Berita Gresik
BRUIN Gresik Ungkap Pencemaran Plastik di Kali Brantas, Tuntut Produsen Berperan Dalam Pengolahan
kegiatan menyusuri Kali Surabaya untuk inventarisasi jenis-jenis sampah plastik, juga melakukan inventarisasi sumber pencemaran.
Penulis: Sugiyono | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, GRESIK – Masih rendahnya kesadaran masyarakat atas kebersihan sungai, membuat wajah sungai di Jatim menyedihkan. Itu diketahui dari hasil jelajah Kali Brantas oleh peneliti dari Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) asal Wringinanom - Gresik, Senin (23/10/2023).
Penelusuran Kali Brantas mulai Warugunung sampai Gunungsari Kota Surabaya itu untuk mengetahui kondisi sampah plastik yang dapat mencemari lingkungan.
Koordinator Program dan Litigasi BRUIN, Muhammad Kholid Basyaiban mengatakan, kegiatan menyusuri Kali Surabaya untuk inventarisasi jenis-jenis sampah plastik, juga melakukan inventarisasi sumber pencemaran.
Dari penyusuran sungai tersebut, ditemukan beberapa fakta dugaan pencemaran sampah plastik, di antaranya sampah plastik jenis sedotan dan tas kresek sekitar 22 persen, ditemukan paling banyak mengambang di atas sungai maupun di tepi sungai.
Kemudian, sampah jenis sachet 41 persen. Dalam kegiatan sensus sampah plastik, tim BRUIN berhasil mengumpulkan contoh-contoh sampah berjumlah 1000 biji, dari kegiatan susur sungai dan sensus sampah selama 2 hari.
“Kemasan yang paling banyak ditemukan dalam kegiatan sensus sampah plastik yaitu kemasan yang sulit terurai. Di antaranya produk deterjen, mie, teh dalam gelas, snack, dengan produk temuan teh botol, air mineral kemasan, kemasan biskuit, Ada juga kemasan pasta gigi, kecap dan sabun mandi serta sachet dan bungkus bumbu masak," jelas Kholid, Senin (23/10/2023).
Dari banyaknya temuan sampah plastik tersebut, BRUIN akan menuntut produsen agar ikut bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan.
“Produsen yang sampah packagingnya ditemukan di Kali Surabaya, harus ikut bertanggung jawab untuk mengelola sampah. Hal itu tertuang dalam Undang-undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 Tahun 2008, bahwa setiap produsen yang menghasilkan sampah bungkus yang tidak bisa diolah secara alami, harus ikut mengolah sampah, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan,” katanya.
Lebih lanjut Kholid meminta kepada Perum Jasa Tirta dan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS Brantas) untuk berkoordinasi dengan Pemkab Gresik, Sidoarjo dan Pemkot Surabaya. Hal itu untuk menyediakan layanan sampah, agar warga tidak membuang sampah ke Kali Surabaya.
Selain itu, BRUIN mendorong produsen penghasil sampah plastik untuk menyediakan tempat sampah dan mengolah sampah sachetnya. “Kita meminta produsen meredsign bungkus dan beralih pada sistem refill, sehingga mengurangi bungkus sachet yang berpotensi mencemari lingkungan,” jelasnya.
Menurut Kholid, dalam kegiatan sensus sampah plastik sachet, Tim BRUIN menyusuri sungai menggunakan perahu kano sambil melakukan sensus sampah plastik di atas badan air.
“Metode yang digunakan oleh tim BRUIN yaitu dengan penangkapan menggunakan jaring, untuk menangkap sampah plastik yang mengapung di air kali Surabaya. Tim juga menggunakan metode pencatatan pada transek yang telah dibuat, yang berguna memudahkan kegiatan brand audit dalam sensus sampah plastik pada lokasi timbulan sampah di bantaran Kali Surabaya,” katanya. *****
Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN)
BRUIN temukan banyak sampah plastik di Kali Branta
puluhan jenis sampah plastik di Sungai Surabaya
produk kemasan plastik di sungai
Sehari Ditangkap Langsung Disidang, 2 Penjaga Warkop di Gresik Didenda Rp 300 Ribu Akibat Jual Miras |
![]() |
---|
Jurus Lempar Batu Melukai Mata 2 Orang, 2 Oknum Pesilat di Gresik Dikirim ke Penjara |
![]() |
---|
Gelar Gebyar Disabilitas di Gresik, Gus Yani Apresiasi Bantuan Mobil Antar-Jemput dari Bank Jatim |
![]() |
---|
Penggerebekan Rumah di Menganti Gresik, Polisi Amankan Ratusan Botol Miras |
![]() |
---|
Razia Kafe di Utara Gresik, Puluhan Botol Miras Berhasil Disita |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.