Senasib dengan Zhafirah, 2 Polisi Polda Sumbar Jadi Korban Erupsi Gunung Marapi, Tangannya Retak

Senasib seperti Zhafirah Zahrim Febrina, dua polisi anggota Polda Sumbar juga jadi korban erupsi Gunung Marapi, Minggu (3/12/2023).

|
kolase Tribun Padang
Personel Polda Sumbar mengevakuasi korban erupsi Gunung Marapi (kiri). Senasib dengan Zhafirah, 2 Polisi Polda Sumbar Jadi Korban Erupsi Gunung Merapi. 

SURYA.co.id - Senasib seperti Zhafirah Zahrim Febrina, dua polisi anggota Polda Sumbar juga jadi korban erupsi Gunung Marapi, Minggu (3/12/2023).

Bahkan selain mengalami luka bakar, salah satu polisi tersebut juga mengalami retak di bagian tangannya.

Hal itu disampaikan oleh Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono, saat berada di RSUD dr Achmad Mochtar Bukittinggi, Sumbar.

Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono, mengatakan ada dua anggotanya ikut masuk daftar korban erupsi Gunung Marapi.

Baca juga: Cerita Pilu 3 Pendaki saat Erupsi Gunung Marapi, Terjebak Hujan Batu, Wajah Terbakar, 1 Belum Ketemu

"Saya nyatakan ada, memang ada. Polisi kan manusia juga, pengen liburan mungkin ya. Ada dua orang, satu orang selamat," kata Irjen Pol Suharyono, saat berada di RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi, melansir dari Tribun Padang.

Ia menyebutkan, untuk korban anggota polisi yang berhasil selamat sudah berhasil dirawat oleh Dokter, dan saat ini sudah kembali pulang.

Untuk personel Polisi yang selamat mengalami retak pada tulang tangannya, dan luka bakar yang tidak terlalu parah.

Sedangkan satu orang lagi bernama Brigadir Polisi Dua (Bripda) Muhammad Iqbal masih menunggu identifikasi di tim DVI (Disaster Victim Identification) Polda Sumbar.

"Saat ini orang tuanya masih menunggu hasilnya. Apakah Muhammad Iqbal ini ada diantara korban yang berhasil dievakuasi hari ini," katanya.

Irjen Pol Suharyono menyebutkan dua personel yang menjadi korban erupsi Gunung Marapi ini berasal dari Direktorat Sabhara Polda Sumbar.

Kata dia, dua orang personel ini tidak terdeteksi, karena tidak perlu izin untuk mendaki gunung.

Kedua personel ini mendaki gunung pada saat lepas dinas atau mengambil waktu liburnya.

"Mungkin sedang lepas piket. Karena pada hari Minggu rata-rata lepas dinas. Bisa jadi naiknya pada Sabtu setelah lepas piket," katanya.

Irjen Pol Suharyono sudah bertemu dengan ibu dari anggotanya tersebut, dan orang tuanya menangis-nangis.

"Semoga Muhammad Iqbal segera bisa ditemukan, jika sudah meninggal dunia diharapkan jenazahnya dapat diidentifikasi," pungkasnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved