Berita Kota Probolinggo

Keenakan Nginap di Apartemen, Kepiting-Kepiting Milik Warga Kota Probolinggo Jadi Gemuk dan Mahal

tidak ada persaingan dalam makan, kepiting-kepiting itu menjadi lebih besar dan beratnya berlebih sehingga harga jual lebih mahal.

surya/danenda kusumawardhana (danenda)
Rahmad Sudaryanto, warga Jalan Bengawan Solo, Kelurahan Jrebeng Kulon, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, tengah mengecek apartemen kepiting miliknya, Minggu (17/12/2023). 

SURYA.CO.ID, KOTA PROBOLINGGO - Membudidayakan ikan, udang atau kepiting biasanya di media kolam atau tambak. Tetapi cara yang dipakai Rahmad Sudaryanto, warga Kota Probolinggo ini berbeda, karena ia menginapkan ratusan ekor kepiting yang dibudidayakannya di tempat tidak biasa, di apartemen.

Benar, warga Jalan Bengawan Solo, Kelurahan Jrebeng Kulon, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo ini bahkan memberi masing-masing satu apartemen untuk setiap ekor kepiting peliharaannya.

Dan karena tidak ada persaingan dalam makan, kepiting-kepiting itu menjadi lebih besar dan beratnya berlebih sehingga harga jual lebih mahal.

Tetapi jangan dibayangkan apartemen untuk kepiting itu berupa gedung tinggi bertingkat ratusan meter tingginya. Melainkan susunan jeriken yang dimodifikasi dengan pintu di sisi sampingnya sehingga mirip gedung apartemen.

Rahmad membudidayakan kepiting itu dengan sistem apartemen. Apartemen khusus kepiting itu dibuat dari jeriken. Rahmad memiliki 50 unit kamar apartemen yang terbuat dari jeriken untuk kepiting. Masing-masing kamar apartemen berisi satu kepiting.

setiap hari, ia harus menambahkan sirkulasi air di tiap kamar kepiting. "Rencananya, saya akan menambah kamar apartemen tempat budidaya kepiting hingga 100 unit. Saya terinspirasi budidaya kepiting sistem apartemen dari media sosial," kata Rahmad, Minggu (17/12/2023).

Rahmad menyebut, budidaya kepiting apartemen tidak semudah yang dibayangkan. Memakan waktu dan menguras tenaga, karena ia harus rutin memantau kadar garam dalam air di setiap kamar kepiting.

Kadar garam dalam air wajib berada di takaran 20-30 persen untuk satu jeriken. Belum mengukur tingkat PH, kebersihan, dan aliran filter yang juga dicek setiap hari.

"Dari bibit hingga besar membutuhkan waktu sekitar 3 bulan. Makanan yang diberikan setiap harinya cukup ikan-ikan kecil. Paling rumit itu di pantauan kadar air dan lain-lainnya," jelasnya.

Rahmad mengungkapkan, ia membeli bibit kepiting dari nelayan Probolinggo dengan harga Rp 4.000. Setelahnya, Rahmad merawat kepiting jenis bakau ini hingga memiliki bobot 700 gram hingga 1 KG lebih, sesuai permintaan konsumen.

Memang sistem apartemen ini membuat kepiting cepat tumbuh lebih besar dan memiliki bobot berat. "Harga jual kepiting juga menjadi tinggi. Harga bisa mencapai Rp 200.000 per KG. Saya sudah memasok kepiting hasil budidaya ke sejumlah restauran dan kedai sea food terdekat," ungkapnya. ****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved