Berita Surabaya

Nenek Pengasuh Balita Tewas Tersambar Kereta Api di Margorejo Surabaya, Tubuhnya Terseret 15 Meter

Nenek berusia 60 tahun tewas tersambar kereta api di rel perlintasan kawasan Jalan Raya A Yani, Margorejo, Wonocolo, Surabaya, Senin (11/12/2023).

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Luhur Pambudi
Petugas medis PMI dan BPBD Kota Surabaya saat mengevakuasi jenazah korban tersambar kereta api di rel perlintasan kawasan Jalan Raya A Yani, Margorejo, Wonocolo, Surabaya, Senin (11/12/2023). 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Nenek berinisial MK (60) tewas tersambar Kereta Api (KA) Logawa No 213 jurusan Surabaya-Jember di rel perlintasan kawasan Jalan Raya A Yani, Margorejo, Wonocolo, Surabaya, Senin (11/12/2023) sekitar pukul 14.00 WIB.

warga Gembili Raya, Wonokromo, Surabaya, tewas tersambar Kereta Api (KA) Logawa No 213 jurusan Surabaya-Jember di rel perlintasan kawasan Jalan Raya A Yani, Margorejo, Wonocolo, Surabaya, sekitar pukul 14.00 WIB, Senin (11/12/2023).

Kanit Reskrim Polsek Wonocolo Iptu Kusmianto mengatakan, korban diketahui berjalan menyeberangi rel KA dari sisi barat ke timur, atau dari jalanan aspal Jalan A Yani menuju bahu jalan yang berbatasan dengan Jalan Frontage A Yani.

Diduga, warga Gembili Raya, Wonokromo, Surabaya itu tidak memperhatikan dan menyadari keberadaan KA yang sedang di waktu yang sama.

Tak pelak, tubuh korban tersambar dan terseret sejauh sekitar 15 meter, sebelum akhirnya kondisi tubuhnya hancur di bahu rel KA tersebut.

Informasi mengenai kronologi tersebut, diperoleh petugas kepolisian dari keterangan seorang saksi mata SO (44) penjaga warung kopi (warkop) dekat lokasi kejadian.

"Diperkirakan 15 meter dari TKP sampai jasad tercecer. Untuk barang bawaan cuma payung saja. Mungkin saat hujan deras, sehingga dia tidak mendengar suara KA sehingga tertabrak," ujarnya ditemui awak media di lokasi seusai olah TKP.

Iptu Kusmianto menambahkan, korban diketahui seorang diri membawa payung berwarna merah, kertas kecil fotokopi KTP dalam wadah dompet dan sandal jepit warna merah yang dikenakan.

"Sementara dari yang tadi melaporkan dan kami mintai keterangan, korban menyeberang dari barat ke timur, mungkin arah pulang, dia sendirian," jelasnya.

Sementara itu, keponakan korban, Sugeng Rianto mengatakan dirinya memperoleh informasi mengenai meninggalnya sang bibi diduga karena kecelakaan tertabrak KA.

"Tahunya, saya dikasih tahu kecelakaan gitu di rel kereta api. Mungkin saat hujan tadi," ujar pria berkaus hitam itu saat ditemui SURYA.CO.ID di lokasi.

Sugeng menambahkan, bibinya itu memiliki empat orang anak dan tujuh orang cucu.

Catatan pada KTP korban memang tertulis beralamat di Jalan Gembili Raya, Wonokromo, Surabaya.

Namun, selama ini korban tinggal bersama salah seorang anak dan dua cucu di Jalan Bendul Merisi Selatan.

Selama ini, lanjut Sugeng, bibinya sebatas ibu rumah tangga biasa. Namun, belakangan ini, di usia senja bibinya sempat mengambil pekerjaan pengasuhan anak secara swadaya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved