Sambang Kampung

Optimalkan Pengelolaan Lingkungan, Warga RW 12 Medokan Ayu Buat Produk Lilin Aroma Terapi

Para pegiat lingkungan di kampung tersebut juga membuat produk berupa sabun badan dari ECO enzim dan bunga Telang

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/sulvi sofiana
Pegiat lingkungan RW 12 Medokan Ayu saat membuat lilin aromaterapi 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Upaya menciptakan ketahanan pangan dan juga lingkungan yang sehat berhasil diwujudkan RW 12 Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut secara konsisten dalam lima tahun ini.

Tak hanya membuat kebun sayur hidroponik, kini para pegiat lingkungan di kampung tersebut juga membuat produk berupa sabun badan dari ECO enzim dan bunga Telang serta lilin aromaterapi dari minyak jelantah.

Pegiat lingkungan RW 12 Medayu Utara, Renni Susilawati mengungkapkan produk olahan hasil kebun dan juga daur ulang sampah tersebut dibuat untuk mengoptimalkan pemanfaatan lingkungan.

Bermodal tutorial di YouTube, Renni dan warga mulai membuat sabun dan juga lilin di gazebo kebun RW 12.

"Awalnya dibuat kosmetik hasil dari kolaborasi mahasiswa Unair dan karang taruna. Kemudian kami buat lainnya yang tidak butuh banyak riset lab. Akhirnya bikin sabun ramah lingkungan dan lilin ini,"ungkap Renni.

Tianawati, pegiat lingkungan di RW 12 lainnya menambahkan untuk membuat sabun, mereka memanfaatkan biang minyak sawit yang dicampur Ekoenzim.

Pemakaian Ekoenzim untuk antiseptik yang membuat mereka memutuskan membuat produk sabun.

"Untuk warnanya, kami memakai bunga Telang ditambahin gliserin juga biar kulit lembab," lanjutnya.

Namun, berbeda dengan sabun pada umumnya, pembuatan sabun di RW 12 ini tidak memakai NaCl karena bahannya berbahaya untuk kulit saat pencampurannya serta tidak bisa terurai dengan baik jika sudah terbuang ke got.

"Karena dampaknya buat lingkungan tidak baik dan juga penyimpanannya yang sulit makanya kami skip,"ungkapnya.

Sementara itu untuk lilin aromaterapi, mereka menggunakan jelantah yang direndam dengan arang selama 24 jam untuk menghilangkan bau tidak sedap.

Minyak tersebut terus dicampur dengan bahan pembuatan lilin dan biang pewangi.

"Produk-produk ini rutin kami jual di bazar UMKM di kecamatan dan jika ada kunjungan disini (kebun),"paparnya.

Dengan produk-produk ini, maka hasil kebun berupa Ekoenzim dan juga minyak jelantah yang dikumpulkan dari warga bisa dimanfaatkan secara maksimal selain dijual dalam bentuk limbah.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved