Berita Gresik

Hasilkan Green Surfactant, Petrokimia Gresik Bantu Produksi Minyak Bumi di Papua

Petrokimia Gresik, saat ini memiliki dua Pabrik Asam Sulfat dengan kapasitas total 1.170.000 ton per tahun.

Penulis: Sugiyono | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa Petrokimia Gresik
Pabrik Green Surfactant Petrokimia Gresik, Jumat (27/10/2023). 

SURYA.CO.ID, GRESIK – Petrokimia Gresik mendukung optimalisasi produksi minyak bumi dalam negeri dengan berkontribusi pada proyek injeksi Huff and Puff di Lapangan Walio, Kabupaten Sorong, Papua Barat. Hal itu dilakukan dengan menggunakan Green Surfactant.

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan, Petrokimia Gresik merupakan satu-satunya industri dalam negeri yang mampu menghasilkan Green Surfactant.

Petrokimia Gresik, saat ini memiliki dua Pabrik Asam Sulfat dengan kapasitas total 1.170.000 ton per tahun.

Salah satu produk intermediate dari pabrik tersebut adalah gas SO3 yang merupakan bahan baku Green Surfactant dengan jumlah yang melimpah dan kualitas yang stabil.

Pabrik Green Surfactant Petrokimia Gresik yang berdiri sejak 2020, ini memiliki kapasitas produksi sebesar 600 kL pertahun.

Saat ini, pabrik tersebut telah melakukan banyak sekali improvement, sehingga produk Green Surfactant yang hasilkan jauh lebih stabil dan telah memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam Improved Oil Recovery/ Enhanced Oil Recovery ( IOR/EOR) atau sesuai dengan permintaan pasar.

“Ke depan, diproyeksikan pada tahun 2026 kapasitas produksi pabrik Green Surfactant Petrokimia Gresik dapat mencapai 5500kL pertahun,” kata Dwi Satriyo, melalui rilis Humas Petrokimia Gresik, Jumat (27/10/2023).

Lebih lanjut Dwi Satriyo menambahkan, bahwa, proyek Huff & Puff di Lapangan Walio dengan skema No Cure No Pay dimulai November 2023. Petrokimia Gresik berkolaborasi bersama beberapa pihak, dimana Petrokimia Gresik bertugas menyuplai Green Surfactant sebanyak 36.000 liter.

Selanjutnya Green Surfactant tersebut diformulasikan dan diinjeksikan di lapangan oleh PT Enerproco Global Indonesia.

"Green Surfactant sebelum mengikuti proyek ini telah melewati beberapa tahapan uji coba yang dipersyaratkan, yaitu IFT 10-3 dan Windsor type III pada uji phase behavior serta dalam uji imbibisi, Green Surfactant mampu menghasilkan nilai recovery yang cukup menjanjikan,” katanya.

Menurut Dwi Satriyo, Green Surfactant produksi Petrokimia Gresik ini merupakan satu-satunya produk surfaktan ramah lingkungan yang dihasilkan di dalam negeri untuk mengoptimalkan eksplorasi minyak bumi dengan metode IOR dan EOR.

“Pada proses Huff and Puff kali ini, Green Surfactant diformulasi dengan chemical lain dan diinjeksikan pada sumur minyak, lalu didiamkan (soaking) beberapa waktu. Dalam beberapa waktu kemudian diproduksikan kembali pada sumur tersebut. Proses injeksi ini dapat memisahkan minyak bumi yang masih menempel pada bebatuan, sehingga meningkatkan perolehan minyak bumi,” katanya.

Sementara, SEVP Operasi Petrokimia Gresik, I Ketut Rusnaya, usai memberangkatkan suplai Green Surfactant mengatakan, produk Green Surfactant tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas sumur minyak bumi, tetapi juga mampu mengeluarkan minyak mentah dari lapangan atau sumur minyak tua yang sudah tidak berproduksi lagi.

“Pengeboran minyak suatu saat akan turun produktivitasnya, meskipun cadangan yang ada di dalam sumur masih banyak. Ini terjadi karena minyak terjebak pada bebatuan atau lainnya. Dengan menggunakan Green Surfactant akan ada peningkatan produksi minyak yang awalnya tertinggal, karena susah terproduksikan sekarang bisa dioptimalisasi. Huff and Puff Green Surfactant di Lapangan Walio nantinya diharapkan berlanjut menjadi pilot project EOR yang dapat menunjukkan kualitas dari produk kami,” kata Ketut Rusnaya.

Lebih lanjut Ketut mengungkapkan Green Surfactant memiliki potensi pasar yang besar, mengingat harganya lebih kompetitif dan lebih ramah lingkungan. Di sisi lain, sumur migas di Indonesia juga sangat banyak.

“Kerja sama ini menjadi salah satu wujud dan peran bersama dalam membangun kemandirian bangsa, serta dalam rangka mengurangi ketergantungan impor bahan baku dan bahan penolong, seperti Surfaktan,” katanya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved