Berita Jember

Bak Perawan Dalam Sunyi, Keindahan Pantai Klakah di Jember Tunggu Sentuhan Sebagai Destinasi Impian

Menurutnya, Pantai Klakah merupakan pertemuan arus ombak dari Pantai Cangaan, Payangan dan juga Samudra Hindia.

Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Deddy Humana
surya/imam nawawi
Mahasiswa Universitas Jember membersihkan sampah di Pantai Klakah. 

SURYA.CO.ID, JEMBER - Destinasi wisata di kawasan pesisir Selatan Jember masih cukup luas untuk dieksplore. Selain Pantai Payangan, Watu Ulo atau Tanjung Papuma dan Teluk Love yang sudah dikenal luas, Jember juga memiliki potensi keindahan bahari yang menjanjikan, yaitu Pantai Klakah.

Dibandingkan beberapa tujuan wisata pantai tadi, Pantai Klakah ini seperti gadis manis yang masih dipingit. Apalagi lokasinya agak terpencil di wilayah Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, membuatnua nyaris jarang dikunjungi orang.

Salah satu penyebabnya adalah sarana akomodasi untuk menempuh medan sulit ke pantai ini. Untuk mencapai Pantai Klakah, kita harus naik perahu nelayan Payangan dari arah Barat. Perahu berangkat melewati Teluk Love, yang merupakan pertemuan arus dari tiga arah.

Sementara jika ditempuh dari arah Timur, para pengunjung harus melalui Pantai Cangaan dengan mengendarai sepeda motor dengan kondisi jalan tergolong terjal.

Kalau mengamati situasi pantai tersebut, semuanya menjanjikan untuk didatangi dan menjadi tujuan wisata. Rasa penasaran pada potensi Pantai Klakah itu memantik para mahasiswa Universitas Jember (Unej) untuk mencoba menghidupkannya, untuk dijadikan destinasi pariwisata impian baru di Jember Selatan.

Pantauan di lapangan, Pantai Klakah memang indah dan banyak sekali tanaman mangrovenya yang rimbun. Sementara kalau pagi hari, pengunjung bisa menyaksikan sunrise yang muncul dari arah Timur.

Dari arah pantai, pengunjung bisa melihat bebatuan karang tinggi menjulang seperti membentengi daratan dari gempuran ombak laut Selatan. Pemandangan kontras itu justru menyajikan eksotisme yang menggetarkan.

Tetapi karena jarang ada pengunjung, pantai itu lebih banyak dimanfaatkan oleh para pemancing. Karena lokasinya tergolong sunyi dan cocok untuk para pehobi memancing.

Suyitno, Ketua Kelompok Nelayan Ikan Lumba-Lumba Pantai Payangan mengatakan, sebenarnya Pantai Klakah bagus untuk destinasi wisata. Tetapi memang belum banyak orang yang tahu.

"Kalau potensinya lebih bagus, ketimbang pantai lainnya sebenarnya, tetapi memang ada yang tahu, dan banyak pula yang tidak tahu," kata Suyitno, Senin (16/10/2023).

Menurutnya, Pantai Klakah merupakan pertemuan arus ombak dari Pantai Cangaan, Payangan dan juga Samudra Hindia. "Dan di sini juga tempat sandaran kapal milik nelayan, jadi bagus view-nya, khususnya bagi pecinta fotografi," kata Suyitno.

Suyitno mengaku, telah mengajukan bantuan kepada Pemerintah Desa Sumberejo agar Pantai Klakah bisa dibenahi menjadi tujuan wisata mangrove, agar berbeda dari pariwisata lain. "Dan target kami ini, ada sebanyak 60 ribu mangrove ditanam. Sekarang masih 49 ribu mangrove yang telah kami tanam," jelasnya.

Ketua Panitia Pelaksana, PPK Ormawa FKM Unej, Jihan Darmaningtyas, mengatakan, pengembangan pantai terpencil dengan ornamen mangrove ini, bisa menjadi cikal bakal pengembangan pariwisata yang ramah lingkungan.

"Karena mangrove merupakan vegetasi lokal yang kaya akan manfaat. Bukan hanya indah secara mata, tetapi juga menjadi tanaman obat," kata Jihan.

Sebatas informasi, pengunjung yang memasuki Pantai Klakah tidak dikenai tiket masuk karena kawasan itu memang masih terbuka untuk umum. Hanya, kalau berangkat menggunakan kapal nelayan harus membayar antara Rp 10.000 hingga Rp 15.000 , untuk penyeberangan lewat jalur laut. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved