Temuan Kerangka Manusia di Blitar

Warga Sudah Duga Fitriani Sosok Kerangka Dicor, Curiga karena Ini, Kapolsek Tak Tega Beri Tahu Ayah

Rupanya sejak awal, warga sudah curiga bahwa kerangka yang dicor tersebut merupakan Fitriani. Begini kesaksian ketua RT.

Kolase Surya.co.id
Sejak awal warga sudah menduga kerangka manusia yang ditemukan di Blitar adalah Fitriani. 

SURYA.CO.ID - Kasus pembunuhan Fitriani (21), sosok jasad tinggal kerangka yang dicor di sebuah rumah di Blitar, terus didalami.

Dari awal, warga sekitar sudah menduga bahwa kerangka yang dicor tersebut adalah Fitriani yang merupakan suami dari tersangka, Suprio Handono.

Informasi dugaan identitas kerangka dicor adalah Fitriani tersebut disampaikan oleh ketua RT setempat.

Bukannya tanpa alasan, warga menduga kuat sosok kerangka itu adalah Fitriani lantaran tak melihat korban dalam jangka waktu yang lama.

Setidaknya, warga tidak melihat istri Supriono Handono sejak setahun ke belakang.

Adapun, Fitriani dibunuh oleh Suprio Handono pada dua tahun yang lalu.

Fitriani (kanan) dan lokase jasadnya dicor (kiri).
Fitriani (kanan) dan lokase jasadnya dicor (kiri). (kolase SURYA.co.id)

Jasadnya kemudian dicor di sebuah rumah yang pernah mereka tinggali yang berada di Desa Bacem, Ponggok, Kabupaten Blitar.

Kerangka tersebut ditemukan pada Selasa (21/11/2023) lalu. 

Diketahui, korban merupakan warga Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Pihak kepolisian pun mengaku kesulitan saat ingin memberi tahu berita duka tersebut ke ayah Fitriani.

Pasalnya, ayah korban tengah sakit stroke dan jantung.

Adapun, kerangka Fitriani ditemukan saat rumah direnovasi oleh pemilik yang baru.

Saat itu, para pekerja menemukan kerangkanya di dalam lubang yang dicor.

Sebelumnya, tersangka berpesan agar kamar tidak dibubka dengan dalih digunakan untuk menyimpan benda pusaka. 

Ketua RT setempat Sunaryo, dilansir Surya.co.id dari Kompas.com, bercerita sekitar dua tahun lalu, SH bersama istri menyewa tempat untuk membuka kafe di Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.

Baca juga: Kasus Suami Bunuh Istri Jasadnya Dicor di Blitar, Pria Diduga Selingkuhan Fitriani Diperiksa Polisi

Setelah membuka kafe, hubungan SH dan istrinya kurang harmonis. Istri SH pun jarang terlihat di rumah.

"Saya terakhir melihat istri SH sekitar dua tahun lalu, setelah itu jarang terlihat.

Setelah buka kafe, hubungan mereka kurang harmonis.

Kadang-kadang, istrinya masih ketemu anaknya tapi sembunyi-sembunyi," kata Sunaryo.

Curiga Sejak Awal

Sunaryo mengatakan bahwa sejak awal warga sekitar sudah menduga kerangka manusia yang ditemukan dalam rumah tersebut adalah Fitriani.

“Mungkin saja kerangka mayat itu adalah istri SH, Fitri. Karena warga juga sudah lebih dari setahun tidak melihat Fitri di rumah tersebut,” ujar Sunaryo ditemui di rumahnya, Selasa (21/11/2023) malam.

Sementara itu terungkap bahwa selama ini SH mengabarkan Fitriani telah kembali ke kampung halamannya di Konawe, Sulawesi Tenggara.

Karena itu, keluarga maupun masyarakat setempat tidak menaruh curiga tentang keberadaan korban.

Keluarga di Konawe tahu setelah diberitahu polisi Keluarga di Konawe baru mengetahui nasib tragis Fitriani setelah dikabari oleh polisi.

Kapolsek Konda, Konawe Selatan, Iptu Kartini SJ mengaku prihatin saat akan mengabarkan kondisi FItriani ke keluarganya.

Karena itu, Iptu Kartini mengurungkan niat untuk bertemu dengan bapak Fitriani yang menderita sakit stroke dan jantung.

"Berkaitan dengan keluarga korban, kami sangat prihatin dengan kondisi ortu (bapak) yang saat ini masih terpukul dengan kejadian yang menimpa anaknya," tuturnya dalam rilis yang diterima TribunnewsSultra.com pada Kamis (23/11/2023).

Baca juga: Posisi Fitriani saat Ditemukan Tinggal Kerangka, Ada Kaus Putih, Ternyata Dibunuh Suami 2 Tahun Lalu

Ia mengatakan baru bertemu dengan kakak korban saat berada di rumah Kepala Desa Lawoila.

Iptu Kartini pun mengaku tak tega memberikan kabar terkait kerangka manusia tersebut.

"Sehingga kami pun belum bisa bertemu dengan orang tua korban, kemarin kami hanya bertemu dengan kakak korban di rumah pak Kades Lawoila, karena kami tidak tega untuk memberikan kabar kepada ortu (bapak) korban yang sedang sakit stroke dan jantung," jelasnya.

Pihak keluarga pun juga menyerahkan proses penyidikan sepenuhnya ke pihak kepolisian.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved