Penyekapan Bocah di Malang

TABIAT JANGGAL Ayah dan Ibu Tiri yang Sekap dan Aniaya Bocah 7 Tahun di Malang, Nyaris Diusir Warga

Terungkap tabiat ayah dan ibu tiri yang tega menyekap dan menganiaya anaknya yang berusia 7 tahun berinisial D di dalam rumah di Kecamatan Kedungkanda

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Musahadah
surya/surya/kukuh kurniawan/istimewa
Kondisi rumah satu keluarga yang menyekap dan menganiaya anaknya yang berusia 7 tahun di Kota Malang. 

SURYA.CO.ID I MALANG - Terungkap tabiat ayah dan ibu tiri yang tega menyekap dan menganiaya anaknya yang berusia 7 tahun berinisial D di dalam rumah di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. 

Akibat penganiayaan itu, bocah 7 tahun ini mengalami luka parah di sekujur tubuhnya serta ada retakan di tulang rusuk, tangan, kaki hingga kepalnya. 

Penganiayaan itu selai dilakukan ayah kandung dan ibu tirinya, juga dilakukan keluarga lainnya.

Beruntung saat disekap di kamar kecil berukuran 1,5 meter x 1,5 meter, bocah berperawakan kurus itu bisa melarikan diri dan meminta tolong tetangganya.

D akhirnya dievakuasi ke Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang untuk mendapat perawatan medis.

Baca juga: KRONOLOGI Bocah 7 Tahun Disekap dan Dianiaya di Malang: Tangan Dimasukkan Air Mendidih, Sundut Rokok

Sementera ayah, ibu tiri dan anggota lainnya ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Polresta Malang Kota.

Mereka adalah JA (37) ayah kandung korban, EN (42) ibu tiri korban, PA (21) kakak tiri korban, MS (65) nenek tiri korban, dan SM (43) paman tiri korban.

Tabiat para tersangka, terutama ayah dan tiri korban diungkap M (32) tetangga sekitar.

Dikatakan, para tersangka dikenal tertutup dan tidak mau diatur.

"Kepribadian para terduga pelaku itu tertutup, khususnya ayah kandung korban. Diajak kerja bakti sama warga, mereka tidak mau dan memilih menutup diri. Selain tertutup, juga tidak mau diatur," ujarnya kepada TribunJatim.com, Kamis (12/10/2023).

Perilaku ini menimbulkan keresahan di lingkungan warga.

Diakui M, sebenarnya warga telah sepakat akan mengusir ayah kandung korban berinisial JA dari lingkungan tersebut. 

"Pernah, ayah kandung korban itu menyetel speaker dengan suara keras saat malam hari. Saat ditegur, malah marah-marah dan tidak terima," jelasnya. 

M mengungkap pekerjaan ayah kandung korban merupakan pedagang asongan.

"Setahu saya, ibu tiri korban ini tidak bekerja. Kalau yang ayah kandung korban ini, merupakan pedagang asongan dan berjualan kacang di lampu merah maupun saat ada keramaian," pungkasnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved