Berita Blitar

Tas Lampion Karya Perajin di Kota Blitar Laris Manis saat Tahun Baru Imlek

Mantan guru honorer itu selalu memiliki ide kreatif untuk memproduksi kerajinan tangan yang disesuaikan dengan momen-momen tertentu.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/samsul hadi
Andreas menunjukkan tas lampion karyanya di Desa/Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Selasa (6/2/2024). 

Tas lampion produksi Andreas ternyata juga mendapat respons baik di pasaran. Selama momen Imlek 2024 ini, ia sudah mendapat pesanan 300 biji tas lampion.

Pesanan tas lampion paling jauh datang dari Bogor, Jawa Barat. Ia memang memasarkan produk kerajinannya secara online.

"Pesanan 300 biji itu hanya untuk tas lampion saja, belum aksesoris lain yang bertema Imlek," ujarnya.

Selain tas lampion, Andreas juga memproduksi sejumlah aksesoris lain bertema Imlek, seperti hampers, bantal dan angpao.

Menurutnya, pesanan aksesoris bertema Imlek memang meningkat pada 2024 ini. Peningkatan penjualan aksesoris bertema Imlek sekitar 50 persen.

"Kalau total sudah ada 800 pesanan aksesoris bertema Imlek. Tas lampion ada 300 pesanan, lalu bantal motif naga ada 400 pesanan dan selebihnnya aksesoris lain bertema Imlek. Untuk bantal, saya jual mulai Rp 35.000 per biji," katanya.

"Jika dibandingkan Imlek tahun lalu, ada peningkatan sekitar 50 persen pesanan aksesoris pada Imlek tahun ini," lanjutnya.

Sekedar diketahui, Andreas memulai usaha kerajinan tangan sejak 2012. Awalnya, ia fokus memproduksi kerajinan tangan untuk suvenir pernikahan.

Sebelum menekuni usaha kerajinan tangan, Andreas merupakan seorang guru honorer di SDN Tanggung 1 Kota Blitar.

Ia menjadi guru kelas SD sekitar dua tahun sejak 2010 sampai 2012.

"Ketika menjadi guru honorer, saya sudah mulai merintis usaha kerajinan tangan di rumah," katanya.

Usaha kerajinan tangan Andreas terus berkembang dari tahun ke tahun. Ia juga memproduksi aksesoris dengan menyesuaikan momen tertentu.

Ketika terjadi pandemi Covid-19, ia sempat memproduksi tas berbentuk masker. Tas berbentuk masker produksinya ketika itu juga laris manis di pasaran.

Sekarang, Andreas memliki 30 orang karyawan untuk produksi, pemasaran dan pengemasan kerajinan tangan.

"Usaha di bidang kerajinan tangan memang harus kreatif dan pandai baca peluang pasar. Perajin harus terus update agar produknya tetap diterima di pasaran," katanya.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved