

Terutama, soal lokasi pasti pembuatan video yang viral tersebut.

Pada pemeriksaan awal, lanjut Dirmanto, Gus Samsudin menyebutkan lokasi pembuatan video berada di Bogor. 

Baca juga: Sosok Hakim Lingga Setiawan yang Vonis Mati AKP Andri Gustami Kurir Narkoba Spesial Fredy Pratama

Namun, belakangan kemudian, dalam sesi pemeriksaan lanjut di lain hari, Gus Samsudin meralat bahwa lokasi pembuatan video tersebut berada di kawasan Ponggok, Kota Blitar. 

"Terkait hal ini, dan yang bersangkutan bicaranya plin plan Terkait lokasi pembuatan konten. Kemarin beliau ngomong dibuat di Bogor pertama kali (Diperiksa)," katanya. 

"Kemudian setelah dilakukan pemeriksaan mendalam oleh polres blitar, kejadiannya di Ponggok, wilayah hukum Polres Blitar Kota," tambahnya. 

Demi percepatan proses kepastian hukum atas masalah sosial yang dipicu video viral tersebut. Tak pelak, penyelidikan atas kasus tersebut, diambil alih oleh Subdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jatim. 

Selain itu, Dirmanto menyebutkan, percepatan pengamanan terhadap Gus Samsudin oleh anggota Tim Siber Polda Jatim, dimaksudkan karena ada upaya dari pihak Gus Samsudin untuk mangkir dari penyelidikan lanjutan pihak kepolisian. 

"Jadi begini, saudara Samsudin dikhawatirkan melarikan diri dan menghambat penyidikan. Dan dilakukan upaya penjemputan oleh penyidik Ditreskrimsus Polda Jatim," pungkasnya. 

Tak Pakai Alas Kaki

Pantauan surya.co.id, Kamis (29/2/2024) sekitar pukul 14.30 WIB, Gus Samsudin tampak dibawa keluar oleh sejumlah anggota kepolisian dari Gedung Unit 3 Subdit V Cyber Crime, untuk dibawa ke Gesung Utama Ditreskrimsus Mapolda Jatim. 

Bergaya busana khas dengan mengedepankan pakaian serba warna hitam; berpeci hitam, dan bersorban hitam, dan bersarung hitam, Gus Samsudin tampak berjalan melenggang santai didampingi oleh kedua anggota kepolisian. 

Baca juga: Misteri Sundutan Rokok di Jasad Santri Banyuwangi, Kuasa Hukum Tersangka Mambantah, Ini Kata Polisi

Tetap konsisten menekuni ajaran spiritualitasnya, Gus Samsudin juga masih tampak berjalan kaki menyusuri area halaman Mapolda Jatim dengan tanpa alas telapak kaki apapun alias 'nyeker'. 

Pertama kali menatap lensa kamera awak media, Gus Samsudin tetap berupaya menjawab uluk salam yang dilontarkan sesekali oleh awak media. 

Saat ditanyai mengenai keperluannya berada di Mapolda Jatim, ia masih enggan berterus terang.

"Mohon maaf, no comment dulu ya teman-teman," ujar Gus Samsudin seraya mengatupkan kedua telapak tangannya ke arah awak media yang berjejal di depannya. 

Terpisah, Kapolres Blitar AKBP Wiwit Adi Satria mengatakan, Polda Jatim telah mengambil alih penanganan kasus konten video “bertukar pasangan” yang dibuat dan diunggah oleh Samsudin yang dianggap telah meresahkan masyarakat.

“Saat ini kasus ini sudah ditangani oleh Polda Jawa Timur karena untuk lebih mengoptimalkan terkait dengan penanganan kasus ini,” ujar Wiwit usai menemui sejumlah tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Mapolres Blitar, Kamis (29/2/2024).

Wiwit menambahkan, pengambilalihan penanganan oleh Polda Jatim juga didasarkan pada fakta baru terkait lokasi pembuatan video di wilayah hukum Polres Blitar Kota.

Sedangkan domisili Samsudin dan Pondok Pesantren Nuswantoro berada di wilayah hukum Polres Blitar, yakni di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.

Kabar bahwa Samsudin telah dijemput oleh personel Subdit Siber Polda Jatim, Wiwit menolak memberikan keterangan.

Wiwit juga tidak bersedia menjawab saat ditanya apakah polisi akan menjerat Samsudin dengan pasal penistaan dan pelecehan agama.

“Itu nanti akan disampaikan detail oleh Polda Jatim. Di sini kami menerima tokoh-tokoh FKUB Kabupaten Blitar yang membuat laporan terkait video viral tersebut,” terangnya.

Pihak Polres Blitar, kata Wiwit, sebenarnya telah melakukan penyelidikan awal dengan meminta keterangan empat orang saksi, yakni Samsudin, kameraman, editor video, dan pemilik rumah lokasi video itu dibuat.

Sejumlah informasi yang didapatkan dari pemeriksaan tersebut adalah bahwa pembuatan video tersebut dilakukan di Dusun Jatinom, Desa Jatilengger, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, yang merupakan bagian dari wilayah hukum Polres Blitar Kota.

Baca juga: Nasib Pengantar Jenazah Santri yang Tewas Ikut Tercatut, Begini Perannya dalam Kasus Penganiayaan

Keterangan itu berbeda dengan keterangan yang disampaikan Samsudin bahwa video dibuat di suatu tempat di wilayah Provinsi Jawa Barat.

“Pengakuan pertama Samsudin kan TKP di Jawa Barat. Setelah kami dalami, ternyata di wilayah hukum Polres Blitar Kota. Kan berbeli-belit dia, entah mau menutupi atau bagaimana,” tuturnya.

Konten video yang diunggah di kanal YouTube “Mbah Den (Sariden)” itu digambarkan adanya dialog antara pemuka agama dengan sejumlah jemaah.

Kanal “Mbah Den” merupakan kanal yang dikelola Samsudin, pemilik Pondok Pesantren Nuswantoro di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.

Dalam video yang diduga diunggah akhir pekan lalu itu, figur yang memerankan diri sebagai ulama atau kiai mengatakan bahwa bertukar pasangan atau pun bertukar istri di kalangan jemaah diperbolehkan atas dasar suka sama suka.

Pondok Pesantren Nuswantoro pertama kali didirikan bernama Padepokan Nur Dzat Sejati.

Penggantian nama dilakukan beberapa tahun lalu setelah ada protes dari warga sekitar yang menuntut penutupan padepokan, termasuk praktik pengobatannya.

Protes tersebut dipicu oleh kedatangan YouTuber yang menyebut diri Pesulap Merah guna menantang Samsudin yang mengklaim memiliki kesaktian dan kemampuan menyembuhkan orang sakit.

Setelah berganti nama menjadi Pesantren Nuswantoro, akhir tahun 2023 Samsudin kembali menarik perhatian publik ketika seorang pasien asal Kota Surabaya ditemukan meninggal di kamar mandi yang ada di dalam pondok.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved