Keunikan Uang Edisi Soekarno, Muncul Lafadz Allah Saat Diterawang dengan Sinar Ultraviolet
Berikut keunikan uang edisi Soekarno yang muncul lafadz Allah saat diterawang menggunakan sinar ultraviolet. Benarkah uang itu resmi dikeluarkan BI?
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Tri Mulyono
SURYA.CO.ID, MADIUN - Sejumlah keunikan uang kuno diungkap Toni Prasetyo (39), kolektor uang yang tinggal di Jalan Sari Mulyo, Kelurahan Rejomulyo, Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim).
Antara lain uang edisi Soekarno yang muncul lafadz Allah saat diterawang dengan sinar ultraviolet.
Benarkah uang unik edisi Soekarno itu memang uang resmi sebagai alat pembayaran yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) atau uang souvenir? Berikut ulasannya.
Menurut Toni, setiap uang memiliki keunikan masing-masing.
Baca juga: Kisah Pria Asal Kota Madiun yang Doyan Koleksi Uang Kuno Indonesia hingga Luar Negeri
Menurutnya, uang edisi lawas sejatinya tidak bisa dilipat karena bahan kertasnya berbeda.
Meski demikian, ternyata memiliki tanda tersembunyi yang hanya bisa dilihat dengan sinar ultraviolet.
“Seperti edisi Soekarno yang muncul lafadz Allah. Keunikan-keunikan tersebut yang semakin ingin menjadi numismatik. Saya lebih suka uang kertas karena memiliki banyak corak, gambar, dan lainnya. Itu merupakan sebuah karya seni menurut saya,” ucapnya kepada Surya.co.id, Senin (1/1/2024).

Kolektor uang kuno lainnya, Yanuar Sahil, asal Kota Prabumulih, Sumatera Selatan mengungkap lebih detil soal uang Soekarno berlafadz Allah.
Ia memiliki uang kertas bergambar Presiden Republik Indonesia Soekarno keluaran tahun 1960-an.
Jika diterangi dengan sinar ultraviolet di ruang gelap, maka akan muncul tulisan Al Quran dengan lafadz kun fayakun di bagian atasnya.
Yanuar menuturkan, uang itu ia peroleh ketika ia masih muda.
Awalnya Yanuar tidak mengetahui bahwa uang yang ia koleksi itu bisa muncul tulisan kun fayakun.
Ia mengetahuinya secara tidak sengaja saat mencoba menyinari uang dalam jumlah cukup banyak itu dengan senter ultraviolet yang biasa digunakan untuk mengecek uang palsu.
Tidak hanya tulisan kun fayakun, di empat sudut uang kertas berwarna hijau tersebut ada juga tulisan Allah.
Selain uang bertuliskan huruf Arab tersebut, ada pula koleksi unik lain, yaitu uang kertas yang dapat melengkung sendiri saat diletakkan di telapak tangan. Uang itu juga bergambar Sukarno.
Koleksi Yanuar tidak hanya uang bergambar Sang Proklamator.
Berbagai uang cetakan lama, baik cetakan dari Indonesia maupun dari sejumlah negara lain, juga ia koleksi. Uang-uang itu ia susun rapi di dalam bingkai.
Selain uang, Yanuar juga mengoleksi barang antik, seperti piring kuno, buku tua karya Bung Karno berjudul "Di Bawah Bendera Revolusi", guci kuno, jam dinding tua, bahkan ada yang jam yang dibuat pada zaman penjajahan Belanda.
Sejumlah pedang tua juga menghiasi rumahnya di Kelurahan Pasar Prabumulih, Kota Prabumulih.
Ada pula koleksi berupa sebuah piano tua yang menggunakan tuts berbahan kayu.
Sayangnya, piano buatan tahun 1930-an itu sudah tidak berfungsi lagi.
Barang-barang antik itu dikumpulkan oleh Yanuar sejak ia masih muda hingga di usianya sekarang yang sudah mencapai 70 tahun lebih.
Sebagian barang itu ia peroleh dari membeli, ada pula yang berasal dari pemberian teman dan koleganya.
Untuk merawatnya, Yanuar secara rutin membersihkannya dengan cara mengelap untuk menghilangkan debu yang menempel.
"Banyak tamu yang datang dan tertarik untuk membeli, tapi saya tidak tertarik untuk menjualnya," kata tokoh organisasi Kosgoro Kota Prabumulih itu.
Penelusuran situs turnbackhoax.id, uang kertas edisi Soekarno berlafadz Allah bukan merupakan uang resmi yg dikeluarkan oleh BI dan tidak terdaftar di BI.
Sehingga bukan merupakan alat pembayaran yang sah.
Beberapa pihak menyebutnya sebagai “uang souvenir”.
Uang Soekarno berlafadz Alllah dikeluarkan oleh pihak swasta, bukan oleh Bank Indonesia.
Sehingga tidak akan kita temukan penjelasan uang Soekarno souvenir pada situs-situs resmi BI karena BI hanya mengeluarkan uang yang digunakan sebagai nilai tukar.
Secara garis besar, uang Soekarno dapat dibedakan menjadi 2 (dua):
1. Uang Soekarno yang dijadikan sebagai alat pembayaran.
Uang ini tidak memiliki tulisan Arab di dalamnya dan tidak dapat bergerak di telapak tangan.
Uang ini dikeluarkan oleh BI.
2. Uang Soekarno souvenir yang tidak dijadikan sebagai alat pembayaran yang sah.
Uang ini asli sebagai uang souvenir.
Uang ini tidak dapat dikatakan palsu karena tidak ada uang yang ditiru atau dipalsukan.
Uang ini berdiri sendiri dan berbeda dengan uang-uang kertas lainnya. (*)
Soal Isu Demo Turunkan Gubernur 3 September 2025, Kadin Jatim 'Pasang Badan' Bela Khofifah |
![]() |
---|
Pangdam V Brawijaya Mayjen Rudy Saladin Dianugerahi Brevet Yudha Bramasta Wiratama |
![]() |
---|
Ajak Pekerja Hidup Sehat, PTP Nonpetikemas Resmi Luncurkan Program HATMA |
![]() |
---|
13 SMAN Jadi Pilot Project Sekolah Digital, Dindik Jatim: Tingkatkan Mutu dan Kompetensi |
![]() |
---|
Geger Bayi di Sidoarjo Meninggal Usai Dirawat di Klinik, DPRD Ikut Turun Tangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.