Temuan Kerangka Manusia di Blitar

SOSOK Tersangka Pembunuh Fitriani yang Cor Jasad hingga Tinggal Kerangka di Blitar, Nikahi Anak-anak

Suprio Handono adalah pemilik awal rumah yang ditemukan kerangka manusia terkubur dengan kondisi dicor di atas lantai kamar.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Musahadah
kolase surya/samsul hadi/tribun sultra
Suprio Handono, ditetapkan sebagai tersangka kasus temuan kerangka manusia dicor di dalam kamar di Blitar. 

SURYA.CO.ID I BLITAR - Penyidik Polres Blitar Kota akhirnya menetapkan Suprio Handono alias SH (30) sebagai tersangka kasus temuan kerangka manusia yang terkubur di kamar rumah di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jumat (24/11/2023).

Suprio Handono adalah pemilik awal rumah yang ditemukan kerangka manusia terkubur dengan kondisi dicor di atas lantai kamar.

Sekitar dua bulan lalu, Suprio Handono menjual rumah warisan dari orang tuanya itu kepada Sugeng Riyadi, kakak iparnya.

Kerangka manusia yang terkubur di kamar ditemukan ketika proses renovasi rumah.

Sedang identitas kerangka manusia berjenis kelamin perempuan yang ditemukan terkubur di kamar rumah adalah Fitriani (21), yang tak lain istri Suprio Handono.

Baca juga: BREAKING NEWS Suami Fitriani yang Kerangkanya Dicor di Ponggok Blitar Ditetapkan Tersangka

"Setelah dilakukan serangkaian kegiatan penyelidikan dan penyidikan serta dilakukan gelar perkara oleh Satreskrim Polres Blitar Kota, telah terpenuhi dua alat bukti, ditetapkan kepada SH (pemilik rumah sebelumnya) sebagai tersangka pembunuhan istrinya sendiri Fitriani," kata Plt Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Samsul Anwar, Jumat (24/11/2023).

Samsul mengatakan, saat ini polisi sudah menahan SH. Polisi juga masih berkoordinasi dengan Jaksa Penuntut Umum (JPU).

"Nanti, untuk detailnya terkait kasus ini akan dirilis oleh Kapolres," ujarnya.

Berikut fakta-fakta Suprio Handono:

1. Nikahi siri korban belum cukup umur

Informasi yang diperoleh surya.co.id, Suprio Handono menikahi Fitriani secara siri lebih tujuh tahun silam.

Ketika menikah dengan Suprio Handono, usia Fitriani diperkirakan masih 14 tahun.

Dari hasil pernikahannya, mereka dikaruniai dua anak yang sekarang masih usia tujuh tahun dan empat tahun.

Selama menjadi suami istri, mereka tinggal di rumah milik Suprio Handono, yang merupakan warisan dari orang tua di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.

Tapi, hampir dua tahun ini, warga sudah tidak pernah melihat Fitriani di rumah Suprio Handono.

Padahal, dua anak Fitriani dirawat oleh kakak Suprio Handono yang rumahnya bersebelahan dengan rumah korban.

2. Sempat bisnis kafe

Ketua RT setempat Sunaryo saat ditemui di rumahnya, Selasa (21/11/2023) malam, menceritakan, sekitar dua tahun lalu, Suprio Handono bersama istri menyewa tempat untuk membuka kafe di Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.

Setelah membuka kafe, hubungan Handono dan istrinya kurang harmonis.

Istri Handono jarang terlihat di rumah.

"Saya terakhir melihat istri Handono sekitar dua tahun lalu, setelah itu jarang terlihat. Setelah buka kafe, hubungan mereka kurang harmonis. Kadang-kadang, istrinya masih ketemu anaknya tapi sembunyi-sembunyi," kata Sunaryo.

Sunaryo mengatakan bahwa sejak awal warga sekitar menduga kerangka manusia yang ditemukan di rumah itu adalah Fitriani

“Mungkin saja kerangka mayat itu adalah istri SH, Fitri. Karena warga juga sudah lebih dari setahun tidak melihat Fitri di rumah tersebut,” ujar Sunaryo ditemui di rumahnya, Selasa (21/11/2023) malam.

Sementara itu dikutip dari TVOne terungkap jika selama ini suami korban, Suprio Handono mengabarkan kalau Fitri telah kembali ke kampung halamannya di Sulawesi Tenggara. 

Karena itu lah keluarga maupun masyarakat setempat tidak menaruh curiga tentang keberadaan korban. 

3. Tak kabarkan kematian FItriani ke keluarga di Konawe

Fitriani diperkirakan dibunuh dan jasadnya dimasukkan lubang di dalam kamar, lalu dicor lebih dari setahun silam.

Hal ini sesuai dengan pengakuan warga yang tidak mengetahui keberadaan Fitriani setahun terakhir, serta hasil autopsi polisi.

Selama itu pula, Suprio Handono tidak mengabarkan kondisi Fitriani ke keluarganya di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Keluarga baru mengetahui nasib tragis FItriani setelah dikabarkan polisi.

Kapolsek Konda, Konawe Selatan, Iptu Kartini SJ mengaku prihatin saat akan mengabarkan kondisi FItriani ke keluarganya.

Karena itu, Iptu Kartini mengurungkan niat untuk bertemu dengan bapak Fitriani yang menderita sakit stroke dan jantung.

"Berkaitan dengan keluarga korban, kami sangat prihatin dengan kondisi ortu (bapak) yang saat ini masih terpukul dengan kejadian yang menimpa anaknya," tuturnya dalam rilis yang diterima TribunnewsSultra.com pada Kamis (23/11/2023).

Sehingga, kata Iptu Kartini SJ pihaknya belum sempat menemui orangtua korban.

Ia menyebut baru bisa bertemu dengan kakak korban saat berada di rumah Kepala Desa Lawoila.

Iptu Kartini SJ tak tega memberikan kabar memilukan terkait kerangka manusia tersebut.

"Sehingga kami pun belum bisa bertemu dengan orang tua korban, kemarin kami hanya bertemu dengan kakak korban di rumah pak Kades Lawoila, karena kami tidak tega untuk memberikan kabar kepada ortu (bapak) korban yang sedang sakit stroke dan jantung," jelasnya.

Pihak keluarga pun juga menyerahkan proses penyidikan sepenuhnya ke pihak kepolisian.

4. Kejahatannya terbongkar

Kapolres Blitar Kota, AKBP Danang Setiyo PS mengungkap fakta-fakta temuan kerangka manusia di rumah warga Blitar.
Kapolres Blitar Kota, AKBP Danang Setiyo PS mengungkap fakta-fakta temuan kerangka manusia di rumah warga Blitar. (kolase surya/samsul hadi)

Sebelumnya, warga Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar digegerkan penemuan kerangka manusia yang terkubur di kamar sebuah rumah, Selasa (21/11/2023).

Temuan tersebut berawal dari pemilik, Sugeng Riyadi, yang hendak merenovasi rumah yang baru dibeli dua bulan lalu.

Sugeng membeli rumah tersebut dari Suprio Handono yang merupakan adik ipar.

Istri Sugeng, Domiratul Qusnah adalah kakak kandung dari Suprio Handono.

Dari sejumlah kamar yang ada di rumah itu, lanjutnya, terdapat satu kamar dengan pintu terkunci.

Saat pintu dibuka paksa, terdapat satu bagian lantai dengan cor yang berbeda dengan bagian lantai yang lain.

Curiga dengan kondisi itu, kata Danang, Sugeng meminta pekerja untuk membongkar bagian dari lantai kamar tersebut dan menemukan tengkorak serta tulang belulang manusia.

“Kedalaman lubang antara 1 hingga 1,5 meter,” ujarnya.

Selanjutnya, Polres Blitar Kota dan Polsek Ponggok datang ke lokasi untuk melakukan olah TKP.

Polres Blitar Kota juga menghubungi Tim Forensik RS Bhayangkara Kediri dan Labfor Polda Jatim.

Tim Forensik RS Bhayangkara Kediri dan Labfor Polda Jatim mengambil beberapa sampel kerangka dan bercak darah untuk diperiksa.

"Kami belum bisa menjelaskan peristiwa ini apa? Kami masih melakukan penyelidikan, tim sudah bekerja, berbagai kemungkinan masih bisa terjadi. Nanti perkembangan akan kami sampaikan," kata Kapolres Blitar Kota, AKBP Danang Setiyo PS. 

"Yang jelas ini (kematiannya) tidak wajar, karena ditemukan dalam lubang yang dicor. Untuk itu, kami lakukan penyelidikan lebih dalam lagi, untuk mempersempit berbagai kemungkinan," lanjutnya.

Dikatakannya, dari hasil forensik, kondisi kerangka mulai dikubur sampai ditemukan kurang lebih sudah selama satu sampai satu setengah tahun.

"Kerangka terkubur kedalaman sekitar satu sampai satu setengah meter. Posisinya meringkuk. Kami juga menemukan perhiasan dan kain diduga milik korban dalam satu lubang," ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan Danang, polisi juga sedang mengecek pemilik awal rumah tersebut.

"Rumah ini, keterangan awal dibeli dua bulan lalu, kondisi rumah kosong mau direnovasi. Pemilik rumah awal yang sama lagi dicek, mudah mudahan segera terungkap," ujarnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul Kondisi Keluarga di Konawe Selatan Usai Tahu Sosok Kerangka Manusia yang Dicor di Blitar Ternyata F

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved