Pembunuhan di Blitar

Cemburu Buta Buat Kakek 73 Tahun di Blitar Tega Habisi Istri, Sekarat Dibuang ke Sungai karena Ini

Gara-gara cemburu buta, STS (73), kakek asal Dusun Talok, Desa Pojok, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur gelap mata habisi istri.

Editor: Musahadah
kolase surya/samsul hadi
STS, kakek di Blitar yang tega menghabisi sang istri gara-gara cemburu buta. 

"Pelaku memukul korban dua kali di bagian kepala. Pakai linggis," katanya. 

Dikatakannya, pelaku dan korban sempat cek-cok. Lalu, pelaku gelap mata dan terjadi peristiwa pembunuhan.

"Setelah melaksanakan ibadah, pelaku gelap mata dan terjadilah pembunuhan terhadap korban. Pelaku sempat cek-cok dengan korban," ujarnya. 

"Pelaku kami jerat pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara," lanjutnya. 

Siapa sebenarnya Sri Juanah?

Rumah korban di Dusun Talok, Desa Pojok, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar dipasang garis polisi, Senin (6/11/2023).
Rumah korban di Dusun Talok, Desa Pojok, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar dipasang garis polisi, Senin (6/11/2023). (surya.co.id/samsul hadi)

Menurut Punjung, Sri Juanah tinggal di rumah tersebut berdua bersama suaminya.

Korban memiliki tiga anak, tapi ketiganya sudah tinggal sendiri-sendiri bersama keluarganya.

Ketua RT 1 RW 3 Dusun Talok, Desa Pojok, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Wardoyo mengatakan saat korban ditemukan meninggal dunia di sungai, suami korban tidak ada di rumah.

"Saat korban ditemukan di sungai, suaminya tidak ada. Tidak tahu ke mana. Pintu rumah terbuka dan lampu belum dimatikan," katanya.

Dijelaskan Wardoyo, tiga anak korban sudah berkeluarga dan tinggal terpisah dengan orang tuanya. Satu anak korban tinggal di Tulungagung, satu lagi di Jatinom Kabupaten Blitar dan satu lagi di Desa Papungan, Kabupaten Blitar.

"Anak laki-laki korban yang tinggal di Dusun Salam (Desa Papungan) yang tiap hari ke sini (rumah Sri). Kadang korban juga tidur di rumah anak laki-lakinya," kata Wardoyo.

Dikatakan Wardoyo, korban membuka toko kelontong di rumah, sedang suaminya bertani.

"Korban memang asli warga Dusun Talok, kalau suaminya berasal dari Bendogerit (Kota Blitar)," ujarnya.

Menurut Wardoyo, tetangga tidak mendengar suara keributan dari rumah korban sebelum jasad korban ditemukan meninggal dunia di sungai.

"Tetangga tidak ada yang mendengar keributan dari rumah korban," katanya.

"Suami korban memang agak pendiam, terus info dari tetangga (suaminya) agak cemburuan. Korban sering cerita ke tetangga, kalau suaminya cemburuan," lanjutnya.

 

Sumber: Nakita
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved