Berita Viral

Sosok Sukarti Nenek 60 Tahun yang Tinggal di Bawah Jembatan Kota Semarang, Buka Warung untuk Hidup

Inilah sosok Sukarti, nenek berusia 60 tahun yang hidup sendiri di bawah kolong jembatan Kota Semarang.

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Adrianus Adhi
Kolase kompas.com
Nenek Sukarti hidup seorang diri di bawah jembatan Kota Semarang. Demi melanjutkan hidup, Sukarti membuka warung kecil. 

SURYA.CO.ID - Inilah sosok Sukarti, nenek berusia 60 tahun yang hidup sendiri di bawah kolong jembatan Kota Semarang.

Baru-baru ini Sukarti menjadi perbincangan hangat setelah kisah hidupnya viral.

Dia tidur dan berjualan di bawah jembatan Jalan Soekarno-Hatta Kota Semarang.

Sehari-hari, Sukarti hanya mengandalkan warung yang dia buka untuk bertahan hidup.

Beberapa kali, Sukarti juga pernah mendapat hinaan miskin karena kondisi hidupnya.

Namun, dia tidak mempermasalahkan hal itu asal dia hidup tidak dengan mencuri.

Melansir Tribun Jabar, sehari-harinya ia berjualan angkringan demi bertahan hidup di Kota Semarang.

Ia hanya menjual beberapa jenis minuman seperti jahe, teh, ataupun kopi, gorengan dan makanan ringan lainnya.

Sukarti berharap ada saja masyarakat yang ingin membeli dagangannya.

Bahkan, ia rela dihina miskin lantaran sehari-hari tinggal di tempat yang tidak layak huni.

Namun yang penting baginya adalah sehat menjalani hidup dan tidak mencuri.

"Kalau jualan ini tidak mesti dapatnya, sehari kadang ramai kadang sepi, paling bisa dapat Rp 50.000, kadang Rp 80.000," tutur Sukarti, dikutip dari Kompas.com.

Sukarti mengatakan dirinya bersama keluarga hidup tanpa listrik.

Selain tidak ada listrik, tempat tinggalnya pun tidak dialiri dengan air bersih.

Meski begitu, Sukarti tidak mempunyai pilihan lain selain bertahan di tempat tersebut.

Ada dipan kayu di 'rumah' Sukarti. Di samping dipan itu terdapat lemari kayu dengan baju dan celana yang menggantung.

Selain itu, ada juga beberapa drum berisi air, peralatan dapur, dua kasur atau satu tangga untuk naik ke kolong jembatan, serta gerobak angkringan.

Terlihat juga ada sejumlah anjing kecil di sekitar angkringan milik Suharti.

Wanita asal Kudus, Jawa Tengah itu tinggal bersama suami, anak dan menantunya.

Selain itu, dua cucunya pun ikut tinggal bersamanya.

Tak hanya sebentar, keluarga Sukarti sudah tinggal di kolong jembatan selama 40 tahun.

Meski tak punya atap dan dinding yang melindungi, dirinya menyebut, kolong jembatan dengan segala keterbatasannya itu sudah dia sebut sebagai 'rumah'.

"Saya diejek miskin tidak apa-apa, saya di sini kan cari makan, jualan.

Yang penting sehat, tidak mencuri," kata Sukarti dikutip.

Sukarti mengatakan, 'rumah' yang dia tinggali itu tidak tersambung dengan aliran listrik.

Sehingga, saat malam hari dirinya harus menghidupkan aki untuk mendapatkan cahaya lampu.

Lantas, untuk kebutuhan air bersih seperti mandi, memasak dan mencuci pakaian, biasanya membeli air yang ditampung di beberapa drum besar.

"Ya kalau tidur juga di sini," ucap dia.

Sukarti mengatakan, sebelum tinggal di kolong jembatan, dirinya dan sembilan saudaranya pernah memiliki rumah di Jalan Tambak Dalam.

Bahkan, dirinya juga pernah bekerja menjadi buruh pabrik.

Seiring berjalannya waktu, kedua orangtuanya menua dan meninggal dunia.

Dirinya pun mendapatkan warisan berumah rumah tersebut.

Namun, dalam pembagian warisan itu, Sukarti mendapatkan uang Rp 15 juta.

"Saudara-saudara saya itu mampu-mampu, yang tidak mampu cuma saya.

Kalau nengok ke sini, kadang pada malu, nangis karena melihat nasib kakaknya," ucap Sukarti.

Meski bertahan di tengah keterbatasan, Sukarti tak henti mengucap syukur lantaran masih bisa menjalankan aktivitas dengan keadaan sehat.

"Saya miskin tidak apa-apa, yang penting sehat," pungkas dia.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved