Grahadi

Pemprov Jatim

Desa Devisa di Era Gubernur Khofifah Terbanyak Nasional, DPRD Jatim Akui Dongkrak Ekonomi Lokal

Dengan tumbuhnya Desa Devisa dan Desa Pendulum Devisa di Jatim, Gubernur Khofifah optimis kinerja ekspor Jatim akan terus tumbuh dari tahun ke tahun.

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Cak Sur
Istimewa
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membuka Gebyar Ekspor Jatim Berdaya (GEJB) Tahun 2023, yang merupakan ajang promosi produk ekspor Jatim, di Graha Samudra Bumimoro Surabaya, Rabu (22/11/2023). 

Khofifah memberi contoh, Batik Gedog asal Tuban yang merupakan batik tertua di Indonesia dan dibuat dari 100 persen katun asli yang mereka tanam. Menurutnya, motif batik ini penuh filosofi dan tidak bisa hanya dipakai, melainkan juga harus dipamerkan.

Dengan tumbuhnya Desa Devisa dan Desa Pendulum Devisa di Jatim, Gubernur Khofifah optimis kinerja ekspor Jatim akan terus tumbuh dari tahun ke tahun. Terutama, karena Jatim berkontribusi signifikan terhadap kinerja ekspor nasional dengan jumlah 8,43 persen pada Januari-September 2023.

"Dan Jatim berada pada urutan ketiga sebagai provinsi dengan kontribusi terbesar terhadap capaian kinerja ekspor nasional," tegasnya.

Khofifah melanjutkan, Jatim saat ini memiliki tujuan ekspor utama di antaranya Amerika Serikat, Jepang dan China. Komoditi utama ekspor Jawa Timur pada September 2023, diantaranya adalah perhiasan, lemak dan minyak hewan/nabati, kayu dan produk kreasi kayu, ikan, krustasea dan moluska, bahan kimia organik, dan tembaga.

"Komitmen kami bersama, adalah terus meningkatkan kualitas dan kuantitas produk lokal kita, sehingga bisa terus memperluas market di pasar global," pungkasnya.

Anggota Komisi B DPRD Jatim, Noer Soetjipto.
Anggota Komisi B DPRD Jatim, Noer Soetjipto. (Istimewa)

Sementara itu, anggota Komisi B DPRD Jatim Noer Soetjipto menilai, program Desa Devisa dan Desa Pendulum Devisa yang digagas Gubernur Jatim merupakan sebagai upaya Pemprov Jatim untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat setempat.

“Di Era Ibu Gubernur Khofifah ini, Desa Devisa merangsang sejumlah daerah untuk terus mengembangkan potensinya, agar para pelaku UMKM di setiap desa mampu untuk menjadikan produknya sebagai kualitas ekspor dan penghasil devisa,” jelas politisi Gerindra ini, Kamis (23/11/2023).

Menurut Noer Soetjipto, tidak semua daerah bisa menjadi daerah devisa, mengingat harus memenuhi beberapa persyaratan yang harus dilalui.

Penetapan Desa Devisa, lanjutnya, berdasarkan parameter kajian yang disusun oleh IPB. Aspek kajiannya, meliputi keunikan produk, potensi pasar, spesifikasi dan kualitas produk, proses produksi, kapabilitas finansial, potensi desa, manajemen bisnis dan infrastruktur.

"Bentuk pendampingan Desa Devisa oleh Pemprov Jatim, mampu menjadi motor bagi penyediaan sarana produksi dalam rangka peningkatan kapasitas sehingga siap ekspor secara mandiri," jelas Wakil Rakyat Dapil Pacitan, Trenggalek, Magetan, Ngawi dan Ponorogo ini.

Noer Soetjipto lalu mencontohkan Desa Devisa di Pacitan, sebagai penghasil gula aren dan jahe yang produksinya berhasil menembus pasar ekspor.

Di sana, sambungnya, gula aren dan jahe gajah dari Desa Punjung, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, tengah berupaya membidik pasar ekspor.

Terkait hal tersebut, desa penghasil gula aren dan jahe gajah di Kabupaten Pacitan, mendapatkan pendampingan sebagai Desa Devisa.

Menurutnya, program pelatihan yang terintegrasi ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan para petani baik dari aspek produksi, manajemen maupun tata cara ekspor.

Dengan begitu, diharapkan dapat meningkat kapasitas produksi maupun kualitas komoditasnya, sehingga mampu meningkatkan daya saing produk di pasar global.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved