Menantu Dibunuh Mertua di Pasuruan

Fakta Lengkap Menantu Dibunuh Mertua di Pasuruan: Sempat Video Call Ibu, Ini Ucapan Terakhirnya

Terungkap fakta-fakta mertua, Khoiri atau Satir (53), yang membunuh menantu, Fitria Almuniroh Hafidloh Diana (23), yang hamil 7 bulan di Pasuruan

|
Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
KOLASE SURYA Luhur Pambudi/Galih Lintartika
Ibu korban, Nurul Afini (49) (kiri) Khoiri atau Satir (53) mertua yang diduga kuat membunuh menantunya yang sedang hamil 7 bulan di Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Selasa (31/10/2023) (kanan) 

SURYA.CO.ID - Terungkap sederet fakta kasus mertua, Khoiri atau Satir (53), yang membunuh menantu, Fitria Almuniroh Hafidloh Diana (23), yang hamil 7 bulan di Pasuruan, Jawa Timur. 

Salah satu fakta yang terungkap, adalah ucapan terakhir korban kepada ibunya melalui aplikasi perpesanan Whatsapp (WA). 

Hal tersebut disampaikan langsung oleh ibu Fitria,  Nurul Afini.

Berikut fakta-fakta selengkapnya.

Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Dampak Kejahatan Korporasi, 4 Pegawai Farmasi di Kota Kediri Seharusnya Bebas

Sempat Video Call

Nurul Afini mengaku sempat berkomunikasi dengan Fitria melalui sambungan telepon video (video call), beberapa jam sebelum tewas sekira pukul 13.00 WIB. 

Keduanya berbincang santai seputar menanyakan kabar keseharian, disertai senda gurau hangat seperti biasanya, selama dua jam. 

Anak Tak Sadarkan Diri

Sekitar empat jam kemudian, Nurul Afiani mendengar kabar bahwa putrinya tak sadarkan diri hingga dibawa ke Puskesmas Purwodadi sekitar pukul 17.30 WIB.

Ledakan emosi Nurul Afini makin membuncah setibanya di puskesmas tersebut sekitar pukul 21.00 WIB.

Dia mendapati anaknya sudah tak bernyawa dengan berbagai kejanggalan.

Kejanggalan yang diketahuinya seperti luka robek pada leher sisi kanan, dan kondisi memar pada bagian bawah perut anaknya yang membuncit karena hamil 7 bulan.

"Aku tatak (berusaha kuat) di puskesmas. Di sana aku lihat anakku kok pegang perutnya. Posisi pegang perut, sininya (leher sisi kanan) menganga. Cuma wajahnya senyum. Ya Allah nak, intinya saya mau keadilan," ujar Nurul Afini.

Nurul Afini mengaku sempat tak menerima kematian sang anak yang demikian nahas.

Namun, dia berupaya tetap tegar dengan memaknai semua ini sebagai suratan takdir dari Sang Ilahi, ia perlahan-lahan mulai merelakan kematian sang anak meskipun berat dan menyesakkan dada.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved