Berita Surabaya

Sosok Pak Sadi yang Baru Saja Berpulang, Peracik Soto Ambengan Tenar dan Kerap Jadi Jujugan Pejabat

Sampai sekarang soto Pak Sadi kerap jadi santapan pejabat-pejabat saat menyelenggarakan acara kenegaraan.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/tony hermawan
Bambang Sutrisno menunjukkan foto Sadi semasa masih hidup 

"Bukan menyemir rambut di salon, tapi di pos kampling samping rumahnya," ujar Mbak Lah, ibu rumah tangga yang membuka warung kopi dekat rumah Pak Sadi.

Bambang Sutrisno, anak keempat Sadi cerita, almarhum ayahnya memang kerap tampil stylish. Kendati begitu, seleranya tidak tinggi-tinggi.

Untuk urusan menyemir rambut tidak pergi ke salon. Ada karyawan salon yang kebetulan tetangganya kerap diminta untuk menyemir rambut ayahnya.

Sadi semasa muda pernah menjadi perokok berat. Akan tetapi berhenti gara-gara dagang soto ayam.

Proses ia berhenti merokok sangat alamiah. Tidak pakai terapi. Cerita itu bermula ketika Sadi yang dagang soto ayam di lapangan Jalan Ambengan (sekarang berubah pom bensin), sekitar 1971 ditawari membuka warung soto di depan asrama Brimob di Jalan Ambengan.

Di situlah usahanya ramai. Saking sibuknya sampai tak bisa merokok. Berlanjut menjadi kebiasaan yang akhirnya sama sekali tidak merokok.

Tetangga mengenal Sadi orang yang selalu terlihat riang. Meski usianya menginjak lansia, namun tak terlihat tak terlihat ringkih.

Semasa hidup ia kerap riwa-riwi Surabaya-Jakarta untuk mengurus sotonya di sana. 15 hari di Jakarta, sisanya di Surabaya.

Namun, sejak November 2023 lalu Sadi kerap jarang pulang di rumah Ambengan.

Kondisi kesehatannya mulai menurun. Dia berjuang melawan tumor otak. Sadi menghebuskan nafas terakhir karena penyakit itu.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved